Webinar Fikes: Situasi Pandemik Butuh Moderasi Beragama

Webinar Fikes: Situasi Pandemik Butuh Moderasi Beragama

Ciputat, BERITA UIN Online-- Dewan Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (DEMA FIKES) UIN Jakarta menggelar webinar atau seminar daring nasional bertajuk ‘Moderasi Beragama dalam Mitigasi COVID-19: Pendekatan Teori dan praktis’, Senin (18/5/2020). Webinar diharapkan mampu merumuskan cara pandang baru beragama di tengah-tengah situasi pandemik yang mengancam keselamatan jiwa.

Webinar yang dibuka Dekan Fikes Dr. Zilhadia M.Si Apt ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Tb. Ace Hasan Syadzily dan Prof. Dr. Muhammad Adlin Sila MA. Ace merupakan anggota Komis VIII DPR RI, sedang Adlin merupakan Peneliti Utama pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama RI.

Dalam webinar yang dipandu Ketua Dema Fikes Rifqi Ridho Hasditama, kedua narasumber menyepakati pentingnya moderasi beragama di tengah-tengah pandemik. Keduanya menggarisbawahi, moderasi beragama dibutuhkan guna memelihara keselamatan jiwa manusia sendiri tanpa harus mengorbankan pelaksanaan kewajiban beragama itu sendiri.

Dalam paparannya yang bertajuk ‘Moderasi Beragama: Konflik dan Demokrasi Covid 19’, Ace menekankan pentingnya masyarakat untuk bersikap rasional dalam menjalankan ritual keagamaan. Rasional dimaksud adalah menjalankan kewajiban keagamaan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Menurutnya, sikap ini tidak bertentangan dengan agama sendiri, karena di dalam Islamnya misalnya berlaku aturan keringanan atau rukhshoh yang berlaku pada situasi yang sulit. Ia mencontohkan, ibadah shalat fardhu berjamaah memiliki banyak keutamaan dibanding melaksanan sendiri (munfarid).

Namun dalam situasi pandemik dimana keselamatan jiwa terancam, maka pelaksanaan kewajiban shalat berjamaah bisa diganti dengan shalat sendirian. “Jangan memaksakan diri. Sebab menjaga keselamatan diri juga merupakan kewajiban,” katanya.

Di DPR RI sendiri, sambungnya, pihaknya terus memberi dorongan dan kontrol bagi pemerintah dalam melaksanakan kebijakan terkait pandemik. DPR RI, katanya, mendorong pemerintah untuk lebih padu dalam menerbitkan dan menjalankan kebijakan pandemik sehingga pengurangan resiko sebaran Covid 19 bisa berhasil dengan baik.

Sementara itu, Adlin dalam paparannya yang bertopik ‘Strategi Kemenag dalam Implementasi Moderasi Beragama di PTKI’ menekankan pentingnya seluruh sivitas di PTKI menjadi agen moderasi beragama. “Setiap dari kita, pendidik, tenaga kependidikan, bahkan mahasiswa PTKI tidak bisa berpangku tangan. Kita semua harus menjadi agen moderasi beragama,” katanya.

Hanya, Adlin mengingatkan, moderasi beragama jangan disalahfahami sebagai mereduksi prinsip keagamaan atau pelaksanaan kewajiban keagamaan. Moderasi perlu difahami sikap setiap umat beragama untuk mengambil jalan tengah antara kepentingan menjaga keselamatan diri dengan tetap melaksanakan perintah agama sesuai aturan kesehatan dan keringanan dalam menjalankan kewajiban.

Dekan Zilhadia dalam sambutannya sendiri berharap webinar bisa menjadi dasar bagi sivitas untuk bisa memiliki pedoman terbaik dalam mengkontribusikan peran universitas bagi kehidupan masyarakat di situasi pandemik. Ia juga berharap mahasiswa Fikes maupun fakultas-fakultas lain di UIN Jakarta bersinergi menjadi pionir pencegahan sebaran Covid-19. (z. muttaqin)