Berbagi Peduli di Darurat Covid 19, dari Dapur Umum hingga Layanan Konseling

Berbagi Peduli di Darurat Covid 19, dari Dapur Umum hingga Layanan Konseling

Ciputat, BERITA UIN Online— Sore hari, Selasa (14/4/2020), bersiap memasuki waktu Maghrib ketika beberapa mahasiswa masih mengantri dan mengambil jatah makanannya langsung dari Rektor Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA. Seperti sore-sore sebelumnya, mereka mengantri jatah makanan dari donasi para penderma di kantor sekretariat Dharma Wanita UIN Jakarta, Jl. Kertamukti, Pisangan, Ciputat.

Sambil memanggil antrian, sesekali Rektor bertukar tanya dan canda dengan mahasiswa yang terus mengantri. Selebihnya, Rektor berpesan agar mereka selalu menjaga kesehatan dan tetap semangat belajar. “Jaga kesehatan. Jangan pergi-pergi jauh dulu. Tetap semangat belajarnya ya,” pesannya.

Memang, hampir dua pekan terakhir, Sekretariat Dharma Wanita yang berada persis di Kampus Fakultas Kedokteran ini terlihat lebih ramai dari biasanya. Pasalnya, setelah status pandemi Covid 19 secara nasional ditetapkan, sekretariat ini disulap jadi dapur umum mahasiswa.

“Hari ini, saya datang ke Dharma Wanita ingin menyaksikan langsung pembagian makanan siap saji kepada anak-anak kami, mahasiswa UIN Jakarta, yang tetap tinggal di lingkungan kampus,” katanya.

Selain mahasiswa Indonesia dari berbagai daerah seperti Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Nusa Tenggara, tutur Rektor, tidak sedikit para mahasiswa yang tetap tinggal di lingkungan kampus berasal dari negara-negara lain. Diantaranya dari Thailand, Malaysia, Filipina, Afganistan, dan negara-negara Afrika.

Para mahasiswa ini terpaksa tetap tinggal di lingkungan kampus seperti asrama, ma’had aly, hingga kos-kosan. Pulang ke daerah atau negara asal juga sulit. Pandemi Covid 19 yang berskala global sehingga berdampak luas di berbagai daerah dan negara membuat mereka tak bisa apa apa.

Suratman, misalnya. Mahasiswa Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta ini mengaku sulit untuk pulang ke kampung halamannya di Pelabuhanratu, Sukabumi. Selain akses transportasi yang terus dibatasi, ia juga mesti bersiap dikarantina jika memaksakan diri pulang.

Terlebih perkuliahan juga tetap berjalan seperti biasa dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sehingga jika tetap memaksakan diri pulang, ia juga harus bersiap membeli kuota internet yang tidak sedikit. Karenanya, Sutarman memilih tetap tinggal di Ciputat dengan mengakses fasilitas tersedia di lingkungan kampus.

Aditya Pratama, teman satu kelas sekaligus teman satu kos-kosan Suratman juga mengeluhkan hal sama. Pulang ke rumah di Bekasi bukan pilihan mudah. Selain makin terbatasnya akses pulang, perkuliahan juga tetap berlangsung dengan sistem PJJ. Dengan PJJ, tinggal di sekitar kampus membuatnya masih bisa ikut PJJ dengan memanfaatkan beberapa akses internet gratis.

“Bapak saya driver ojek online. Dengan adanya Corona, pendapatannya juga makin pas-pasan,” ungkapnya.

Namun, tinggal di Ciputat juga bukan hal mudah. Warung-warung makan langganan banyak yang tutup. Jika pun buka, mereka harus merogoh kocek lebih dalam. Sedang memasak di kos-kosan pun tak mungkin karena kosan tempat mereka tinggal tidak menyediakan fasilitas memasak.

Karenanya, ketika UIN Jakarta bersama STF UIN Jakarta dan Dharma Wanita UIN Jakarta menyediakan dapur umum Suratman dan Aditya mengaku sangat antusias. “Sebelum ada ini, kita susah banget buat makan, ada warung tapi mahal banget. Saya juga orang tua kesulitan. Alhamdulillah kami terbantu banget,” pungkasnya.

 

Lebih dari 1000 Orang Mahasiswa

Merujuk data hasil pendataan seluruh bagian Gugus Tugas Covid 19 UIN Jakarta, sambung Rektor, jumlah mahasiswa yang terpaksa bertahan di lingkungan kampus cukup banyak. Selain tinggal di Ma’had Aly dan Asrama Mahasiswa UIN Jakarta, para mahasiswa tinggal di kos-kosan di sejumlah wilayah Kampus 1 dan 2.  Tak hanya mahasiswa Indonesia, hampir 100 orang diantaranya mahasiswa asing.

