Trend Islam Di AS (10) Al-Qur'an Di Tangan Thomas Jefferson

Trend Islam Di AS (10) Al-Qur'an Di Tangan Thomas Jefferson

AL-Qur'an adalah kitab sudi agama Islam, sudah berada di tangan salah seorang pendiri AS, Thomas Jefferson. Pengakuan Presiden Obama dalam berbagai kesempatan bahwa ia juga mengenal pertama kali Al-Qur'an dari Thomas Jefferson. Al- Qur'an itu kini tersimpan aman di Library of Congress, Washington DC. Al-Qur'an den­gan terjemahan Bahasa Inggeris milik Jef­ferson dibeli dari salahsatu toko di Duke of Gloucester Streetketika ia tengah menye­lesaikan studi hukumnya di The College of Willam and Mary. Al-Qur'an dan terjemah­an ini pernah menjadi buku the bestseller di masa itu, dan merupakan terjemahan terbaik Alquran dalam bahasa Inggris ketika itu.

Al-Qur’an di tangan Jefferson diberi Kata Pengantar oleh George Sale dengan sebuah pernyataan: “Lembaga-lembaga agama dan sipil negara-negara asing yang harus kita pelajari, salah satunya aadlah Muhammad, seseorang yang menciptakan hokum bagi orang-orang Arab, mendirikan suatu dinasti yang hanya kurang dari satu abad menyebar ke berbagai belahan dunia, melebihi apa yang telah dikerjakan kekaisaran Romawi.” George Sale juga seorang pengacara. Pengantar yang ia tulis dalam terjemahan tersebut menunjukkan penempatan Al-Qur’an sebagai pedoman hokum. Sebagaimana diuraikan di dalam artikel terdahulu, Al-Qur’an dan terjemahan bahasa Inggris itu memberikan inspirasi Thomas Jefferson dalam berbagai kesempatan.

Di antara pengaruh Al-Qur’an di tangan Thomas Jefferson, yang dikenal sebagai penulis dan ahli hukukm kondang, serta telah menyelesaikan sejumlah perundang-undangan mengenai toleransi beragama. Jeferson menyusun lebih dari 100 perundang-undangan untuk Negara Virginia antara tahun 1776-1779. Di antara yang paling membanggakan adalah nomor 82: Rancangan undang-undang untuk membangun kebebasan Beragama. “Tidak ada penganut Pagan amupun Mohamedan (muslim) maupun Yahudi yang harus dikecualikan dari hak-hak sipil persemakmuran tersebab agamanya, demikian kata komentator itu.

Jefferson juga pernah dikutip menyatakan: “Setelah kita mengusir Intoleransi agama dari negeri kita yang di bawahnya manusia begitu lama berdarah-darah dan menderita, kita belum mendapatkan sedikit pun (toleransi beragama) jika kita menyetujui intoleransi politik yang sama-sama dispotis, jahat, dan mampu dengan penganiayaan yang pahit dan berdarah-darah”. Pernyataan Jefferson ini menggambarkan kedalaman pemahaman terhadap isi dan kandungan Al-Qur’an. Adalah wajar jika pada masanya pernah juga diterpa isu sebagai calon Presiden yang beragama Islam.

Banyak sekali penulis memberikan komentar tentang keakraban Thomas Jefferson terhadap Al-Qur’an. Di antaranya Denise A. Spellberg, seorang guru besar sejarah dan kajian Arab di University of Texas at Austin, Amerika Serikat, menulis dalam bukunya yang berjudul: Thomas Jefferson’s Qur’an: Islam and the Founder (2013). Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul: Kontroversi al-Qur’an Thomas Jefferson, Penerbit Alvabet Jakarta, tahun 2014. Buku ini menghubungkan pengaruh Islam digali dari Al-Qur’an di dalam kebijakan AS, mulai dari penyusunan naskah Deklarasi Kemerdekaan AS, sampai pada peraturan perundang-undangan lainnya. Adalah tidak benar jika kita mengklaim AS sebagai sebuah negara yang samasekali bertentangan dengan Al-Qur’an. Subtansi ajaran Hak Asasi Manusia dan toleransi beragama, dan kesetaraan jender yang ada di dunia barat, menurut Prof. Yvonne Yazbeck Haddad, seorang gurubesar sejarah di Georgetown University, Washington DC, adalah merupakan kontribusi penting dari nilai Ajaran Islam.

NASARUDDIN UMAR

Guru Besar Ilmu Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

 Artikel ini telah dimuat pada kolom Tau-Litik, Media RMoL, edisi Senin, 22 April 2019. (lrf)