SPs UIN Jakarta Gelar Kuliah Umum

SPs UIN Jakarta Gelar Kuliah Umum

[caption id="attachment_16252" align="alignleft" width="300"] Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta menggelar kuliah umum yang bertajuk, Refugees, Asylum, Hate and Hope: Muslim Identity in Turbulent, Multi-faith Europe. Kamis (09/03), bertempat di Auditorium Sekolah Pascasarjana kampus II UIN Jakarta.[/caption]

Auditorium SPs, BERITA UIN Online— Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta menggelar kuliah umum yang bertajuk, Refugees, Asylum, Hate and Hope: Muslim Identity in Turbulent, Multi-faith Europe. Kegiatan ini menghadirkan Prof Mike Hardy dari Coventry University, Inggris sebagai narasumber.

Kuliah umum yang dibuka oleh Rektor UIN Jakarta Prof Dr Dede Rosyada MA, dan diikuti sedikitnya 200 orang dari kalangan sivitas akademika SPs UIN Jakarta serta tamu undangan tersebut, dilaksanakan pada, Kamis (09/03), bertempat di Auditorium Sekolah Pascasarjana kampus II UIN Jakarta.

Pada kuliah umum yang dimoderatori Prof JM Muslimin tersebut, Mike Hardy dalam penyampaiannya mengatakan bahwa, Eropa yang seringkali diasumsikan sebagai wilayah yang aman, tentram, dan maju, saat ini tengah menghadapi masalah serius terkait para pengungsi dari daerah-daerah konflik.

Menurutnya, tidak ada konsekuensi lain untuk menerima para pencari suaka tersebut, selain karena faktor kemanusiaan. “Dalam amatan saya, hal penting dari kasus pengungsian ini adalah kita dapat saling belajar satu sama lain, belajar tentang kebudayaan, belajar tentang kemanusiaan, dan belajar untuk memberi ruang bagi orang-orang yang menaruh harapan besar di tempat yang baru,” kata mantan direktur British Council perwakilan Jakarta ini.

Hasil pengamatan BERITA UIN di lokasi, antusiasme peserta yang hadir cukup besar, hal ini tampak dari pertanyaan-pertanyaan selama diskusi berlangsung baik dari pihak mahasiswa maupun dari pihak dosen.

Salah seorang peserta kepada BERITA UIN mengaku, bahwa dengan mengikuti kuliah umum ini, dirinya merasa diberikan pengetahuan yang baru tentang kondisi dunia saat ini.

“Saya bersyukur bisa mengikuti kuliah umum ini, karena saya semakin tahu bagaimana keadaan negara-negara lain serta car kita menyikapi hal tersebut,” ujarnya tegas.(lrf/Wildan)