Calon Guru dari UIN Jakarta Sasar Pelajar Perkampungan Lebak

Calon Guru dari UIN Jakarta Sasar Pelajar Perkampungan Lebak

Lebak, BERITA UIN Online – Bagaimana rasanya menjadi guru? Bagaimana pula menjadi pendidik di wilayah perkampungan dengan fasilitas belajar yang serba terbatas? Apa yang dilakukan seorang pendidik ketika harus mengajar murid-muridnya di sekolah-sekolah perkampungan seperti demikian?

Pertanyaan-pertanyaan demikian tak jarang hadir di benak setiap mahasiswa keguruan, termasuk mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta. Karena itu, guna memberi pengenalan dan pengalaman dasar bagi para mahasiswa calon pendidik, Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FITK UIN Jakarta menggelar program Ayo Mengajar bagi para mahasiswa fakultas tersebut. Program digelar sejak Sabtu 29 Juli lalu hingga Minggu 6 Agustus besok.

Ketua Umum Dema FITK Adi Raharjo kepada BERITA UIN Online, Jumat (4/8/2017), menuturkan jika program digelar dengan harapan mengenalkan profil dan tantangan menjadi seorang pendidik bagi peserta. “Gerakan Ayo Mengajar juga bagian merealisasikan cita-cita luhur para pendiri bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan suntikan motivasi kepada siswa untuk terus mengenyam dunia pendidikan,” tuturnya.

Agar pengalaman mengajar mereka lebih kaya, Dema FITK melangsungkan program Ayo Mengajar di sejumlah sekolah di Wilayah Muncang, Lebak, Banten. Selain itu, sekolah yang disasar seluruhnya merupakan sekolah dasar. Masing-masing yaitu SDN 2 Pasireurih, SDN 2 Muncang, SDN 1 Tanjungwangi, SDN 2 Ciminyak dan SDN 1 Cikarang. Seluruhnya berlokasi di wilayah Kecamatan Muncang.

Menurut Adi, Dema FITK sengaja memilih mengajar di sekolah-sekolah dasar. Pasalnya, sebagian besar masyarakat di desa-desa hanya menempuh pendidikan di tingkat dasar sebelum kemudian bekerja menjadi petani atau peladang. “Kebanyakan dari mereka (siswa-siswinya) akan berhenti melanjutkan pendidikan setelah lulus SD,” terangnya.

Di sekolah-sekolah dasar ini, para calon guru dari UIN Jakarta mengajar beragam mata pelajar dan jenjang kelas. Tak hanya itu, mereka juga membentuk program belajar di luar kelas, pramuka, kesenian, dan olah raga. “Alhamdulillah, kita mendapat banyak baik dari siswa-siswi dan orang tua muridnya,” tambah Adi. (Farah NH/Yuni Nurkamaliah/ZM)