Banyak Guru Belum Maksimal Mengajar

Banyak Guru Belum Maksimal Mengajar

Gedung PPG, BERITA UIN Online – Trainer motivasi guru nasional Ferdinal Lafendry mengatakan, di Indonesia saat ini masih jamak terjadi bahwa kualitas guru belum maksimal dalam menjalani profesinya. Hal ini bisa jadi disebabkan salah dalam motivasi, bahwa mengajar terkadang bukan pilihan sadar dari seorang guru. Akhirnya, kondisi tersebut berimbas pada alpanya ruh mengajar yang seharusnya menjadi penguat dan pengingat seorang guru untuk menjadi guru terbaik.

“Guru seharusnya menjadi passion dan pilihan sadar bagi setiap orang yang ingin berprofesi sebagai guru,” katanya dalam Workshop Kependidikan bertajuk “How to be a Great Teacher in 4.0 Industrial Revolution Era” di Aula Gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG) UIN Jakarta, Bojongsari, Depok, Kamis (25/4/2019).

Workshop yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta itu diikuti oleh sekitar 100 mahasiswa PGMI dari tiga wilayah di Indonesia, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Sedangkan pembicara kunci disampaikan Ketua Program Studi PGMI Khalimi.

Menurut Ferdinal, guru yang mencintai pekerjaannya sepenuh hati akan terus belajar sehingga dapat memahami setiap karakter siswanya. Juga harus disadari bahwa setiap anak adalah bintang dan juara. Karena itu, guru hendaknya mampu mengenali siswa dengan rinci dan dapat melaporkan perkembangan siswa baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

“Menjelajahi kemampuan siswa artinya memahami beberapa ragam kecerdasan yang menjadi kekuatan setiap siswa,” ujar alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta itu.

Ferdinal lebih jauh mengungkapkan, ada tiga kunci yang harus dipersiapkan guru untuk menjadi Great Teacher. Pertama, meningkatkan motivasi. Beberapa aspek yang perlu dipahami dalam meningkatkan motivasi guru di antaranya mencintai pekerjaan, terus belajar, memiliki nilai spiritual dalam mengajar yang menghadirkan anak didik dalam setiap doa, dan mengajar dengan hati.

Kedua, kata dia, kapasitas pengetahuan. Dalam hal ini guru harus memiliki kemampuan untuk menjelajahi kemampuan siswa (discoveringability) dan memahami cara kerja otak dalam menyerap informasi.

Ketiga, kunci menjadi seorang Great Teacher adalah memiliki keterampilan, seperti memiliki kemampuan great opening dan apersepsi yang memukau, memilliki variasi metode dalam pembelajaran, kemampuan me-review dan closing yang menggugah, penguasaan terhadap media pembelajaran yang berbasis information communication and technology (ICT), keterampilan membuat rencana pembelajaran yang kreatif, mahir dalam bidang communication skill, dan keterampilan dalam classroom management.

“Nah, jadilah guru terbaik, karena itu akan menghantarkanmu menuju surga,” ujar penulis buku Great Teacher dan Sukses Mulia is My Life ini. (ns)