Sri Hidayati M.Ed, pengurus Lembaga Kemanusiaan Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta yang ditunjuk menjadi salahsatu Kordinator Fundraising Gugus Tugas Covid 19 UIN Jakarta, menyebutkan jumlah mahasiswa yang mengajukan bantuan mencapai 1.300-an mahasiswa. Jumlah ini didapat dari pendataannya yang dilakukan sejak awal Covid 19 merebak.

Awalnya, sambung Sri, jumlah mahasiswa pengusul bantuan hanya 260 orang. Namun setelah didataulang jumlahnya melonjak hingga 1.349 orang. Survei sendiri mencatat beragam jenis kebutuhan yang dimajukan mahasiswa menyusul pandemi covid 19 ini. “Namun dari survei yang kita lakukan, 60% mahasiswa mengajukan bantuan makanan pokok,” sambungnya.

Kebutuhan makanan, tutur Sri sangat dimaklumi. Sebab warung-warung makanan yang biasanya buka di berbagai lokasi mahasiswa tinggal mulai tutup satu persatu. Kekuatiran atas Pandemik Covid 19 sepertinya menjadi alasan pemilik warung makanan menutup layanannya hingga kondisi kembali pulih.

Atas inisiatif sivitas akademik UIN Jakarta bersama Gugus Tugas Covid 19, akhirnya ditunjuk beberapa warung langganan mahasiswa yang masih bersedia untuk buka. Diantaranya Warung Mang Sadi di kawasan Kampus 1, Warung Teh Yani di kawasan Kampus 2, termasuk menyulap sekretariat Dharma Wanita UIN Jakarta menjadi Dapur Mahasiswa.

Bahkan dalam catatan BERITA UIN Online, beberapa fakultas berinisiatif membuka dapur umum bagi mahasiswa masing-masing sebelum digabungkan ke dalam dapur umum yang disediakan hasil kerjasama Gugus Tugas Covid 19. Warung-warung makan yang ditunjuk maupun Dharma Wanita yang turut disulap jadi Dapur Umum mahasiswa bahu membahu menyediakan jatah makanan mahasiswa pagi dan sore hari.

Seperti halnya Suratman dan Aditya Pratama, mahasiswa-mahasiswa penerima bantuan mengaku sangat bersyukur dengan kehadiran dapur-dapur umum yang disediakan. Mereka tak perlu kuatir lagi setelah warung-warung tutup atau harga makanan yang biasa mereka konsumsi naik harganya. Terlebih mereka juga mendapat gratis suplemen vitamin yang dibutuhkan di masa pandemi.

Ulfah Marcella, misalnya, Mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta ini mengaku selain makanan, mereka juga mendapat vitamin dan buah-buahan. “Alhamdulillah, selain makanan, vitamin, juga buah-buahan,” tuturnya.

Begitu juga Alfiyah dan Dewi Lestari. Dua mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Ushuluddin yang terpaksa tetap bertahan di Ciputat mengaku telah ikut mengantri di dapur yang disediakan sejak hampir dua pekan ini. “Terimakasih pimpinan dan sivitas UIN Jakarta, Dharma Wanita, STF UIN Jakarta dan para donatur yang telah meringankan keringanan kami yang tak bisa pulang. Semoga anda semua mendapat keberkahan dari Allah SWT,” ucap Alfiyah.

Zahoor, salah satu mahasiswa asing UIN Jakarta asal Afghanistan juga mengaku sangat terbantu dengan keberadaan dapur umum hasil donasi para penderma. Zahoor bersama 13 mahasiswa Afganistan lain mengaku sempat kebingungan ketika banyak warung-warung dan toko makanan tutup.

Beruntung, dapur umum yang digalang dari donasi segera dibuka sehingga Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta ini bersama belasan mahasiswa Afganistan lainnya bisa tetap mendapat makanan. Kini, setiap pagi dan sore hari, Zahoor bergantian dengan teman-temannya mengantri makanan di dapur umum yang disediakan.

“Rasanya senang sekali kami mendapat bantuan ini. Semenjak kampus lockdown, semua menjadi lebih sepi. Teman-teman Ma’had asli Indonesia sudah pulang ke rumahnya, sedangkan kami mahasiswa asing harus tetap di Ma’had karena tidak bisa pulang ke negara kami. Negara kami juga lockdown, orangtua kami tidak bisa mengirim uang sudah hampir sebulan,” tuturnya.

