DEMA FITK Adakan Hypnoteaching

DEMA FITK Adakan Hypnoteaching

 

[caption id="attachment_20521" align="alignleft" width="300"] Kegiatan yang mengangkat tema Bersinergi Bersama Menjawab Tantangan Dunia Pendidikan di Era Millenial dengan Hypnoteaching ini, dilaksanakan di ruang teater lantai 2 FIDKOM UIN Jakarta pada, Rabu (04/10).[/caption]

Teater Prof Aqib Sumito, Berita UIN Online—Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FITK UIN Jakarta adakan Hypnoteaching untuk seluruh guru se-Tangerang Selatan dan mahasiswa FITK UIN Jakarta. Kegiatan yang mengangkat tema Bersinergi Bersama Menjawab Tantangan Dunia Pendidikan di Era Millenial dengan Hypnoteaching ini, dilaksanakan di ruang teater lantai 2 FIDKOM UIN Jakarta pada, Rabu (04/10).

Hadir dalam acara ini, Wakil Dekan III Bagian Kemahasiswaan dan Alumni FITK, Dr Fauzan MA, Dr TB Wahyudi ST MSi MCHt CHI selaku pembicara, dan mahasiswa FITK UIN Jakarta.

Ketua DEMA FITK, Adi Raharjo mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui metode menjadi guru yang menyenangkan bagi para peserta didik.

Di tempat yang sama, dalam sambutannya Fauzan mengapresiasi kegiatan DEMA FITK tersebut. “Kegiatan ini sangat bagus untuk menjawab tantangan pendidikan di era millennial dengan metode Hypnoteaching ini. Kita juga bisa tau cara mempengaruhi peserta didik dengan simpati,” ungkapnya.

Dalam penjelasannya, Tubagus Wahyudi, Pendiri Kahfi BBC Motivator School mengatakan, seorang guru yang mempunyai daya tarik positif itu selalu dinanti kehadirannya dan materi pelajaran yang disampaikan langsung diterima dengan senang hati para muridnya.

“Ada beberapa prisip hypnotik yang harus dimiliki para guru sehingga mampu menyemangati murid-muridnya untuk belajar. Antara lain, kepopuleran diri secara positif yang dapat menarik perhatian orang lain, memiliki kepakaran dalam beberapa hal yang membuat orang lain tergantung dan semakin percaya, memiliki liking yakni kepribadian yang memikat dari aspek etika, etiket dan estetika dirinya, visual point yaitu penampilan wajah dan fisik yang menarik dan tidak menjemukan. Selanjutnya auditory point yaitu nada dan tekanan suara yang sesuai dengan kalimat yang diucapkan, serta  kindestetik point yaitu kemampuan dalam merangkai kata dan menyentuh perasaan muridnya,” jelasnya.

Dari pantauan tim BERITA UIN di lokasi terlihat, peserta sangat antusias mengikuti jalannya acara tersebut. Beberapa pertanyaan pun dilontarkan mahasiswa kepada narasumber dan menambah suasana hangat selama berjalannya acara. (lrf/sf)