UIN Jakarta Inisiasi Pembentukan Lembaga Riset Indonesia di Perancis

UIN Jakarta Inisiasi Pembentukan Lembaga Riset Indonesia di Perancis

[caption id="attachment_14605" align="alignright" width="300"]Universite_Paris_I_Pantheon-Sorbonne Universite de Paris i Pantheon-Sorbonne, Perancis[/caption]

Paris, Perancis, Berita UIN Online-- Dalam rangka memperkuat kerja sama dalam bidang penelitian dengan sejumlah universitas di Perancis, Guru Besar Bidang Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta Prof Dr Azyumardi Azra MA CBE merekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk mendirikan Lembaga Riset Indonesia di Perancis.

Demikian hal tersebut disampaikan Azra saat berada di Universite de Paris i Pantheon-Sorbonne Perancis dalam rangkaian kegiatan kunjungan inisiasi kerja sama dengan sejumlah universitas di Perancis pada Jumat (16/11/2016).

Di hadapan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional Prof Maria Gravari Barbas, Juru Bicara Rektor Prof Joan Divol, dan Direktur Ilmu Politik Mr Bernard Dolez, Azra menjelaskan bahwa sejumlah alumni Sorbonne asal Indonesia memainkan peran yang sangat penting di Indonesia, seperti Prof HM Rasjidi (Menteri Agama Pertama RI), Prof Rahmat Djatnika (Rektor IAIN Bandung), Prof Hasan Muarif Ambary (Direktur Arkeologi di Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan juga Guru Besar di UIN Jakarta).

“Sudah saatnya sekarang UIN Jakarta dan sejumlah universitas lainnya di Indonesia untuk menghidupkan kembali hubungan khusus dengan Sorbonne, misalnya mendirikan lembaga riset Indonesia di Sorbonne yang disponsori oleh Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi,” ujar mantan Rektor UIN Jakarta masa jabatan 1998-2006 itu.

Menanggapi hal ini, Maria menyambut baik gagasan tersebut. Dia menjelaskan, sebelumnya pemerintah Indonesia melalui Kemenag juga pernah melakukan inisiasi kerja sama dengan pihaknya, namun belum tertuang dalam nota kesepahaman.

“Kami menyarankan agar kerja sama dengan pihak Indonesia dapat dimulai dengan program pertukaran dosen di berbagai bidang,” ujar Maria.

Sorbonne sendiri, lanjutnya, memiliki seorang vulkanologi Profesor Franck Lavigne yang mampu berbicara bahasa Indonesia dengan fasih dan dapat melakukan program visiting professor.

“Ini dapat dimanfaatkan oleh kampus-kampus di Indonesia yang memiliki fakultas sains dan teknologi jurusan pertambangan,” imbuhnya.

Selain itu, akan ada kerja sama lainnya di Lembaga Islam Sorbonne yang didanai oleh Arab Saudi pada bidang Keuangan Islam, Seni Islam, dan isu-isu yang berkaitan dengan hubungan antara agama dan politik (sekularisme).

Di sisi lain, Maria berharap pihak Indonesia dapat memfasilitasi mahasiswa Sorbonne yang berencana untuk belajar dan melakukan penelitian di Indonesia. (mf)