Fakultas Ushuluddin Gelar Seminar Peranan Ulama Hadis Maroko

Fakultas Ushuluddin Gelar Seminar Peranan Ulama Hadis Maroko

[caption id="attachment_17872" align="alignleft" width="300"] Program studi Magister Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Jakarta menggelar seminar nasional bertemakan Peranan Keluarga Al-Ghumariyah dalam Membentengi Sunnah Nabawiyah. Bertempat di Ruang Teater Prof Dr Partosentono, Selasa (2/4).[/caption]

FU, BERITA UIN Online—Program studi Magister Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Jakarta menggelar seminar nasional bertemakan Peranan Keluarga Al-Ghumariyah dalam Membentengi Sunnah Nabawiyah. Bertempat di Ruang Teater Prof Dr Partosentono, Selasa (2/4).

Hadir sebagai narasumber Dr Abdul Mun’im bin Abdul Aziz al-Ghumari ulama cendekiawan Maroko, Dr Arwani Syairozi alumnus Universitas Muhammad V Maroko dan Dr Ahmad Sofin Mubarok musyrif Pesantren Darus-Sunnah yang juga pernah kuliah di Maroko.

Selain narasumber, seminar nasional rasa internasional ini dihadiri jajaran pimpinan Fakultas Ushuluddin, diantaranya Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Dr Bustamin MM dan ketua Program Magister Dr Atiyatul Ulya MAg.

Dikatakan rasa internasional karena bahasa pengantar sebagian besar menggunakan bahasa Arab. “Meskipun ditulis seminar nasional, tetapi saya rasa seminar ini adalah seminar internasional karena menghadirkan ulama kelas internasional dari Maroko,” kata moderator, Dr Sahabuddin, dengan bahasa Arab.

Secara garis besar, para narasumber membahas tentang silsilah keluarga al-Ghumari dan kontribusi keulamaannya di Maroko. “Suku Ghumari dalam sejarah Maroko melahirkan Abdul Mukmin bin Muhammad, ulama dan pejuang dalam merebut kemerdekaan Maroko dari penjajah Perancis. Adapun dalam tradisi hadis dimulai oleh Muhammad bin Shiddiq al-Ghumari, kakek dari Dr Abdul Mun’im al-Ghumari,” papar Sofin selaku pembicara pertama.

“Mohamamd Shiddiq al-Ghumari memiliki tujuh orang anak yaitu Ahmad, Abdullah, Muhammad al-Zamzami, Abdul Hay, Abdul Aziz, Hasan, dan Ibrahim. Semuanya pernah hijrah ke Mesir untuk menimba ilmu, semuanya penganut ajaran tarekat, dan keturunan Rasulullah dari jalur Hasan bin Ali,” jelas Arwani Syairozi memperjelas narasumber pertama.

Adapun Dr Abdul Mun’im bin Abdul Aziz al-Ghumari menjelaskan tentang keadaan di Maroko terkait sektarianisme. “Kami keluarga al-Ghumari berusaha seobjektif mungkin dalam menilai sebuah hadis dengan argumentasi yang dibangun. Akibat perbedaan pendapat tentang salah seorang periwayat hadis, keluarga al-Ghumari pernah dituduh Syi’ah, padalah tidak,” tegas Abdul Mun’im.

Al-Ghumari sendiri adalah nisbat yang diambil dari nama kampung, Ghumarah, di daerah utara Maroko, tepatnya masuk wilayah Tanjah atau Tangier salah satu provinsi Maroko.

Sebagai informasi, Dr Abdul Mun’im digandeng oleh Zawiyah Ar-Raudhah Ihsan foundation untuk melakukan safari dakwah selama dua minggu di Indonesia mulai dari Ciputat, Bekasi, Cirebon, Pekalongan, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Malang, dan berakhir di tempat Zawiyah sendiri di daerah Tebet Jakarta Selatan pada tanggal 14 Mei 2017. (lrf/wildan)