Dr Amin Nurdin MA: Konflik Israel-Palestina Murni Persoalan Politik

Dr Amin Nurdin MA: Konflik Israel-Palestina Murni Persoalan Politik

 

Agresi militer yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, dengan dalih menggempur kekuatan faksi Hamas, telah mengakibatkan ratusan warga Palestina menjadi korban tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka. Para pemimpin dan aktivis ormas Islam umumnya mengaitkan tragedi tersebut sebagai konflik agama. Benarkah ada hubungan antara agama dengan agresi Israel ke jalur Gaza belakangan ini? Berikut petikan wawancara Lutfi Destianto dari UINJKT Online dengan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Jakarta, Dr Amin Nurdin MA, di ruang kerjanya, Rabu (31/12).

 

Bagaimana pandangan  Bapak terkait alasan Israel menyerang Palestina?

 

Saya kira agresi militer Israel ini tidak terlepas dari kesalahan Palestina sendiri. Perjanjian gencatan senjata yang berakhir pada 19 Desember 2008, rupanya membuat Hamas melepaskan roket-roket ke arah Israel. Karena tembakan roket Hamas itulah yang membuat Israel menjadi terpancing, dan ternyata ini sudah ditunggu Israel dan membuat Israel merasa di atas angin dan memiliki keuntungan mendapat legitimasi untuk menyerang Hamas. Seharusnya, Israel dan Hamas kembali berdialog untuk menyetujui gencatan senjata dan bisa diselesaikan dengan baik.

 

Agresi militer Israel sudah berlangsung selama lebih dari 60 tahun, apa sebenarnya akar permasalahan yang terjadi?

 

Awalnya memang Israel itu merupakan perpanjangan tangan dari Amerika Serikat di Timur Tengah untuk menguasai sumber daya alam, terutama minyak. Konstelasi politiknya, harus ada negara yang mengawasi Negara Timur Tengah secara geopolitik. Sehingga, negara Timur Tengah tidak menjadi kuat. Politik zionismenya dulu memang awal abad ke 20, Israel tidak memiliki tanah. Kemudian diberikan lahan di Arab untuk menguasai Timur Tengah walaupun secara paksa. Sulitnya, negara Timur Tengah semakin enggan untuk bersatu. Sementara di sisi lain, Israel semakin kuat karena didukung AS dan Barat. Sekarang, saat mereka menunggu mendapat kesempatan, Hamas menyerang duluan yang membuat Israel merasa tidak bersalah karena merasa mendapat legitimasi tadi. Bagaimanapun, Palestina akan hancur karena kekuatan persenjataan yang tidak seimbang.

 

Konflik Israel dan Palestina sudah sudah lama terjadi, konflik ini termasuk dalam ranah agama, politik, sosial atau budaya?

 

Konflik ini murni persoalan politik bukan agama. Sebagian orang Palestina, sekitar 30 % orang-orang non muslim. Konflik politik dimana hak-hak tanah orang Palestina diambil alih Israel. Kalau sejarahnya dulu, kita ingat dengan bantuan Inggris dan kedepannya secara militer dibantu AS.

 

Ada salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang intisarinya menyebutkan jika kaum Yahudi dan Nasrani akan terus memusuhi Islam hingga umat Islam mengikuti kepercayaan yang mereka anut. Secara teologi, Apa ini yang menjadi penyebab Israel menyerang Palestina dan memusuhi Islam?

 

Memahami ayat seharusnya disesuaikan dengan asbabun nuzulnya, jadi disesuaikan dengan sebab-sebab turunnya ayat ini, jangan dibawa kemana-mana. Tafsirannya jadi berbeda.  Dalam konflik ini, mereka hanya konflik secara politik saja. Saat ini mereka didukung negara superpower. Di Palestina sendiri, terlihat Hamas dan Fatah terjadi perpecahan. Sekarang, warga di Negara Palestina sendiri enggan bersatu. Ini yang paling repot. Melawan negara besar dengan persenjataan modern, mereka sendiri pecah. Ibaratnya, Mau melakukan revolusi namun memakan anak sendiri

 

Apa yang menjadi penyebab begitu agresifnya Israel menyerang Palestina selama ini?

