Empat Golongan Manusia Menurut Al-Ghazali

Empat Golongan Manusia Menurut Al-Ghazali

Dr KH A Razak Sastra MAOleh : Dr. KH. Abdul Rozak A. Sastra MA

Kau inginkan kesuksesan dan hidup terhormat, tetapi kerjaanmu hanya tidur. Cobalah kau perhatikan penyelam-penyelam yang turun ke dalam lautan untuk mencari intan permata. Mereka tidak pernah tidur sampai mendapatkannya.

Jika kita sudah hidup di dalam Islam, maka kita termasuk orang-orang yang paling beruntung. Apalagi jika mengikuti regulasi/aturan-aturan dalam Islam yang sudah tertera dalam al-Quran dan al Hadits. Puasa di bulan ramadhan dengan merasakan haus dan lapar merupakan contoh kecil dari kebahagian dan keberuntungan seorang muslim karena ini adalah pendidikan untuk menjadi orang yang bertakwa.

Imam al-Ghazali mengelompokan manusia kedalam empat golongan. Pertama, golongan orang yang bahagia di dunia dan di akhirat. Kelompok ini memiliki dasar yang kokoh yaitu dengan iman, dan sandarannya adalah ibadah solat. Beribadah puasa memiliki nilai tasawuf, akan tetapi jika shalatnya masih lalai maka amalan ibadah puasanya menjadi tidak berarti karena solat adalah tiangnya agama.

Seseorang tidak akan merasa hidup jika ia tidak merasa selamat. Dia tidak akan merasa selamat kalau ia tidak melakukan suatu perbuatan. Dan tidak akan ada perbuatan kalau dalam dirinya tidak ada kepercayaan/keyakinan. Sementara keyakinan itu tidak akan ada kalau hidayah tauhid kepada Allah SWT tidak masuk kedalam hatinya. Inilah regulasi dalam Islam.

Kedua, golongan manusia yang bahagia di dunia dancelaka di akhirat. Kelompok manusia ini adalah mereka yang tidak mau mengikuti regulasi/aturan agama Islam. Ada banyak orang yang mengaku beragama Islam, tetapi untuk membaca alQuran saja belum mampu. Ada banyak orang kaya di dunia, tetapi karena kekayaannya ia menjadi lupa beribadah kepada Allah SWT dan menjadi sombong. Orang seperti ini banyak kita temukan disekitar kita.

Ketiga, golongan manusia yang menderita di dunia tetapi bahagia di akhirat. Kelompok ini mungkin hanya sedikit. Mereka yang rela hidup di dunia dengan segala kekurangan atau kemiskinan tetapi tetap tidak melupakan melupakan Allah SWT, ia rajin beribadah, senantiasa menolong sesama dan rajin bersilaturrahim.Ini mungkin hanya satu dari seribu orang. Mereka menyadari bahwa kekayaan bukan dilihat dari seberapa banyak harta yang dimiliki, akan tetapi kekayaan sesungguhnya adalah dilihat dari kedermawanan hati.

Keempat, golongan manusia yang celaka di dunia dan celaka pula di akhirat. Kelompok ini adalah kelompok orang yang tidak pernah berfikir, sudah miskin di dunia, segala sesuatunya serba kekurangan, sering melakukan perbuatan maksiat dan dia juga tidak pernah beribadah kepada Allah SWT. Kelompok ini biasanya selalu menantang regulasi/aturan agama yang ada.

Mudah-mudahan kita termasuk kepada golongan yang pertama, dan dijauhkan dari golongan keempat. Dia sudah punya iman dan mengamalkan Islam, dia memegang akhlak. Akhlak pada dirinya, Allah dan sesama manusia.Aamiin Ya Robbal Aalamiin

Disarikan oleh Nur Jamal Shaid dari Kultum Ramadhan Dr. KH. Abdul Rozak A. Sastra MA di Mesjid Al-Jami’ah UIN Jakarta, Rabu 08 Juni 2016.Â