From Research University Towards Entrepreneurial University

From Research University Towards Entrepreneurial University

Yang terhormat:
  • Pimpinan dan Anggota Senat Akademik;
  • Para sesepuh dan tamu kehormatan;
  • Rekan pendidik dan tenaga kependidikan;
  • Para orang tua dan pemberi beasiswa yang saya banggakan;
  • Alumni dan Pengurus Ikatan Alumni UIN Jakarta (IKALUIN);
  • Tamu undangan dan hadirin; dan,
  • Para Wisudawan wisudawati –Sarjana, Magister, dan Doktor– yang berbahagia.
    Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang melimpahkan rahmat tak berhingga bagi umat-Nya. Sebab pada hari ini, kita bisa berkumpul untuk melaksanakan salah satu kegiatan yang sangat sakral bagi kita, yakni Wisuda Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke-108 tahun akademik 2018/2019. Shalawat dan salam –tentu saja— semoga selalu tercurah bagi manusia mulia, Nabi Muhammad SAW.

Di acara wisuda hari ini, izinkan kami –baik atas nama pribadi maupun sivitas akademika— dengan penuh kebanggaan mempersembahkan 657 orang wisudawan-wisudawati jenjang sarjana, magister, dan doktoral. Mereka berhasil menamatkan studi dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Sekolah Pascasarjana.

Mewakili sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kami mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan-wisudawati atas keberhasilannya menyelesaikan studi. Selamat juga kami sampaikan kepada para orang tua wali mahasiswa, penyedia beasiswa, dan keluarga wisudawan atas kesuksesan mereka menyelesaikan studi dengan baik. Kami ikut bersyukur, berbahagia dan sekali lagi mengucapkan selamat atas keberhasilan tersebut.

Tentu, kami juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas totalitas dan komitmen Anda dalam melaksanakan tugas mendidik dan memfasilitasi mereka hingga berhasil menyelesaikan studi. Semoga kerja keras dan keikhlasan pengabdian Anda menjadi amal sholeh yang diridhoi Allah SWT.

Kepada para wisudawan-wisudawati, kami berharap, Anda semua bisa berkarya di wilayah yang diminati masing-masing, apakah dengan berkarya di birokrasi pemerintahan, lembaga politik, riset dan pendidikan, industri-korporasi, atau entrepreneurship dan lainnya. Pesan kami, dimana pun Anda berkarya, berkaryalah dengan penuh ikhlas dan integritas sehingga apa yang Anda lakukan betul-betul bermanfaat bagi umat bangsa, negara, dan agama.

Hanya, sebagai lulusan dari universitas dimana nilai-nilai keislaman ditanamkan di dalamnya, kami berharap Anda bisa berkarya di atas landasan spirit dan etik Islam sebagai seorang Profesional Islami. Sarjana yang siap berkarya dengan kedalaman ilmu dan keahlian, penuh integritas, namun tetap berakar pada moralitas Islam.

Hadirin yang Berbahagia

Dunia pendidikan tinggi saat ini –termasuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta—, dihadapkan pada derasnya perubahan kehidupan masyarakat dalam berbagai seginya, baik sosial, politik, ekonomi, maupun kebudayaan. Realitas ini menghadirkan tingginya ekspektasi publik kepada perguruan tinggi, meningkatnya harapan Pemerintah atas keterlibatan dan kontribusi universitas dalam pembangunan sosial, dan munculnya desakan market agar dunia pendidikan tinggi (universitas) melakukan penyesuaian pengembangan keilmuan maupun organisasinya.

Berbagai kondisi demikian, mengutip H. van Ginkel dalam What does Globalisation Mean for Higher Education, Conference on Globalisation: What Issues are at Stake for Universities? Université Laval, Quebec City, Canada:, September 2002), tentu saja meniscayakan sebuah konteks baru dalam pengembangan pendidikan tinggi. Konteks dimana universitas harus berjuang keras mencerdaskan sekaligus memandirikan mahasiswanya, mendorong penelitian sekaligus mengkreasikan strategi pemenuhan pembiayaannya, termasuk keharusan membangun kemitraan dengan para stakeholder produk keilmuan sains maupun sarjana lulusannya. Dalam bahasa lain, kondisi demikian memunculkan dorongan agar perguruan tinggi menjadi mitra aktif dalam mendefinisikan dan memecahkan masalah sosial dan memimpin masyarakat menuju komunitas sosial berdayasaing.

Menghadapi arus perubahan demikian, tentu universitas harus direstrukturisasi sehingga mampu mengatasi dan menyesuaikan diri. Pengalaman berbagai universitas terbaik dunia –baik di Eropa maupun Amerika— sepertinya bisa menjadi contoh bagaimana seharusnya universitas memberikan respon atas berbagai arus perubahan tersebut. Respon dimaksud adalah bertransformasi dari Research University menjadi Entrepreneurial University.

Hadirin yang Berbahagia

Lantas, apa yang disebut sebagai Entrepeneurial University?

Menurut Etzkowitz (1983), Entrepeneurial University adalah perguruan tinggi yang memiliki sumber pendanaan berupa paten, penelitian yang didanai dari kontrak kerjasama, dan memiliki kemitraan dengan pihak ketiga. Clark (1995) mendefinisikan Entrepreneursial University sebagai universitas yang menjadikan produk inovasi menjadi produk komersial. Begitu juga Kirby (2002) mengartikan Entrepeneurial University sebagai perguruan tinggi yang bercirikan kemampuan berinovasi. Dengan demikian, Entrepreneurial University adalah universitas yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang sangat kompleks dan tidak menentu (Clark, 2001).

