Sarjana Mulia karena Wirausaha

Sarjana Mulia karena Wirausaha

Pertanyaan pertama dan utama setelah seseorang menyandang gelar sarjana adalah kerja apa dan di mana? Sebelumnya, setiap calon mahasiswa memilih program studi (prodi) tertentu karena alasan cita-cita; prodi menggambarkan pekerjaan seseorang setelah selesai sarjana. Sebagian bekerja sesuai dengan ijazahnya atau linier, sebagian lagi tidak sesuai.

Di Indonesia, hampir semua orang tua menginginkan anak-anak mereka menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mereka bahkan bersedia membayar dalam jumlah besar agar anak mereka menjadi PNS. Padahal untuk menjadi PNS tidak memerlukan sejumlah uang tetapi kompetensi. Dalam beberapa kasus seseorang menjadi PNS karena faktor keberuntungan atau takdir, di samping kompetensi.

Sedikit orang tua yang mengarahkan anak-anak mereka untuk menjadi wirausahawan. Mendirikan perusahaan sendiri dan memiliki sejumlah karyawan. Padahal, fakta menunjukkan bahwa peluang menjadi kaya ada pada pengusaha bukan PNS. PNS yang tidak memiliki jabatan tinggi dan tidak memiliki pekerjaan lainnya akan hidup dalam kesederhanaan. Jika ingin kaya jadilah pengusaha, bukan menjadi PNS. Mark Zuckerberg memiliki kekayaan bersih $ 68,3 miliar.

Demikian juga pendidikan kita, sedikit menanamkan jiwa wirausaha kepada siswa dan mahasiswa. Menurut laporan US News and World Report dalam 2019 Best Countries, Indonesia dan Filipina menempati peringkat kedua terendah dalam dimensi kewirausahaan pada 2018. Skor yang diperoleh Indonesia dan Filipina sebesar 0,7 dari skala 10. Di tingkat dunia, Indonesia berada di peringkat ke-50 dari 80 negara yang disurvei. Indonesia kalah dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan hanya menang dari Filipina dan Myanmar.

Pengertian

Saat ini ada 582 juta wirausaha di dunia. Nicole Martins Ferreira (2020) dalam What Is Entrepreneurship? Entrepreneur Definition and Meaning menulis, “Kewirausahaan adalah tindakan menciptakan bisnis untuk menghasilkan keuntungan”. Kewirausahaan adalah mengubah dunia dengan memecahkan masalah besar. Seperti memulai perubahan sosial, menciptakan produk inovatif atau menghadirkan solusi baru yang mengubah hidup.

Wirausaha bukan semata soal uang dan keuntungan tetapi soal menjadi kreatif untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan hidup agar hidup manusia menjadi lebih baik dan nyaman. Faktanya banyak orang kreatif dan berhasil menjadi kaya tetapi banyak juga yang kreatif tapi hidup seperti manusia kebanyakan.

Mengapa Penting

“Wirausaha menciptakan perubahan, memberi masyarakat, menambah pendapatan nasional, dan mengurangi kemiskinan,” tulis Ferreira. Seseorang bisa melakukan semua indikator tersebut dengan menjadi pegawai pemerintah atau swasta. Akan tetapi daya ubahnya tidak akan sebesar jika ia benar-benar fokus pada bidang tertentu secara khusus. Karena prinsipnya segala sesuatu yang besar harus dikerjakan dengan sepenuh hati, kerja keras, dan inovasi tanpa henti. Dengan kata lain, menjadi pengusaha tidak bisa dikerjakan secara sambilan tetapi fokus.

Perhatikan bagaimana produk hp, laptop, motor, dan mobil yang terus-menerus melakukan inovasi. Demikian juga Google, Facebook, Instagram, YouTube, Zoom, dan WhatsApp. Kerja dan belajar menjadi lebih efektif dan efisien dengan adanya Google dan WhatsApp. Di samping aplikasi tersebut, tidak lama lagi akan lahir aplikasi-aplikasi lain yang tidak pernah kita bayangkan, tetapi pasti akan menjadikan pembelajaran dan pendidikan lebih baik lagi dari sebelumnya.

Mengapa Menjadi Pengusaha

Ferreira menjawab, “Mengubah dunia, mereka tidak suka bos, ingin waktu yang fleksibel, bekerja di mana saja, tidak dapat pekerjaan, tidak cocok dengan lingkungan perusahaan, rasa ingin tahu yang tinggi, dan ambisius.”

Menjadi karyawan harus melaksanakan aturan perusahaan meskipun seseorang tidak menyukainya. Sebaliknya menjadi pengusaha atau pemilik perusahaan, seseorang bisa melakukan hal yang sesuai dengan kesukaan, kepercayaan, dan karakternya. Dalam hal bekerja, pemilik perusahaan sama beratnya dengan karyawan bahkan lebih berat.

Jika staf hanya berpikir dan bekerja satu aspek, maka seorang pengusaha harus berpikir bagaimana mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya. Jika seorang staf hanya memikirkan bagaimana menghidupi istri dan anak-anaknya, maka seorang pengusaha harus berpikir bagaimana menghidupi seluruh keluarga pegawainya.

