Komisaris Freeport, A.M. Fachir di Wisuda UIN Jakarta; Antara Wisuda, Ijazah, dan Kebermanfaatan

Komisaris Freeport, A.M. Fachir di Wisuda UIN Jakarta; Antara Wisuda, Ijazah, dan Kebermanfaatan

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menggelar prosesi pelantikan wisudawan ke-136. Sebanyak 569 wisudawan serta tamu undangan, berikut keluarga, kerabat dan wali wisudawan memenuhi ruangan Auditorium Harun Nasution, Sabtu (24/05/2025). Dalam prosesi wisuda ke-136, turut hadir Komisaris PT. Freeport Indonesia, Dr. Abdurrahman Mohammad Fachir, yang merupakan Alumni UIN Jakarta dalam rangka berbagi pengalaman sekaligus merayakan momen wisuda bersama para wisudawan.

A.M. Fachir menyampaikan bahwa ia turut berbangga dan mengapresiasi atas pencapaian para wisudawan pada momen ini. Menurutnya, momen wisuda adalah tempat dimana peran-peran penting berkumpul. Para orang tua, pendamping bagi para magister dan yang terpenting, seluruh dosen dan pebimbing sebagai insan yang mentransfer ilmu dan membimbing para wisudawan sampai pada titik ini.

“Cara berterima kasih yang paling baik adalah dengan mendoakan, masukan nama-nama mereka, para dosen, pembimbing, sertakan bersama nama orang tua kalian, karena bagaimana pun juga kalian tidak akan mampu membalas kebaikan dan jasa mereka,” ucapnya.

Di samping berterima kasih, A.M. Fachir berpesan dengan bekal ijazah dari perguruan tinggi, para wisudawan akan meniti karir pilihan mereka. Di luar Ijazah yang diberikan kampus, Ijazah juga bisa diukur dari kerja-kerja nyata, dampak, dan kemanfaatan yang dirasakan orang sekitar. Karya dan kerja itulah yang akan memberikan trademark kepada seseorang. Dr. Abdurrahman memberikan contoh dengan analogi pemberian gelar Kyai kepada seseorang.

“Ijazah juga bisa diukur dari kuantitas kerja yang berbanding dengan kualitas kerja di masyarakat. Ketika kerja dan karya kalian memberi kemanfaatan kepada masyarakat maka nantinya masyarakat sendiri yang akan menilai kalian. Seperti pemberian gelar Kyai kepada seseorang itu juga ijazah,” ucapnya.

Dr. Fachir juga menyampaikan ia memiliki bekal yang selalu menemaninya kemanapun ia melangkah, terdapat tiga hal selalu menjadi teman dalam menjalani peran yang ia ambil yaitu; fokus, istiqomah dan maksimal. Dr. Fachir mengingatkan bahwa besar kecilnya sebuah hasil itu bergantung pada yang maha mengatur. Jika seluruh ikhtiar telah dikerahkan  maka tawakkal menjadi langkah selanjutnya.

“Apapun kiprah yang akan kita ambil, saya selalu membawa ketiga bekal saya. Pertama, fokus. Kedua, istiqomah. Ketiga, maksimal,” ucap A.M. Fachir.

 “Faa idzaa a’zamta fatawakkal a’lallah, ketiga bekal yang tadi, adalah teman yang selalu menemani saya dalam berkarir sebagai diplomat selama 35 tahun,” tambahnya.

Pada akhir sambutan, Dr. Fachir berpesan kepada para wisudawan yang nanti akan berkiprah di masyarakat bahwa jabatan bukanlah tujuan. Jabatan bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan, karena sejatinya jabatan hanya merupakan wasilah untuk menyampaikan kebermanfaatan seluas-luasnya. Semakin tinggi posisi yang kita miliki, maka semakin luas kebermanfaatan yang dapat ditebar.

“Saya menjadi diplomat itu bonus. Segala hak istimewa yang saya dapatkan juga sebatas bonus yang bukan menjadi tujuan. Tujuan utamanya tetap memberikan kebermanfaatan melalui jabatan dan hak istimewa yang saya miliki,” ujarnya.

A.M. Fachir merupakan alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang kala itu masih bernama IAIN. A.M. Fachir menyelesaikan studinya pada program studi Bahasa dan Sastra Arab. Ia menjabat sebagai Komisaris PT Freeport Indonesia, Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia, dan tahun ini kembali bergabung bersama Almamater UIN Jakarta sebagai dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta. Kiprahnya menjadi inspirasi bagi para wisudawan dan seluruh civitas UIN Jakarta bahwa nilai-nilai UIN Jakarta selalu menjadi dasar untuk menjadi pelopor kebermanfaatan dimanapun nama UIN Jakarta berada.

(Muhammad Hanif A./Zaenal M./Syarifah Nur K./Foto: Fotografer PIH)