Wamenlu RI Buka Konferensi I-MELT

Wamenlu RI Buka Konferensi I-MELT

Auditorium Utama, Berita UIN Online— Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dr. H. AM Fachir, membuka konferensi internasional  Pengajaran Bahasa Inggris Indonesia-Malaysia atau The 1st Indonesia-Malaysia English Language Teaching (I-MELT) Conference di Auditorium Utama UIN Jakarta, Kamis (16/3/2017). Selain Fachir, turut membuka kegiatan Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada MA, dan Deputi Vice Chancellor Universiti Putera Malaysia, Prof. Dr. M. Iqbal Saripan.

Konferensi internasional bertema Breaking Borders Enriching ELT Experiences diselenggarakan UIN Jakarta dan Universiti Putera Malaysia sebagai ajang pertama pertukaran pengalaman dan gagasan para tenaga pengajar bahasa Inggris di Indonesia dan Malaysia. Selain ratusan pendidik bahasa Inggris dari perguruan tinggi Indonesia-Malaysia, konferensi juga dihadiri sejumlah ahli pengajaran bahasa Inggris dunia. Beberapa diantaranya Alan Maley, Carolyn Graham, Jan Blake, Brian Tomlinson, Hitomi Masuhara, Fuad Abdul Hamied, dan Ivor Timmis.

Dalam sambutannya, Fachir mengapresiasi penyelenggaraan konferensi pengajaran bahasa Inggris kedua negara. Sebab, selain memungkinkan para pengajar dari lembaga pendidikan kedua negara saling bertukar pengalaman tentang materi pembelajaran dan cara pengajaran terbaik, kegiatan juga memungkinkan relasi Indonesia-Malaysia makin erat.

“Kegiatan ini akan menjadi catatan istimewa dalam sejarah hubungan masyarakat kedua negara. Sebab dalam catatan kami, tahun ini merupakan usia ke-60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia,” paparnya.

Fachir menambahkan, Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara serumpun dengan karakter kebudayaan dan tantangan yang hampir sama. Salah satu kesamaannya, penggunaan bahasa resmi negara yang berakar pada bahasa Melayu. Sedang bahasa Inggris cenderung digunakan terbatas pada kalangan dan lembaga tertentu.

“Tantangannya, kedua negara sama-sama menghadapi sejumlah dinamika global dimana bahasa Inggris menjadi prasyarat yang harus dipenuhi. Melalui konferensi ini, kami harapkan, berbagai hambatan penguasaan bahasa Inggris masyarakat kedua negara bisa diatasi melalui pertukaran pengalaman dan ide para pengajar,” harapnya.  (yuni nurkamalia/usa/zm)