Azyumardi Azra: Dialog Selesaikan Persoalan Kebangsaan

Azyumardi Azra: Dialog Selesaikan Persoalan Kebangsaan

Jakarta, BERITA UIN Online— Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Azyumardi Azra CBE MA meminta masyarakat dan umat Islam Indonesia lebih mengedepankan proses dialog dalam menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan. Hal ini diperlukan untuk merawat harmoni keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia.

Demikian disampaikan Azra dalam Pidato Penerimaan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) tahun 2017 dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Rabu malam (23/8). Penghargaan ini diberikan langsung Plt Kepala LIPI Bambang Subiyanto kepada  Rektor UIN Jakarta 1998-2006 ini atas prestasinya di bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kemanusiaan.

Menurut Azra, Indonesai merupakan negara dengan latar belakang budaya yang heterogen. Kondisi ini menjadikan Indonesia lebih kaya budaya dibanding masyarakat dari kawasan negara lain. Hanya saja, kondisi demikian meniscayakan proses dialog yang diyakini akan lebih efektif dalam membangun Indonesia sebagai negara Muslim dengan sistem demokrasi yang kuat.

 “Karena kita ini 'show case' untuk negara lainnya bahwa justru yang berbeda-beda itu lah yang bisa memperkuat Indonesia,” ujarnya.

Merujuk pengalaman historis, penerima gelar Commander of the Order of British Empire dari Kerajaan Inggris tahun 2010 ini menambahkan, konflik pertengkaran yang berkepanjangan melahirkan fragmentasi politik yang berperan besar mendorong kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi di Islam. “Penyebab kemunduran iptek Islam karena fragmentasi politik yang jelas mengakibatkan iptek sulit berkembang, seperti pascaperang di Baghdad,” tandasnya.

Fragmentasi politik sendiri, tambahnya, menyebabkan munculnya dua faktor lain yang turut mendorong percepatan kemunduran iptek di dunia Islam. Pertama, faktor ekonomi yang tidak tumbuh dengan baik sehingga menyebabkan jatuhnya kemampuan pembiayaan kegiatan iptek di dunia Islam. Kedua, meningkatnya peningkatan sektarianisme keagamaan.

Untuk konteks Indonesia, Azra sendiri masih optimis, bahwa watak budaya toleran masih cukup kuat terpelihara sehingga konflik seperti konflik keagamaan masih bisa dihindari. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi tinggi masih bisa dijaga dan sektarianisme keagamaan tidak begitu massif. Bahkan pada 2017, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pendapatan PDB mencapai Rp 1.000 triliun.“Jika Indonesia tetap aman dan stabil, maka prediksi Indonesia akan menjadi negara kelima terkuat dari sisi ekonomi bisa terjadi,” katanya lagi.

Diketahui, LIPI memberikan penghargaan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) tahun 2017 kepada Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Jakarta, Prof Dr Azyumardi Azra, MA, CBE pada Rabu (23/8). Penghargaan ini diberikan atas prestasinya di bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kemanusiaan.

Plt Kepala LIPI Bambang Subiyanto yang menyerahkan LIPI Sarwono mengatakan Azyumardi merupakan pemikir kritis dalam kemajuan kebudayaan dan keagaman di Indonesia. Pemikirannya selalu syarat untuk memajukan ilmu pengetahuan Indonesia. “Beliau merupakan tokoh yang tidak pernah diam, semua pemikirannya dicurahkan dalam banyak tulisan, tertuang dalam 36 buku dan makalah serta jurnal ilmiah nasional dan internasional,” katanya. (farah nh/yuni nurkamaliah/zm dari berbagai media)