Cara Mahasiswa Lama Menyambut Mahasiswa Baru

Cara Mahasiswa Lama Menyambut Mahasiswa Baru

[caption id="attachment_19505" align="alignleft" width="300"] Suasana pendaftaran masa orientasi Pengenalan Budaya Akademik (PBAK) bagi mahasiswa baru oleh Dewan Mahasiswa Jurusan di taman kampus, Selasa (8/8/2017).[/caption]

MATAHARI pagi mulai terik saat sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Mahasiwa Jurusan menggelar tikar di taman kampus, tepatnya di depan Gedung Akademik Pusat, Selasa (8/8/2017). Tak hanya tikar, mereka juga melengkapinya dengan buku catatan dan formulir pendaftaran, termasuk tenda peneduh dan pernak pernik lain.

Di taman kampus yang sedikit rindang, para mahasiswa yang rata-rata kuliah di semester 3 dan 5 itu duduk saling berkelompok di setiap sudut tempat. Senyum dan sapa mereka pun terlihat saat satu-dua mahasiswa baru mendatangi tempat “stan” jurusan masing-masing yang digelar apa adanya tersebut.

Bak pasar bursa, suasana hari itu pun tampak riuh. Bahkan sesekali terdengar teriakan seorang mahasiswa penjaga stan yang menawarkan “dagangan” jurusannya.

“Tradisi” menyambut mahasiswa baru seperti itu lazim dilakukan mahasiswa lama saat musim penerimaan dan pendaftaram ulang mahasiswa baru pada jalur seleksi Ujian Mandiri (SPMB Mandiri).  Hanya bedanya, jika pada masa penerimaan mahasiswa baru banyak mahasiswa lama menyambut dengan menawarkan bimbingan belajar (bimbel), pada daftar ulang mahasiswa baru disambut untuk mengikuti masa orientasi, yaitu Pengenalan Budaya Akademik (PBAK).

Hal itu terlihat misalnya di salah satu stan jurusan di mana para mahasiswa lama terlihat sibuk melayani mahasiswa baru yang datang. Selain memproses registrasi pendaftaran dan penjelasan tentang PBAK, para mahasiswa baru juga mendapat arahan mengenai syarat-syarat yang harus dibawa selama mengikuti PBAK.

Yang menarik, penyambutan mahasiswa baru oleh mahasiswa lama tak cuma untuk mengikuti PBAK tetapi juga ada di antaranya yang menerima sekaligus membuka “jurusan baru”. Contohnya adalah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang --saat membuka pendaftaran PBAK bagi mahasiwa baru-- langsung dipecah menjadi dua jurusan, yaitu Jurusan KPI dan Jurusan Jurnalistik.

Pemecahan jurusan dilakukan mengingat Jurusan Jurnalistik selama ini belum menjadi program studi mandiri. Pada saat penerimaan mahasiswa baru setiap tahun, fakultas hanya menawarkan Jurusan KPI sementara Jurusan Jurnalistik tidak dimunculkan. Namun, pada kenyataannya, Jurusan Jurnalistik kemudian dimunculkan dan pemecahannya dari KPI dilakukan saat penerimaan masa PBAK tersebut.

“Tahun ini jumlah kuota kursi untuk Jurusan Jurnalistik yang disediakan dari pihak jurusan sebanyak 120 mahasiswa atau sebanyak tiga kelas dengan jumlah masing-masing kelas sebanyak 30 mahasiswa,” kata Siti Fatimah, mahasiswa Jurusan KPI semester 3 yang saat itu tengah ikut bertugas menjaga stan.

Fatimah juga menjelaskan, pemecahan mahasiswa atau lebih tepatnya pembagian kelas di Jurusan KPI, dilakukan diawal sebelum mahasiswa mengikuti perkuliahan. Artinya, pemecahan jurusan saat pendaftaran PBAK agar diketahui ada berapa jumlah mahasiswa baru yang berminat masuk ke Jurusan Jurnalistik dari total kuota di KPI. Dengan cara seperti itu memudahkan pihak jurusan menerima mahasiswa baru yang akan diasuhnya nanti.

“Saat pendaftaran di stan PBAK kita diprioritaskan Jurusan Junalistik dulu hingga kuotanya terpenuhi. Setelah itu baru Jurusan KPI,” ujarnya. Oleh karena itu, lanjutnya, saat digelar masa PBAK nanti Jurusan Jurnalistik sudah memiliki mahasiswa baru.

Sesuai jadwal, masa penerimaan PBAK bagi mahasiwa baru akan digelar hingga 18 Agustus 2017. Hal itu sesuai pula dengan masa pendaftaran ulang mahasiswa baru yang dilakukan pihak Akademik Pusat. Sedangkan masa pelaksanaan PBAK akan digelar pada 22-26 Agustus 2017 mendatang.

Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Dr Yusron Razak, PBAK bagi mahasiswa baru akan difokuskan kepada pengenalan budaya akademik sebagaimana nama masa orientasi di UIN Jakarta. Pengenalan budaya akademik tersebut diharapkan mahasiswa baru dapat mengenal secara luas tentang kegiatan akademik selama masa belajar di UIN Jakarta.

“Praktiknya pun berbeda dengan masa-masa orientasi sebelumnya. Mahasiswa baru sekarang tidak diperbolehkan mengenakan atribut atau pernak pernak yang tidak lazim, kecuali hanya pakaian atasan putih dan bawahan hitam serta selendang sebagai identitas fakultas masing-masing,” bebernya. (ns)