Semiloka: Kemenag Kekurangan Ribuan Guru Agama Islam dan Dosen

Semiloka: Kemenag Kekurangan Ribuan Guru Agama Islam dan Dosen

Syahida Inn, BERITA UIN Online-- Tidak adanya formasi pengangkatan guru agama Islam di sekolah umum menyebabkan Kementerian Agama (Kemenag) kekurangan 21 ribu guru agama Islam di sekolah umum.

Demikian disampaikan Direktur Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Imam Syafi'i saat menjadi narasumber pada kegiatan Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Nasional yang diadakan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Ruang Sidang Madya Syahida Inn lt 6, Selasa lalu (14/11/2017).

“Ini disebabkan karena beberapa tahun belakangan ini tidak ada formasi pengangkatan guru agama di sekolah umum, yang mana hal itu merupakan kewenangan dari Kemenpan,” kata Imam di hadapan para guru PAI yang menjadi peserta perwakilan beberapa PTKI itu.

Oleh karena itu, Imam mengaku sudah menyurati Kemenpan dan Kemendagri untuk dapat menindaklanjuti hal tersebut. Terlebih lagi, lanjut Imam, kekurangan guru agama Islam ini akan semakin terus bertambah seiring dengan distopnya program PLPG oleh Kemendikbud pada 2017 dan sebagai penggantinya akan diluncurkan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada tahun ini.

“Kemendikbud sudah memastikan tahun ini pelaksanaan PLPG terakhir, ke depan diganti dengan PPG, padahal masih ada 4000 guru yang belum disertifikasi,” terang Imam.

Ia mengatakan, kurangnya guru agama di sekolah umum tersebut mempunyai dampak yang sangat besar terhadap proses pembentukan karakter siswa. Apalagi, Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim.

“Ya ini kan negara yang meayoritas Muslim. Ya ini harus terpenuhi (guru agama). Padahal butuh sekali anak-anak itu," kata Imam.

Selain itu, Imam mengatakan sampai hari ini saja inpassing guru dan dosen tidak diteruskan, sehingga jumlah kekurangan guru agama semakin membengkak. Kondisi demikian, menurutnya berkontribusi signifikan dalam penetrasi radikalisme.

“Kita takut ada gerakan radikalisme kalau yang mengajar agama ilmunya tanggung, bukan orang yang ahli agama,” tegasnya.

“Ini sudah kita hubungkan ke Presiden Jokowi melalui salah satu Watimpres Pak Malik Fajar untuk pengangkatan guru agama. Kalau berhasil, maka yang direkrut orang Tarbiyah semua,”  tuturnya.

Ditambahkannya, selain kekurangan guru agama Islam, Kemenag juga masih kekurangan dosen akibat transformasi PTKIN dan penambahan prodi baru.

“Melalui Kasubdit Diktis sudah kita teriakkan kekurangan dosen. Alhamdulillah tahun ini 1000 formasi PNS untuk dosen semua, kalau tidak ditutup semua itu prodi,” tutupnya. (mf)