Berbaik Sangka

Berbaik Sangka

Oleh: Dr. K.H. Syamsul Yakin MA,  Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta

Syaikh Abdullah Ibn Alwi al-Hadad dalam kitabnya Risalah al-Muawanah mengutip hadits Nabi SAW. Rasulullah SAW bersabda, “Dua hal yang tidak ada di atas keduanya suatu kebaikan (yang lain), yaitu berbaik sangka kepada Allah dan berbaik sangka kepada hamba-hamba-Nya”.

Sedangkan dua hal (lagi) yang tidak ada di atas keduanya suatu keburukan (yang lain), yakni, berburuk sangka kepada Allah dan berburuk sangka kepada hamba-hamba-Nya”. Dalam hadits Muttafaqun Alaihi, Nabi SAW bersabda, “Jauhkan dirimu dari berburuk sangka, karena sesungguhnya hal itu adalah perkataan yang paling dusta”.

Kreteria berbaik sangka, menurut Syaikh Abdullah Ibn Alwi al-Hadad, adalah bahwa seseorang meyakini tidak ada kejahatan dalam setiap perbuatan dan perkataan orang lain. Hal ini, dengan syarat, seseorang masih menemukan adanya kebenaran pada diri orang lain. Namun jika tidak, maka seseorang harus tetap berbaik sangka bahwa orang lain itu bisa bertaubat.

Sedangkan kreteria berburuk sangka, Syaikh Abdullah Ibn Alwi al-Hadad mengemukakan bahwa seseorang meyakini adanya keburukan dalam perkataan dan perbuatan orang lain yang secara lahiriah tampak baik. Misalnya, seorang yang rajin salat dan sedekah disangka bahwa semua perbuatan tersebut untuk memperoleh sanjungan dari manusia.

Sebenarnya sepanjang seseorang masih menemukan kebaikan pada diri orang lain, maka sejatinya orang itu harus berbaik sangka. Sebenarnya berburuk sangka bisa dihindari sepanjang keburukan orang belum bisa dibuktikan. Oleh karena itu, lebih baik menganggap semua orang itu baik. Seseorang akan berdosa jika orang yang disangka berbuat buruk, ternyata berbuat baik. Jadi, bagi seorang muslim lebih aman berbaik sangka.

Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak berburuk sangka. Karena sebagian berburuk sangka itu dosa. Janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya …” (QS. al-Hujurat/49: 12).

Menurut Syaikh Abdullah Ibn Alwi al-Hadad, berburuk sangka kepada sesama muslim tidak akan menjadi nyata kecuali kepada orang munafik. Inilah kreteria orang munafik seperti diuntai al-Qur’an, “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, namun Allah yang akan menipu mereka. Apabila mereka salat, mereka salat dengan malas. Mereka riya di hadapan manusia. Mereka hanya sedikit mengingat Allah” (QS. al-Nisa/4: 142).

Terbit di https://www.jurnaldepok.id/2020/07/10/khutbah-jumat-berbaik-sangka/ (sam/mf)