Selamat Jalan Bu Yarsi

Selamat Jalan Bu Yarsi

Bojongsari, BERITA UIN Online-- Innaa lillaahi wa Innaa ilaihi roji’uun. Minggu pagi, 19 April 2020, kabar duka menyapa sivitas akademika UIN Jakarta. Adalah Ir. Yarsi Berlianti M.Si, purnabakti UIN Jakarta, berpulang ke hadhirat-Nya setelah beberapa waktu beristirahat karena sakit.

Kabar duka diterima Redaksi BERITA UIN Online melalui pesan berantai sesama kolega dan staf almarhumah, tepat beberapa saat setelah almarhumah dinyatakan meninggal dunia. Saat dikonfirmasi, Dra. Azizah MM, Kabag Organisasi, Kepegawaian, dan Peraturan Perundang-Undangan UIN Jakarta membenarkan kabar tersebut. “Betul, almarhumah meninggal dunia pagi hari tadi sekitar pukul 03. 00 WIB. Mohon doa dari seluruh sivitas UIN Jakarta untuk almarhumah,” jelasnya.

Almarhumah, ungkapnya, meninggal dunia di tengah-tengah keluarganya di rumahnya di kawasan Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Atas persetujuan keluarga, almarhumah dimakamkan di Pemakaman UIN Jakarta, Kawasan Semanggi II, Ciputat, Tangerang Selatan.

Dalam catatan BERITA UIN Online, sebelum memasuki purnabakti, almarhumah malang melintang memikul kepercayaan memimpin sejumlah unit administrasi akademik kategori ‘kelas berat’ di lingkungan rektorat maupun fakultas. Kategori ini merujuk pada besarnya beban yang harus dipikul, baik karena besarnya program kerja anggaran maupun beratnya tanggungjawab yang harus dipikul menyangkut nasib banyak pegawai, sehingga menuntut kemampuan dan keahlian khusus.

Beberapa diantaranya menjabat Kabag Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Sains dan Teknologi, Kabag Fakultas Ilmu Kesehatan, tiga dari beberapa fakultas besar di lingkungan UIN Jakarta. Lalu Kabag Akademik yang menatakelola proses seleksi masuk mahasiswa, proses belajar, hingga kelulusan mereka. Ia juga pernah dipercaya menjabat Kabag Organisasi, Kepegawaian, dan Peraturan Perundang-Undangan yang bertanggungjawab pada tata kelola sumber daya manusia dan regulasi di seluruh lingkungan UIN Jakarta.

Pekerja Keras, Ngemong, dan Sahabat yang Hangat

Berpulangnya perempuan kelahiran 8 Agustus 1961 ini betul-betul menyisakan duka mendalam bagi para sejawat dan staf yang pernah bekerja bersama secara langsung atau tidak. Beragam kesan baik disampaikan para sejawat dan staf almarhumah yang tercatat menamatkan sarjana teknik di Universitas Andalas dan master agribisnis di UIN Jakarta ini.

Almarhumah, sebut Azizah, merupakan figur pekerja keras dengan komitmen pengabdian yang sangat tinggi. Dimana pun ditempatkan, perempuan berkacamata dengan senyum khasnya ini tetap mampu menunjukkan dedikasi kerja yang luar biasa. “Beliau pekerja keras, punya komitmen tinggi, banyak prestasi sampai akhir tugasnya di UIN Jakarta,” katanya.

“Selama saya berpartner dengan beliau saya tidak pernah sekalipun mendengar beliau menggunjingkan sesuatu. Fokusnya hanya bekerja, bekerja, dan bekerja. Bahkan kami pernah harus bekerja sampai dengan jam 03.00 pagi, dan beliau sama sekali tidak menunjukkan lelahnya. Tanggung jawabnya atas pekerjaan sangat kuat,” ujar Mochamad Guruh M.Pd, Kabag Fakultas Syariah.

Tak hanya itu, sambung Azizah, almarhumah yang menempuh pendidikan dasar hingga menengah atas Rumbai, Pekanbaru, Riau ini merupakan atasan yang bisa menempatkan diri sebagai guru sekaligus sahabat bagi siapa pun yang bekerja bersamanya. Pribadinya yang selalu mau berbagi pengetahuan dan tak sungkan menjadi pendengar yang baik menjadikannya pribadi yang hangat di mata siapa pun.

Rekan almarhumah, Drs. Sadeli, Kabag Fakultas Dirasat Islamiyah juga mengungkap kesan serupa. Menurutnya, almarhumah adalah tipe pemimpin yang sangat langka. Ia, sebutnya, merupakan figur pimpinan yang bisa menghargai pendapat orang, menaruh kepercayaan pada stafnya untuk berinovasi, bahkan peduli dengan perkembangan karir stafnya.

“Yang saya tahu, saya tidak akan pernah bisa sebesar ini, jika bukan karena didikan beliau,” kata Elviza Fauzia, Kepala Subbagian (Kasubag) Lembaga Penjaminan Mutu, menambahkan.

