Agama-Agama: Tradisi Berpuasa untuk Sucikan Jiwa dan Tumbuhkan Empati

Agama-Agama: Tradisi Berpuasa untuk Sucikan Jiwa dan Tumbuhkan Empati

Ciputat, BERITA UIN Online-- Puasa merupakan perintah keagamaan yang ditetapkan bagi manusia sebagai komitmen keberagamaan sekaligus pemenuhan kepentingan hidup manusia sendiri. Untuk itu, selain agama Islam yang memerintahkan umatnya berpuasa di setiap bulan Ramadhaan, agama-agama yang diimani dan dijalankan manusia juga mengajarkan berpuasa.

Demikian benang merah yang disampaikan para tokoh agama saat menyampaikan paparannya dalam Webinar Internasional ‘Fasting Traditions: The Comparative Religion Perspective’, Senin (18/5/2020). Webinar yang diinisiasi Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, PLKI-LP2M UIN Jakarta ini menghadirkan sembilan narasumber mewakili agama-agama dari berbagai negara.

Diantaranya Dr. M Shamsi Ali, MA Ulama Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat, Prof. Dr. Ismail Latif Hacinebioglu dari Turkey, Prof. Dr. Rabbi Bob Kaplan (USA), Prof. Dr. Anne K. Rasmussen (USA), Prof. Dr. Hamid Slimi (Canada), Guru Dileepkumar Thankappan (USA), Hans Harmakaputra, PhD (USA), Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA (Indonesia), Suparto, M.Ed, Ph.D (Indonesia).

Webinar dibuka langsung Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA. Sedang acara yang dipandu Ketua Pusat Layanan Kerjasama Internasional UIN Jakarta Dadi Darmadi MA diikuti 300 peserta dari berbagai kawasan.

Mewakili pengalaman Kristiani, Hans mengungkapkan, puasa merupakan salahsatu praktik relijius yang memberi ruang hubungan erat antara manusia dan Tuhan. Kendati Bibel sendiri tidak memberikan rincian puasa, namun masyarakat Kristiani melaksanakannya sesuai petunjuk denominasi masing-masing.

“Puasa dalam tradisi Kristiani dilakukan, salahsatunya untuk menghormati pengorbanan Jesus,” katanya.

Mewakili Hindu, Guru Dileepkumar menjelaskan, puasa juga diajarkan dalam tradisi Hindu. Puasa dilakukan dengan menyedikitkan makan minum dan aktifitas badaniah. “Tujuannya adalah sebagai jalan pembersihan spiritual,” katanya.

Dalam paparannya, Andi mengatakan, puasa merupakan salahsatu ajaran penting dalam Islam dimana ibadah ini masuk ke dalam salahsatu rukun Islam. Sebagai sebuah ajaran, puasa sendiri memiliki sejumlah fungsi bagi masyarakat Muslim.

“Dan tujuan penting yang ingin dicapai melalui puasa adalah derajat ketakwaan dimana yang mencapai derajat itu disebut muttaqin,” katanya.

Sementara itu dalam sambutannya, Rektor Amany mengatakan puasa yang dilakukan secara berbeda-beda dalam tradisi agama-agama selayaknya menjadi bekal berharga bagi umat manusia untuk menghormati keanekaragaman. Sebab kendati berbeda-beda, namun praktik berpuasa memiliki tujuan penyucian jiwa dan penumbuhan empati bagi sesama umat manusia.

“Terutama empati bagi sesama di era pandemi ini,” katanya. (z. muttaqin)