Beberapa Nasihat

Berikut ini beberapa nasihat untuk mereka yang ingin menjadi pengusaha. Swati Davidson menulis, “Percayai intuisi Anda. Alasannya sederhana: Untuk mengalahkan pesaing Anda dan berkembang pesat, Anda harus mampu melihat peluang utama tersebut dan kemudian mengambil tindakan, bahkan saat berisiko. Ini membutuhkan "naluri" dan kepercayaan diri untuk bertindak berdasarkan itu. Beberapa orang menyebutnya keberuntungan, tetapi sebenarnya tidak. Itu memiliki keberanian untuk memercayai naluri Anda."

Saya melihat kepercayaan pada intuisi dan naluri itu pada produk hp merek Samsung yang mengalahkan hp Nokia. Drama dan penyanyi Korea yang membius tidak hanya generasi muda tetapi juga kalangan tua Indonesia. Mobil Toyota, motor honda, dan motor yamaha, yang merajai pasar Indonesia. Beruntung kita memiliki produk indomie yang disukai di dalam negeri dan luar negeri.

Chrys Tan dari Chrys Media berkata, “Satu nasihat yang akan saya berikan kepada seorang pengusaha adalah menerima kegagalan. Kegagalan dijamin ketika Anda seorang pengusaha, apakah itu kegagalan memenuhi sejumlah penjualan yang ditargetkan atau bahkan kegagalan sebuah bisnis. Tetapi jika Anda tahu bahwa mengalami kegagalan pasti terjadi saat menjalankan bisnis, Anda tidak akan takut gagal tetapi justru merangkul kegagalan. Saat Anda merangkul kegagalan, Anda mengambil lebih banyak risiko dan Anda juga mengatasi kegagalan lebih cepat.”

Saya memiliki teman yang sukses menjadi pengusaha tas kertas di Jogjakarta. Kesuksesannya itu diraih setelah gagal berulangkali menjadi pengusaha penerbitan buku. Dari hidup di rumah kontrakan, kini memiliki rumah dua lantai, dan dua mobil honda. Kemampuannya melewati kegagalan demi kegagalan dengan tetap percaya diri saya kira di antaranya karena ia gemar membaca buku-buku motivasi seputar bisnis. Dia pembelajar otodidak tentang perilaku pengusaha sukses; sesuatu yang tidak diperolehnya di Jurusan Sastra Arab UIN Sunan Kali Jaga selama 4 tahun—bahkan mungkin di HMI sekalipun.

Apa Itu Keterampilan Pengusaha?

Ada banyak keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai bisnis. “Keterampilan wirausaha yang paling populer adalah pemasaran, pengembangan bisnis, layanan pelanggan, kepemimpinan, eksekusi, ketahanan, fokus, determinasi, akuisisi bakat, pembelajar berkelanjutan,” kata Ferreira.

Kita pantas kagum pada pengusaha sukses karena memiliki paling sedikit separuh dari keterampilan-keterampilan tersebut. Misalnya kepemimpinan, layanan pelanggan, fokus, dan pembelajar berkelanjutan. Tidak ada pengusaha yang memiliki semua keterampilan di atas tetapi ia didukung oleh orang-orang yang mahir dalam keterampilan-keterampilan spesifik. Kelebihannya, ia mampu mengatur orang-orang terampil untuk mewujudkan visinya.

Ide Pengusaha

Apakah anda siap menjadi pengusaha? Dari penjelasan di atas, sepertinya sulit menjadi pengusaha. Jangan khawatir, ternyata menjadi pengusaha banyak ragamnya. Setiap orang bisa memilih pekerjaan sesuai dengan bakat dan hobinya masing-masing. Tidak semua pengusaha identik dengan kekayaan. Tetapi tidak salah juga jika menjadi pengusaha untuk mengejar kekayaan agar bisa memberikan manfaat yang besar bagi orang lain.

Berikut beberapa ide bisnis untuk Anda mulai: Freelancer (tulis blog, akuntan, desainer), Pengajaran (kursus online, penulis), Pembuat aplikasi (chatbots, aplikasi media sosial), Bisnis berbasis layanan (pengiriman makanan, pembersihan, jalan-jalan anjing), Bisnis berbasis konsultan (wedding planner, life coach), Sewa apartemen (Airbnb), Bisnis pemasaran (perusahaan PR, influencer, merek SEO), Blogger (Ulasan produk, blog khusus, majalah), Vlogger (Mulai saluran YouTube, Twitch), Flipper (nama domain, situs web, rumah), Penerjemah, Agen real estate (kondominium, rumah, komersial), Fotografer (fotografi produk, jual foto), membuka sekolah/ madrasah/ pesantren/ perguruan tinggi/ pengajian, berkiprah di organisasi masyarakat/ panti asuhan/rumah yatim.

Penutup

Saya ingat sebuah kalimat bahwa jika ingin menjadi pengusaha maka ikutilah cara hidup dan berpikir pengusaha-pengusaha sukses. Jumlah mereka banyak, baik dalam dan luar negeri. Kisah mereka bisa dibaca kapan saja. Artinya, pengusaha sukses hari ini adalah mereka yang memiliki jiwa pembelajar.

Jika seseorang ingin memberikan banyak manfaat bagi manusia lainnya, maka ia harus menjadi wirausahawan. Kontribusinya dalam bentuk pemikiran, tenaga, atau uang. Mereka adalah orang-orang mulia yang menyelesaikan banyak persoalan di tengah masyarakat.

Dr Jejen Musfah MA, Ketua Prodi Magister Manajemen Pendidikan Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sumber: https://kumparan.com, Kamis, 10 September 2020. (mf)