PTKI Didorong Gali Best Practice Mutu Akademik Dunia

PTKI Didorong Gali Best Practice Mutu Akademik Dunia

Jakarta, BERITA UIN Online-- Konferensi internasional tentang penjaminan mutu akademik diharapkan menjadi forum belajar bagi perguruan tinggi keagamaan Islam nasional dalam meningkatkan kualitas jaminan mutunya. Dibanding perguruan tinggi umum, perguruan tinggi keagamaan ini perlu banyak dorongan dalam meningkatkan akreditasinya.

Demikian disampaikan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT Prof. T. Basaruddin ditemu usai pembukaan 4th International Confrence on Quality Assurance of Islamic Higher Education yang berlangsung di Jakarta, Senin (28/10/2019). “Kami harap, mereka bisa belajar secara lebih luas tentang best practice penjaminan mutu dan bagaimana mendorong perguruan tinggi lebih berkualitas,” katanya.

Konferensi bertopik ‘Quality Assurance for Higher Education 4.0 in the Islamic World: Learning from the Past and Meeting the Future of Challenges’ memang menghadirkan sejumlah pimpinan perguruan tinggi dan lembaga penjaminan mutu dunia. Diantaranya, Chief Executive of the Education and Training Quality Authority (BQA) Bahrain Dr. Jawaher Shaheen Al-Mudhahki dan Presiden The International Network for Quality Assurance Agencies in Higher Education Dr. Susanna Karakhanyan.

“Mungkin ada contoh spesifik bidang keagamaan dari Timur Tengah, Afrika. Mari saling belajar ke situ. Di samping tentu belajar ke tempat lain. Misal perguruan-perguruan tinggi Eropa atau Amerika Utara,” katanya.

Perguruan tinggi keagamaan Islam nasional, sambung Basaruddin yang juga Presiden Islamic Quality Assurance, bisa mempelajari banyak pengalaman terbaik yang mereka lakukan. Misalnya, manajemen kelembagaan, tata kelola akademik, dan aktifitas risetnya.

Diakui Basaruddin, sambungnya, jumlah perguruan tinggi keagamaan Islam nasional dengan akreditasi A masih sedikit dibanding perguruan tinggi umum nasional. Beberapa diantaranya seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kendati begitu, hal itu juga tidak lepas dari model kebijakan tata kelola manajemen sektoralnya. “Kami (BAN-PT, red.) sebagai lembaga akreditasi menetapkan standar dan kebijakan akreditasinya. Perguruan Tinggi dan pengelola atau atau management sector-nya yang harus merespon,” katanya.

Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Amany Lubis menyambut baik pelaksanaan 4th International Confrence on Quality Assurance of Islamic Higher Education. Kehadiran banyak pimpinan perguruan tinggi dan praktisi pengembangan mutu akademik diharap memberi banyak rekomendasi peningkatan mutu akademik perguruan tinggi keagamaan Islam nasional.

“Jadi, melalui konferensi ini diharapkan bisa keluarkan rekomendasi-rekomendasi dalam meningkatkan jaminan mutu. Akreditasi prodi dan institusi, termasuk meningkatkan akreditasi prodi dan institusi yang sudah mampu ke jenjang internasional,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Kasubdit Kasubit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Pendis Kemenag RI Dr. Muhammad Adib Abdushomad mengungkapkan, Kemenag RI tetap menjadikan pengembangan kualitas akademik sebagai prioritas. Salahsatunya peningkatan status akreditasi prodi dan institusi.

The culture of quality pada perguruan tinggi keagamaan Islam merupakan suatu keniscayaan yang akan terus didorong. Seperti UIN Jakarta dengan akreditasi A, ia akan menjadi role model bagaimana state islamic university bisa ditingkatkan dari skala nasional tapi juga internasional,” paparnya. (zm)