UIN Jakarta: Berpulangnya KH Ahmad Hasyim Muzadi, Kehilangan Besar Umat-Bangsa

UIN Jakarta: Berpulangnya KH Ahmad Hasyim Muzadi, Kehilangan Besar Umat-Bangsa

Ciputat, Berita UIN Online— Pimpinan dan sivitas akademi UIN Jakarta menyatakan berbelasung-kawa atas berpulangnya KH Ahmad Hasyim Muzadi pada pagi hari Kamis (16/3/2017) di Malang, Jawa Timur. Meninggalnya Hasyim dinilai pimpinan dan sivitas akademi UIN Jakarta sebagai kehilangan besar umat Islam dan masyarakat Indonesia akan salah satu tokoh Muslim dan guru bangsa berpengaruh.

Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada MA, mengungkapkan kepulangan Ketua Umum PBNU ini sangat mengejutkan dan menjadi kehilangan besar akan sosok ulama sekaligus guru bangsa. “Secara pribadi sekaligus pimpinan UIN Jakarta, saya turut berdukacita atas wafatnya ulama sekaligus guru bangsa, KH Hasyim Muzadi. Mari kita doakan bersama agar almarhum ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujarnya.

Rektor menambahkan, Kiai Hasyim merupakan sosok ulama besar yang berperan besar dalam menjaga wajah moderat Islam Indonesia. Selain itu, Hasyim merupakan tokoh bangsa yang sangat gigih dalam mengokohkan integrasi bangsa yang memiliki keragaman kultural. “Mudah-mudahan kita bisa meneladani dan melanjutkan perjuangan beliau,” sambungnya.

Diketahui, KH Hasyim Muzadi meninggal dunia Kamis pagi hari sekira pukul 06.15 WIB di kediamannya, Pesantren Al-Hikam, Kota Malang, Jawa Timur setelah beberapa saat dirawat karena sakit. Dari berbagai sumber, Hasyim rencananya akan dimakamkan di lingkungan Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat.

Selama hidupnya, ulama kelahiran Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944 ini mendirikan dan mengasuh pondok pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, dan Depok, Jawa Barat. Pada tahun 1999, Hasyim yang mengenyam pendidikan Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Pesantren Al-Anwar Rembang, dan Pesantren Al-Fahdoli Tuban ini dipercaya sebagai Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama. Sejak 19 Januari 2015, Kiai Hasyim dipercaya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI.

Komitmen Berjuang untuk Umat-Bangsa

Selain rektor, sejumlah besar dosen dan mahasiswa UIN Jakarta juga mengaku kehilangan atas kepulangan Hasyim. Dr Abdul Moqsith Ghazali, dosen ilmu tafsir Fakultas Ushuluddin, misalnya. Menurutnya, meninggalnya Hasyim merupakan kehilangan sosok ulama dan tokoh bangsa yang penuh totalitas dan komitmen dalam berjuang untuk umat-bangsa.

Sebagai pemimpin umat, jelas Moqsith, Hasyim tak kenal lelah mendatangi umat dan berdialog dengan mereka. “Ia bergerak ke sana-kemari mengurusi soal-soal keumatan. Cukup melelahkan, tapi beliau tak mengeluh. Kadang tampak guratan kelelahan di wajahnya, tapi beliau cenderung mengabaikannya,” kenangnya.

Sebagai ulama dan tokoh bangsa, tambah Moqsith, Hasyim memiliki keunikan tersendiri. Saat berdialog dengan umat, misalnya, Kiai Hasyim lebih suka menggunakan logika sederhana sehingga mudah dipahami oleh umat awam sekalipun. “Soal-soal rumit kenegaraan-kebangsaan dan keumatan, pelan-pelan diurai oleh Kiai Hasyim sehingga tampak titik masalahnya dan bagaimana cara menyelesaikannya,” tambahnya.

Selain itu, dalam menyelesaikan persoalan keumatan dan kebangsaan, Kiai Hasyim biasanya memilah mana yang menjadi wewenang pemerintah dan mana yang menjadi otoritas ulama. “Sebab, menurutnya, tokoh agama dan pemerintah harus bahu membahu dalam menyelesaikan soal-soal kebangsaan,” katanya lagi. (yuni nurkamaliah/zm)