Suhendro Tri Anggono M.Si, Kabag Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta bahkan memiliki kesan positif lainnya. Selalu tenang dan sabar, serta bersikap ngemong, mau memahami, kendati tetap bersikap tegas itulah watak almarhumah. Kesan ini, sambung Suhendro, ia tangkap dalam berbagai kesempatan. Salahsatunya, saat ditugaskan mengecek persiapan pelaksanaan seleksi masuk PTKIN ke Pontianak di medio 2016.

Kala itu, ungkapnya, kendaraan yang mereka tumpangi terjebak macet dan mengakibatkan keterlambatan check in di Bandara Soekarno Hatta sehingga mereka tidak bisa ikut penerbangan. Padahal keterlambatan tak lebih dari 10 menit dari waktu yang sudah ditentukan. “Akhirnya, kami ikut penerbangan berikutnya dan kena charge. Dalam kondisi tersebut almarhumah keliatan tenang dan sabar,” kisahnya.

Tak sampai di situ, sepanjang penugasannya di Pontianak, almarhumah juga menunjukkan sikap yang luar biasa. Ia cukup telaten dalam mengecek setiap detail persiapan seleksi masuk PTKIN, mau mendengarkan keluhan, dan bersabar mencarikan solusi. “Di situ, saya banyak mengenal karakter almarhumah, bersikap ngemong, tegas dalam bersikap, dan mau memahami serta mendengar kesulitan orang lain,” tambahnya.

Penuh Keteladanan

Tidak hanya para kolega semitra, sejumlah junior dan staff juga menangkap kesan baik selama mereka bekerja atau sekedar berinteraksi dengan almarhumah. Sundus Nuzulia M.Si, Kasubag Tata Usaha Bagian Umum, misalnya. Mengenal almarhumah sejak ditempatkan bekerja di Bagian Kepegawaian tahun 1997, Sundus langsung merasa klop bekerja bersama almarhumah.

Untuk pelayanan administrasi, ceritanya, kala itu layanan administrasi kantor sudah menggunakan komputer berbasis WS 6. karenanya, mau tidak mau Sundus juga dituntut mampu mengoperasikannya. “Dan dengan senang hati, Bu Yarsi mentransfer ilmunya ke saya,” kenangnya.

Tak hanya itu, sambungnya, bekerja dengan almarhumah juga harus selalu siap menerima energi positif yang ditebarkannya. Kendati pekerja keras dan disiplin, ia juga pribadi yang sangat baik dan peduli. “Beliau orang yang sangat baik, tegas, tangguh, mandiri, dan pekerja keras. Saya sangat banyak belajar dari beliau,” kenangnya.

“Bu Yarsi, sosok ibu, kakak, sahabat yang baik, mengayomi, sabar, pekerja keras, selalu memberi motivasi. Seorang pimpinan hebat, selalu menebarkan hal yang positif,” imbuh Armia Putriana, Bendahara Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Ahmadi M.Si, Kasubag Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan, yang pernah bekerja bersama almarhumah di Bagian Kepegawaian dan Bagian Akademik menuturkan terlalu banyak sikap baik yang diteladankan almarhumah semasa hidup. Selain ngemong dan ngayomi, almarhumah juga memosisikan setara seluruh staffnya, bahkan tak sungkan memotivasi para staf.

“Almarhumah juga ikhlas dengan pekerjannya. Punya dedikasi dan integritas yang luar biasa. Pokoknya, almarhumah ahl al-khoir,” pungkasnya.

Kendati sibuk bekerja, namun almarhumah juga tidak sungkan untuk menikmati waktu dengan teman dan keluarga. “Kami pernah bersama-sama mengajak beliau dan putrinya nonton ke PIM (Pondok Indah Mall), dan wajahnya waktu itu sumringah sekali. Ternyata, itu kali pertamanya Ibu Yarsi nonton di PIM, karena malam itu malam minggu, kami melanjutkan kebersamaan dengan saling bercerita sampai larut,” kenang Helmi Halimatul Udhmah M.Si, Kasubag Kopertais.

Pengurai Masalah

Sepanjang kepemimpinannya, selain dikenal berdedikasi tinggi, almarhumah juga populer dalam melahirkan gagasan-gagasan peningkatan kualitas layanan akademik. Salah satunya, ungkap Samsuddin Kasubbag Publikasi dan Dokumentasi, ia mendorong pembuatan portal terpadu penerimaan mahasiswa baru UIN Jakarta, baik di jenjang sarjana, magister, maupun doktoral.

Kepada Samsuddin, almarhumah menuturkan jika portal terpadu akan sangat membantu para calon mahasiswa yang tertarik belajar ke UIN Jakarta. Tak hanya itu, portal juga bisa menjadi layanan administrasi akademik terbaik UIN Jakarta di era digital yang terus berkembang.

