Rektor: Indonesia Berpotensi Kuasai Ekonomi Dunia

Rektor: Indonesia Berpotensi Kuasai Ekonomi Dunia

 

Reporter: Muhammad Nurdin

Hotel Nikko Jakarta, BERITA UIN Online – Kendati perekonomian dunia kini masih dikuasai Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, namun bukan tidak mungkin ke depan akan dikuasai negara-negara Asia termasuk Indonesia. Terlebih, belakangan banyak buku-buku dan referensi yang meramalkan perkembangan ekonomi dunia akan mengarah ke Asia terutama China, Indonesia, dan India (Cindia).

“Jika Indonesia ingin bersaing dengan dunia global, Indonesia harus  meninggalkan orientasi ideologis,” kata Rektor UIN Jakarta Prof Dr Komaruddin Hidayat pada seminar nasional bertema “Prospek dan Tantangan Indonesia 2012”, yang diselenggarakan UIN Jakarta bekerjasama dengan PT Bursa Berjangka Panjang Jakarta, di Diamond Ballroom Hotel Nikko Jakarta, Jum'at (2/12/2011).

Turut hadir Direktur PT Bursa Berjangka Jakarta Prof Dr Roy M. Sembel, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng MA, Kepala Biro Penelitian Pengembangan dan Pengaturan Perbankan Syariah Tirta Sagara, Dirut PT ANTAM (Persero) Tbk Alwinsyah Lubis, dan sejumlah ekonom Indonesia.

Lebih lanjut, Komaruddin menegaskan, orientasi ideologis merupakan sebuah komunitas yang berorientasi pada kepentingan kelompok saja, seperti komunitas parpol dan pekerja. Mengapa demikian? Ia melanjutkan, sebab orientasi ini hanya mementingkan komunitasnya sehingga kepentingan komunitas yang lebih luas (masyarakat) selalu terbaikan.

Selain hanya mementingkan kelompok sendiri, kelompok tersebut juga banyak  melakukan kerusuhan antarparpol. Sedangkan komunitas pekerja hanya berorientasi pada dunia kerja saja tanpa memikirkan masa depan dan akibat dari industri tersebut. Padahal di sisi lain, sudah terjadi proses pendewasaan masyarakat. Artinya,  masyarakat mulai sadar bahwa Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa yang harus dikembangkan untuk kepentingan bersama.

Komaruddin menegaskan, Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa dalam mengembangkan perekonomian baik industri, energi listrik, batu bara, dan migas. Potensi ini jangan sampai beralih ke investor-investor asing. “Jika beralih ke asing, maka rakyat kita akan gigit jari,” ujarnya.

Oleh karena itu, Indonesia harus menyiapkan elemen-elemen pendukungnya, antara lain meningkatkan produktifitas SDM yang ada dan meningkatkan kualitas serta kuantitas sarjana dan insyur terbaik di berbagai universitas.

“Ke depan masyarakat harus menyambut hangat perekonomian Indonesia dengan kritis dan memperkuat solidaritas sosial, serta identitas etnis, termasuk partai politik,” ujarnya.

Komaruddin berharap, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang bermartabat, yang mampu membuat negara menjadi rumah yang nyaman untuk bangsa di kancah global. “Kalau kita yakin, Indonesia bisa, dan pasti jaya,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Roy M Sembel menyatakan, Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Negara ini, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian di dunia. Bila perekonomian AS hancur “merosot” maka perekonomian di dunia akan berpengaruh, termasuk Indonesia.

Ketika ditanya mengapa berimbas ke Indonesia? Ia menjawab, karena Indonesia merupakan negara berkembang, terbuka, dan mempunyai potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mampu membangun solidaritas perekonomian negara secara serentak.

“Selain itu, investor-investor dalam negeri harus mampu memberikan modal dan subsidi kepada perusahaan mikro mapun makro sehingga lambat laun perekonomian kita mampu bersaing dengan dunia global,” tambahnya.[]