 

Itukan persepsinya berbeda-beda. Kalau buat Israel, Dalam Al-Kitab itu, ada yang disebut the promise land atau tanah yang dijanjikan. Ada kesalahpahaman. Menurut Israel tanah yang dijanjikan itu yang didiami penduduk Palestina. Sedangkan orang Palestina menganggap itu tanah nenek moyang mereka. Ironisnya, mereka merebut secara paksa sehingga terjadilah aksi kolonialisme tadi.

 

Anda menyebutkan, begitu pentingnya peran AS, Inggris, dan Negara Barat dalam konflik ini. Mengapa AS, Inggris, dan negara Barat begitu ngotot terus membela Israel sehingga membuat berbagai perundingan menjadi alot?

 

Kepentingan politik. Pertama, Timur Tengah begitu kaya dengan minyak. Kedua, untuk menjaga dominasi kekuasaan Barat di Timur Tengah. Banyak kepentingan politik. Intervensi AS di Timur Tengah menjadi mudah kalau ada satu kekuatan yang bisa mengontrol kekuasaan di sana. Kalau bisa, bukan hanya sekedar mengawasi, namun memecah belah negara-negara tersebut.

 

Bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi konflik ini?

 

Yang sulit itu, umat islam sulit bersatu dalam merespon masalah penderitaan rakyat Palestina. Ada Liga Arab, ada OKI (Organisasi Konferensi Islam). Namun, mereka tidak pernah secara nyata mendukung. Hanya gertak sambal karena terpecah-pecah, Arab Saudi tidak mungkin mendukung dan melawan AS karena mereka di bawah tekanan AS. Secara politik, AS terlalu mendominasi. Di dalam negara Palestina sendiri rakyatnya juga terpecah-pecah. Apalagi Indonesia, Indonesia sendiri meskipun mengutuk tapi seperti sleeping giant atau raksasa yang tertidur. Kalau saat Presiden Soeharto berkuasa dulu kita diperhitungkan. Kini, kita hanya dilihat sebelah mata. Ekonomi kita jatuh, stabilitas politik juga kurang terjaga. Timur Tengah sendiri menganggap kita bukan sebagai bagian dari negara Islam. Sebenarnya, dengan sikap Presiden SBY yang mengutuk dengan keras hingga mengirim surat ke Perserikatan Bangsa-bangsa itu saja sudah cukup baik

 

Apakah cukup hanya dengan perundingan dan diplomasi? Sementara disisi lain perundingan yang berlangsung selama 60 tahun tidak menemukan solusi apa-apa? Sementara di sisi lain, Presiden George W Bush yang berjanji menciptakan perdamaian di akhir masa jabatannya saja tidak berhasil dan malah membuat konflik lebih parah?

 

Kunci dari menyelesaikan Konflik Israel dan Palestina sebenarnya di tangan AS. Selama kepentingan AS di Timur Tengah ada pada Israel sulit untuk diselesaikan. Selain Bush, mantan Presiden Bill Clinton saja diakhir masa jabatannya ingin menyelesaikan krisis di Palestina namun tidak mampu. Mereka ingin di akhir jabatannya khusnul khatimah. Tapi AS tidak pernah dari awal berniat menyelesaikan. AS belum memiliki niat memuluskan terciptanya perdamaian di Timur Tengah karena memiliki kepentingan politik, militer, dan SDA. Menurut saya, sebaiknya AS dengan adanya presiden baru yang 21 Januari 2009 nanti mulai masuk kantor dengan adanya penyerangan ini menjadi momentum segera merubah kebijakan luar negeri. Kekacauan yang terjadi di dunia saat ini akibat kesalahan kebijakan luar negeri AS. Sesuai dengan janji Presiden AS yang baru Barack Obama yang mengedepankan dialog dan diplomasi. [Nif/Ed]

 

 

 

 

Â