Fakultas Psikologi Gelar Peer Counselor dan Public Speaking

Fakultas Psikologi Gelar Peer Counselor dan Public Speaking

Ruang Teater Prof Dr Zakiyah Darajat, BERITA UIN Online—Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Alumni, Fakultas Psikolog UIN Jakarta mengadakan pelatihan Peer Counselor dan Public Speaking untuk mahasiswa psikologi semester enam, pada Sabtu (12/05), bertempat di ruang teater Prof Dr Zakiyah Darajat Fakultas Psikologi (FPsi), kampus II UIN Jakarta.

Pelatihan yang bertujuan memberi pembekalan mahasiswa menuju KKL (Kuliah Kerja Lapangan) tersebut, diapresiasi sekaligus dibuka oleh Dekan Fakultas Psikologi, Prof Dr Abdul Mujib MAg.

Pelatihan yang dibagi menjadi dua batch tersebut, berlangsung selama tiga hari berturut-turut setiap batch-nya, dan puncak kegiatan secara keseluruhan berakhir pada hari Sabtu.

Salah satu peserta, Intan, kepada Berita UIN Online mengatakan, dengan mengikuti pelatihan ini, dirinya mengakui mendapatkan banyak pencerahan dan tentunya ilmu baru sebagai bekal dalam profesinya kelak.

“Ahamdulillah, bersyukur sekali karena pertanyaan besar yang selama ini terpendan sudah mendapatkan jawaban yang sangat memuaskan,” pukas Intan.

Hadir  sebagai narasumber dalam acara tersebut, Dr Tubagus Wahyudi ST MSi MCHt CHI beserta tim.

Om Bagus, panggilan akrab trainer yang juga pendiri Kahfi BBC Motivator School ini, sangat mengapresiasi antusiasme dan kemampuan mahasiswa dalam menangkap program pelatihan ini dengan cepat.

“Karena Om mengapresiasi kemampuan belajar kalian dengan cepat, maka Om akanmenambahkan satu lagi program dalam melakukan teknik persuasi ini,” ujar Bagus.

Di akhir kegiatan, Om Bagus juga memberikan pesan kepada seluruh peserta pelatihan agar bijak dalam menggunakan ilmu ini, taat pada Allah, taat pada orangtua, dan jernihkan niat untuk menjadi seorang Psikolog.

Di tempat yang sama, Wakil Dekan Kemahasiswaan, Dr Diana Muthia MSi, sekaligus menutup acara tersebut berharap, agar mahasiswa mampu menyelesaikan konflik diri sendiri dan juga problematika psikologis masyarakat.

“Mahasiswa diharapkan tahu dan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada dimasyarakat seperti trauma, KDRT, siswa yang kurang berprestasi dan lainnya, yang tentunya sebelum menyelesaikan masalah tersebut, mahasiswa juga mampu menyelesaikan masalah yang ada pada dirinya sendiri,” tandasnya.

Sebagai informasi, dalam pelatihan tersebut, mahasiswa diberi kesempatan untuk mempraktekan langsung teknik terapi persuasi kepada peserta yang hadir non-psikologi yang diundang di hari terakhir pelatihan. Teknik ini lebih familiar dikenal dengan istilah hypnotherapy. (lrf/Lina)