76 Mahasiswa Prodi Kessos Lakukan Praktik Intervensi Komunitas

76 Mahasiswa Prodi Kessos Lakukan Praktik Intervensi Komunitas

Cilacap, BERITA UIN Online— Prodi Kesejahteraan Sosial (Kessos) UIN Jakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mencetak para sarjana generalis bidang kesejahteraan sosial/pekerja sosial, sebagai persyaratan utama menjadi pekerja sosial professional. Untuk mencapainya diperlukan dukungan dari kurikulum yang terimplementasi ke dalam mata kuliah, salah satunya adalah praktikum 2.

Praktikum 2 Prodi Kessos merupakan mata kuliah yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai salah satu profil lulusan mahasiswa prodi pekerjaan sosial dibidang komunitas, dengan cara mempraktekkan intervensi komunitas kepada suatu komunitas miskin. Sejak tahun 2013, Prodi Kessos UIN Jakarta telah menerapkan matakuliah berbasis lapangan dengan memasukkan Praktikum 2 dalam kurikulumnya.

Oleh karena itu, tahun ini, bekerjasama dengan Yayasan Bina Desa, Praktikum 2 kembali dilaksanakan dengan mengambil lokasi di dua tempat, yaitu Kecamatan Kampung Laut dan Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap.

Hal demikian tersebut diungkapkan Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta Lisma Dyawati Fuaida MSw kepada BERITA UIN Online di ruang kerjanya, Jumat (10/08).

Lisma menambahkan, kegiatan Praktikum 2 tahun 2018 ini diikuti oleh 76 mahasiswa Kessos semester tujuh, yang dibagi menjadi delapan kelompok serta dilaksanakan mulai tanggal 25 Juli sampai dengan 2 September 2018.

“Dengan menggandeng mitra kerjasama, diharapkan praktik lapangan ini bisa berjalan dengan baik sesuai tujuan penyelenggaraannya, karena lembaga mitra tersebut tentu saja mempunyai perhatian yang sama dengan Prodi, yaitu pengembangan masyarakat,” ujar Lisma.

Lisma juga berharap mahasiswa dapat memperoleh capaian pembelajaran sebagaimana yang direncanakan dalam kurikulum yang dikembangkan Prodi Kessos, mahasiswa dapat melatih keterampilannya di bidang community intervention dan mampu mengambil keputusan yang benar sesuai nilai dan etika pekerjaan sosial.

“Diharapkan mahasiswa mampu mendapatkan bibit-bibit kader lokal yang dapat meneruskan program yang telah dilahirkan bersama-sama secara partisipatif,” harapnya sekaligus menutup pembicaraan. (lrf)