Empat Mahasiswa Terima Professor Azyumardi Azra Scholarship

Empat Mahasiswa Terima Professor Azyumardi Azra Scholarship

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— Empat mahasiswa magister yang melakukan riset sejarah sosial dan filantropi Islam Indonesia dari sejumlah perguruan tinggi berhasil meraih beasiswa Professor Azyumardi Azra Scholarship (PAAS). Beasiswa PAAS diberikan Lembaga Sosial Kemanusiaan Social Trust Fund (STF) bekerjasama dengan Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Jakarta didukung mitra donatur individu dan lembaga seperti Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah atau LAZISMU.

Rilis STF UIN Jakarta yang dikutip BERITA UIN Online, Kamis (3/9/2020), menyebutkan keempat mahasiswa penerima beasiswa PAAS adalah Muhammad Ichsan Budi Prabowo, Lilis Shofiyanti, Muhammad Daud, dan Muhammad Naufan Faikar. Keempatnya menerima beasiswa PAAS setelah melalui serangkaian seleksi ketat penerimaan program Beasiswa PAAS dengan menyisihkan puluhan pendaftar lain.

Direktur STF UIN Jakarta Prof. Dr. Amelia Fauzia menyampaikan selamat atas terpilihnya empat mahasiswa dalam program PAAS dan berharap pemberian beasiswa memotivasi mereka menghasilkan karya terbaik bidang sejarah. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan banyak pihak dalam pemberian beasiswa ini.

“Beasiswa PAAS ini dibuat untuk mendorong kajian sejarah Islam yang masih sangat kurang, padahal konteks sekarang ini sangat penting. Kami sangat senang dengan perhatian dari banyak pihak yang mendukung beasiswa dan juga pelamar, dan sementara ini kami baru bisa memberi empat beasiswa,” tuturnya.

Dalam rilis disebutkan masing-masing penerima beasiswa tengah melakukan riset sejarah yang cukup beragam. Muhammad Ichsan Budi Prabowo misalnya, tengah melakukan riset berjudul ‘Dinamika Wacana Perempuan dalam Majalah Suara ‘Aisyiyah 1930-1990’. Tema kajian sejarah gerakan sosial Islam menarik minat Mahasiswa Magister Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga ini dengan meneliti diskursur perempuan di majalah bulanan milik Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang terbit sejak tahun 1926.

Adapun Lilis, tengah mengkaji identitas masyarakat Osing, penduduk asli Banyuwangi, Jawa Timur dengan riset berjudul ‘Mocoan Lontar Yusup: Kontestasi dan Representasi Identitas Masyarakat Osing di Banyuwangi’. Riset ini dikerjakan Lilis untuk menyelesaikan studinya di Program Magister Cultural Studies, Departemen Ilmu Susastra, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Sementara itu, Muhammad Daud mengajukan riset sejarah berjudul ‘Nashihat lil al-Muslimin wa Tadzkirat li al-Mu’minin fi Fadhl al-Mujahidin fi Sabilillah wa Ahkam al-Jihad fi Sabil Allah Rabb al-‘Alamin: Respon Syeikh Abdul Shamad al-Falimbani terhadap Kolonialisme di Nusantara’. Peranan ulama besar asal Sumatera Selatan terhadap kolonialisme menjadi perhatian riset Daud yang tengah menyelesaikan studi Filologinya pada Program Magister Pengkajian Islam SPs UIN Jakarta.

Terakhir, Muhammad Naufan Faikar menulis riset sejarah ‘Kaum Santri dan Bertahannya Industri Kerajinan Batik dalam Masa Depresi Ekonomi di Kota Pekalongan 1930-1942’. Dengan riset ini, mahasiswa Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Jakarta ini ingin menelisik lebih dalam peranan kaum santri dalam perekonomian masyarakat Kota Batik saat resesi ekonomi dunia berlangsung seiring bergulirnya era Perang Dunia II.

Diketahui, PAAS merupakan program beasiswa yang lahir dari inisiatif bersama STF UIN Jakarta dengan Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta. Nama program ini merujuk pada Profesor Azyumardi Azra, Rektor UIN Jakarta periode 1998-2006 sekaligus sejarawan yang melahirkan banyak karya dan melakukan rintisan berpengaruh dalam tradisi riset sejarah Islam di kawasan Asia Tenggara.

Beasiswa PAAS sendiri diharapkan turut memajukan Studi Sejarah dan Filantropi Islam di Indonesia. Topik-topik riset sasaran beasiswa PAAS adalah bidang sejarah yang mencakup area Filantropi Islam, Islam dan Gerakan Sosial, Kehidupan Keseharian Masyarakat Muslim, Pendidikan Islam, Lokalitas dan Kearifan Lokal, dan Ulama Lokal.

“Kami berharap beasiswa PAAS ini bisa mendorong kajian yang mendalam terkait ulama, peran santri, dan gerakan perempuan, dan tradisi lokal, wilayah-wilayah yang masih perlu mendapat atensi dalam kajian sejarah,” terang Profesor Amelia lagi.

Setiap aplikasi dan proposal riset mahasiswa yang diajukan mendapat beasiswa PAAS diseleksi berdasarkan preferensi yang dapat memberikan terobosan dan kebaruan dalam pemajuan Studi Sejarah Islam Indonesia. Lainnya, beasiswa PAAS diprioritaskan bagi mahasiswa program magister konsentrasi sejarah yang tengah melakukan riset penelitian akhir studi. (zm)