Din Syamsuddin Beri Materi Pada PBAK UIN Jakarta 2019

Din Syamsuddin Beri Materi Pada PBAK UIN Jakarta 2019

Auditorium Harun Nasution, BERITA UIN Online— Din Syamsuddin memberikan materi di hadapan mahasiswa baru pada kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaa (PBAK) UIN Jakarta, Rabu (28/08), di Auditorium Harun Nasution, kampus I.

Dalam kesempatan tersebut, Din Syamsuddin yang didampingi oleh Rektor UIN Jakarta Amany Lubis, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Masri Mansoer, menekankan agar mahasiswa serius dalam belajar dan aktif berorganisasi sebagai ajang menambah pengalaman dan jaringan ke depan.

“Jadikan organisasi itu alat untuk menambah pengalaman dan jaringan, tanpa harus mengorbankan belajar, karena tujuan utama anak-anakku semua datang ke kampus ini untuk belajar dan belajar, baik internal maupun eksternal kampus,” tandas Din Syamsuddin.

Selain itu, masih menurut Din Syamsuddin, mahasiswa hendaknya selektif dan mampu memilih serta memilah paham-paham yang mengarah pada radikalisme. Pasalnya, hal tersebut tidak diajarkan dalam Islam. Namun, mahasiswa hendaknya menjadi pelopor Islam Wasathiyah (moderat, jalur tengah) yang senantiasa menjunjung tinggi toleransi dan menghargai sesama.

“Islam wasathiyah atau moderat, penuh dengan toleransi, tidak terjebak ekstremitas, mengambil jalan tengah, moderasi Islam, dan cenderung menyelesaikan masalah dengan musyawarah,” jelas Din Syamsudin.

Kemudian, Din Syamsudin menjelaskan, bahwa Islam wasathiyah senantiasa memegang beberapa prinsip atau landasan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain; I’tidal, tawazun, tasamuh, syura, qudwah, muwathanah.

Dijelaskannya, I’tidal adalah berlaku adil dan senantiasa menegakkan keadilan, tawazun menjaga keseimbangan dalam kehidupan, terutama antara hak dan kewajiban individu, kemudian tasamuh, yaitu saling toleransi antar sesama, tanpa membedakan ras, agama, suku dan golongan.

“Islam wasathiyah juga senantiasa mengedepankan syura, musyawarah untuk mencapai mufakat dalam memutuskan sesuatu. Selain itu, hal penting lainnya adalah memberikan qudwah atau memberi contoh dan suri tauladan dalam kebaikan serta menjada persatuan. Kemudian, muwathanah mencintai Tanah Air,” jelas Guru Besar UIN Jakarta tersebut.

Dari pantauan BERITA UIN Online di lokasi terlihat, para mahasiswa baru peserta PBAK begitu antusias mengikuti dan menyimak pemaparan Din Syamsuddin, hal tersebut terlihat dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan pada sesi Tanya jawab. (lrf)