Karena itu, bersama Abdullah, salahsatu staf Pustipanda yang sering diajak almarhumah berdiskusi tentang pemanfaatan digital bagi pelayanan akademik, Samsuddin diminta almarhumah membuat portal khusus Informasi PMB Terpadu. Setelah melalui serangkaian perbaikan, portal beralamat http://admisi.uinjkt.ac.id itu pun berhasil diselesaikan.

Bahkan, para calon mahasiswa sudah dapat mengaksesnya. “Alhamdulillah portal tersebut sudah launching pada bulan April bersamaan dengan pengumuman PMB Jalur SNMPTN dan SPAN PTKIN. Kami persembahkan portal itu untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa beliau selama ini,” tambahnya.

Banyaknya kesan baik yang diwariskan almarhumah, setidaknya tergambarkan dari tulisan reflektif ‘Surat untuk Ibu’ dari Iif Fikriyati Ihsani MA, Kasubbag Kerjasama UIN Jakarta seperti berikut ini:

Surat untuk Ibu

Ir. Yarsi Berlianti M.Si, demikian nama dan gelar akademik lengkapmu. Nama, yang selalu memantik kekagumanku, bahkan mungkin bagi sebagian besar tenaga kependidikan di UIN Jakarta. Jujur, aku tak pernah memiliki pengalaman kebersamaan denganmu, tetapi aku pun tak pernah mendengar hal ‘negatif’ tentangmu. Namamu memang jarang diperbincangkan, bukan karena tak dikenal, tetapi karena sulit bagi yang lain untuk memperbincangkanmu.

 

Hal terang yang selalu kuingat tentangmu adalah sosok yang selalu berjibaku menangani unit-unit kerja besar di UIN Jakarta. Unit-unit yang tentu saja mengharuskan keahlian, kekuatan luar biasa, dan dedikasi tinggi agar bisa mengimbangi kesulitannya yang sangat tinggi. Jika menggunakan bahasa Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja, pasti akan ditemukan kata tentang Standar Kompetensi, dan dirimu adalah seorang pekerja dengan standar yang sangat tinggi. Dimanapun, Namamu ditempatkan, di situ kami selalu bisa melihat perubahan.

 

Komitmenmu terhadap pekerjaan tergambar jelas pada gurat wajahmu yang tegas. Dua alismu yang mengerut, mengisyaratkan betapa keras dirimu berfikir. Pundakmu tegak, langkahmu panjang, menunjukkan betapa kuat dirimu menanggung semua tanggung jawabmu. Namun, senyummu, tipis dan hangat. Dari senyummu yang tipis itu, aku selalu merasakan dalamnya kepedulianmu kepada siapapun. Dalam senyummu, aku selalu merasa bahwa dirimu adalah seorang yang berkharisma.

 

Sosokmu memang tidak banyak bicara. Jika mencari seperti apa gambaran figurmu, bayangkan saja seorang ibu yang duduk tenang mendengarkan semua celoteh kami, menatap lurus dengan sesekali memperbaiki kaca matamu tanpa berucap sepatah katapun. Lalu, tersenyum tipis dan mengusap kepala dengan halus. Itu yang selalu dilakukanmu sebagai seorang atasan. Dirimu adalah pendengar yang baik, Bu. Sungguh.

 

Mungkin, jika harus kutuliskan lagi serangkaian kesaksian tentangmu, tak cukup kata-kata untuk menggambarkan dirimu. Jadi, seperti inilah kepergian seseorang yang memiliki kesan pada hati dan jiwa banyak orang. Sebuah rasa kehilangan, seperti luka, mengurai banyak emosi, bukan karena aku tidak bisa mengikhlaskanmu, tetapi karena dalam kepergianmu ada banyak asa yang timbul. Mampukah diriku menjalani kehidupan sebagaimana amanat-amanat dalam kepribadianmu yang luar biasa?

 

Semoga aku dan teman-teman semua bisa, setidaknya hari ini, kami semua belajar bahwa kami menjadi besar karena keberadaan seseorang sepertimu, Bu. Seorang ibu yang teguh dengan komitmennya dalam bekerja, dalam mendengar, dalam mencintai rekan-rekan kerjamu, anak-buahmu, dalam mempercayai kami semua, bahwa kami semua mampu menanggulangi tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

 

Selamat Jalan ibu, terima kasih telah hidup dengan kepribadian yang luar biasa, Insya Allah dirimu husnul khatimah, dan kami yang ditinggalkan akan terus menghidupkan apa yang telah ditinggalkan dengan baik olehmu, Bu. Jadi, Bu. Seperti inilah, kepergian seseorang yang baik sepertimu, penuh dengan makna, menyimpan kesan dalam, mengiringkan doa panjang. Aku memang tidak pernah mengenalmu dekat, tidak juga menjadi rekan kerjamu, tetapi aku bisa merasakannya, merasakan bagaimana sebuah kebaikan menyebar sedemikian kuat bahkan setelah kepergianmu.

 

Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fu ‘anha

Allahumma la tahrimna ajraha wa la taftinna ba’daha, waghfir lana wa laha     

(foto: pribadi/teks: zm)