 

Donasi Publik, Dukungan Semua

Profesor Amany menjelaskan, dibukanya dapur umum bagi mahasiswa merupakan bentuk kepedulian sivitas UIN Jakarta maupun para donatur yang terus mendonasikan bantuannya bagi mahasiswa UIN Jakarta. Kepedulian ini, tuturnya, sangat berarti bagi mahasiswa yang terpaksa untuk tetap tinggal di lingkungan kampus.

Dalam catatan BERITA UIN Online, ratusan donatur terus mengalirkan sumbangannya. Para ASN di lingkungan UIN Jakarta sejak Pandemi Covid 19 memaksa layanan administrasi akademik ditutup ikut menggalang bantuan Covid19. Begitu juga ratusan donatur umum dari berbagai lembaga, komunitas sosial, jamaah majelis taklim dan lainnya terus mengirimkan berbagai donasi bantuannya.

Jumlah donasi para donatur melalui STF UIN Jakarta misalnya, hingga 14 April 2020 jumlahnya mencapai Rp281.729.502. Selain itu, para donatur juga mendonasikan bantuannya berupa, ratusan kilogram beras, puluhan dus mie instan, ratusan masker, hingga ratusan porsi makanan siap saji.

“Atas nama UIN Jakarta, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua donatur yang telah bermurahhati memberikan donasinya kepada mahasiswa UIN Jakarta. Begitu juga para relawan yang tetap bekerja keras dan beraktifitas di luar melayani para mahasiswa kita. Semoga Allah SWT memberikan pahala berlipat dan kesehatan bagi Anda semua,” ucap Rektor.

 

Layanan Kesehatan Hingga Konseling

Selain bantuan makanan pokok, pandemi Covid 19 mendorong pemberian kesehatan dan layanan konseling. Ketua Tim Gugus Tugas Covid 19 UIN Jakarta dr. Hari Hendarto Ph.D, Sp.PD-KEMD mengungkapkan untuk meminimalkan resiko sebaran virus yang kali pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok, Gugus Tugas bersama Rumah Sakit Syarif Hidayatullah UIN Jakarta membuka  layanan Call Center 24 Jam bagi mahasiswa dan keluarga besar UIN Jakarta yang membutuhkan. Layanan 24 jam ini bisa diakses di sambungan telepon (021) 7470 1989 dan (021) 744 0535.

Hari menuturkan, layanan akses kesehatan 24 Jam ini diperuntukkan bagi mahasiswa dan keluarga besar UIN Jakarta yang membutuhkan. Layanan kesehatannya yang berupa pemeriksaan dan pengobatan diberikan secara gratis selama masa Pandemik Covid 19.

“Selama masa Covid sekarang ini, Gugus Tugas Covid 19 UIN Jakarta bekerjasama dengan RS Syarif Hidayatullah UIN Jakarta membuka Call Centre 24 jam bagi mahasiswa dan keluarga besar UIN Jakarta yang membutuhkan serta pemeriksaan dan pengobatan cuma-cuma,” paparnya.

Tidak hanya itu, Pusat Layanan Psikologi (PLP) UIN Jakarta turut membuka layanan konseling bagi masyarakat, sivitas akademik, terutama mahasiswa UIN Jakarta. Ketua PLP UIN Jakarta Mulia Sari Dewi, M.Si., Psi., menuturkan pihaknya memberikan layanan konseling gratis selama masa tanggap darurat Covid-19 guna meringankan beban psikologis menyusul pandemi yang makin massif.

Menurut Mulia, pihaknya menawarkan empat layanan berbasis daring yang bisa diakses masyarakat dan mahasiswa yang membutuhkan. Keempatnya, Email for Counseling, Call for Counseling, Kelas Online bersama PLP, dan Psikoedukasi. Layanan ini bisa diakses dengan menghubungi kontak WA PLP UIN Jakarta 0812-8817-8208.

“PLP UIN Jakarta berkerjasama dengan tenaga ahli professional dan memberikan layanan secara gratis. Diharapkan dengan adanya layanan tersebut dapat memberikan efek positif terhadap kondisi fisik maupun mental masyarakat,” paparnya.

Dengan bantuan donasi para penderma, kerja keras para relawan, dan kesiagaan seluruh unit di lingkungan UIN Jakarta, Rektor berharap mahasiswa UIN Jakarta bisa tetap terjaga di masa pandemi Covid 19 ini. “Insya Allah apa yang dilakukan seluruh pihak merupakan bagian dari Jihad kita di masa sulit ini. Dan semoga kita semua bisa melewatinya dengan sebaik mungkin,” pungkasnya. (Foto: humas/Reportase: Dewi, Asep, Maria/Teks: Z. Muttaqin)