Menurut Prof Kadarsah Suryadi –Rektor Institut Teknologi Bandung, Entrepreneurial University adalah universitas yang memiliki tanggungjawab menghasilkan publikasi, sitasi, dan paten, juga berkewajiban menghasilkan inovasi, turut berkontribusi pada penciptaan nilai tambah dan lapangan kerja bagi masyarakat. Entrepreneurial University dituntut untuk berperan menjadi agen pengembangan ekonomi dalam meningkatkan daya saing ekonomi lokal dan nasional dari suatu bangsa. Ini berbeda dengan Research University sebagai universitas yang semata berorientasi menghasilkan sejumlah publikasi, sitasi, dan paten (lihat Kadarsah Suryadi, Entrepreneurial University untuk Daya Saing Bangsa, 2016).

Jika ukuran keberhasilan Teaching University diukur dari jumlah mahasiswa yang diterima dan lulusan lulusan yang dihasilkan; Research University diukur dengan jumlah publikasi dan anggaran riset, maka Entrepreneurial University diukur dengan: 1)  jumlah lapangan kerja yang berhasil diciptakan, 2) jumlah pembangunan pada masyarakat, 3) dukungan universitas pada ekonomi lokal dan nasional, serta 4) komersialisasi hasil penelitian yang dihasilkan.

Hadirin yang Berbahagia

Demikianlah, dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami menyampaikan komitmen UIN Jakarta untuk ber transformasi dari Research University menjadi Entrepeneurial University dengan harapan menjadikan perguruan tinggi ini lebih baik lagi dalam mengkontribusikan riset keilmuan dan lulusannya bagi masyarakat.

                Terlebih, sejumlah perguruan tinggi terkemuka di daratan Eropa maupun Amerika menjadi contoh bagaimana Entepreneurial University berhasil menopang pemenuhan tanggungjawab mereka sebagai lembaga ilmu pengetahuan sekaligus pencetak lulusan yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Stanford University misalnya, universitas ini mampu menjalankan riset sebagai tugas akademik yang disesuaikan sekaligus dikolaborasikan dengan kebutuhan masyarakat industri sehingga kolaborasi mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, meningkatkan temuan, dan sumber pembiayaan riset baru. Bahkan, kolaborasi risetnya menghasilkan Silicon Valley yang dikenal sebagai salah satu kawasan penggerak ekonomi dunia.

Hadirin yang Berbahagia

Sejalan dengan ikhtiar transformasi dari Research University menjadi Entepreneurial University, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini tengah mengupayakan perubahan status dari Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum. Pertanyaannya, mengapa PTN Berbadan Hukum?

Tantangan perguruan tinggi dalam memberikan layanan pendidikan makin berat. Selain harus terlibat dalam pengembangan sains dan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi juga berkewajiban mencetak lulusan yang siap memasuki dunia profesional. Untuk itu, perluasan otonomi perguruan tinggi dalam melakukan tata kelola akademik dan non-akademik  merupakan satu kebutuhan. Dan, perluasan demikian secara luas diakomodir dalam mekanisme PTN BH.

Mengacu pada Pasal 65 ayat 3 UU Nomor 12 Tahun 2012, misalnya, status PTN BH memungkinkan universitas memiliki kemandirian tata kelola dan pengambilan keputusan kelembagaan akademik, kemandirian pengelolaan dana, dan kewenangan pengangkatan pendidik dan tenaga pendidik. Lainnya, PTN BH juga memiliki kewenangan untuk badan usaha dan pengembangan dana abadi dalam menopang pendanaan kegiatannya. Manfaat paling pentingnya adalah wewenang untuk membuka, menyelenggarakan, dan menutup program studi sesuai misi dan tanggung jawab pengembangan keilmuan perguruan tinggi.

Dengan demikian, perubahan status menjadi PTN Berbadan Hukum sama sekali bukan untuk kepentingan komersialisasi layanan pendidikan. Ia merupakan bagian peningkatan layanan publik di sektor pendidikan. Pada aspek akademik, misalnya, PTN Berbadan Hukum memiliki kewenangan dalam membuka, mengelola, bahkan menutup program studi. Pada sisi non akademik, perguruan tinggi memiliki membuka dan menjalankan suatu badan usaha yang bisa digunakan untuk menopang pengembangan akademik berkualitas.

            Pada sisi kemahasiswaan, perubahan status kelembagaan menjadi PTN Berbadan Hukum juga tidak berarti mengabaikan akses pendidikan terhadap mahasiswa berlatarbelakang ekonomi menengah-bawah. Sebab perubahan juga diikuti konsekuensi pembukaan akses yang luas bagi mahasiswa berlatarbelakang demikian.

Hadirin yang berbahagia

Demikianlah sambutan yang bisa kami sampaikan pada acara wisuda kali ini. Semoga apa yang sudah kita raih selama ini menjadi kemaslahatan bagi bangsa Indonesia. Sedang apa yang kita rencanakan, mudah-mudahan Allah SWT memberikan jalan lapang bagi kita dalam merealisiasikan seluruh harapan tersebut.

            Akhirulkalam, semoga Allah SWT yang  Maha  Memiliki  Ilmu,  Maha  Pencipta, dan Maha Pemelihara kepentingan segenap umat manusia, senantiasa menganugerahkan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua dalam memantapkan peran dan kontribusi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mewujudkan kehidupan sosial dan spiritual bangsa Indonesia yang lebih baik, kini dan esok hari.

 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.   Ciputat, Minggu 6 Mei 2018   Rektor     Pidato disampaikan Rektor, Prof. Dr. Dede Rosyada MA, pada Wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke-108 di Gedung Auditorium Utama, Minggu (6 Mei 2018). (lrf/zm)