PGMI Gelar Studium General Pendidikan Multikultural

PGMI Gelar Studium General Pendidikan Multikultural

Gedung FITK, BERITA UIN Online-- Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta menggelar Studium General Pendidikan Multikultural pada Jenjang Pendidikan Dasar pada Rabu, (1/11/2017).

Ketua Jurusan PGMI Dr Khalimi Masna dalam sambutan pembukaannya mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang sangat tinggi. Beragam dalam suku, bangsa, agama, dan ras.

“Keberagaman ini memiliki sisi positif dan negatif. Dari sisi positif, keberagaman merupakan modal besar yang dimiliki bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain,” ujar Khalimi di depan puluhan mahasiswa PGMI yang memadati ruangan Teater Prof Dr Zakiah Darajat lt 1 Gedung FITK itu.

Namun dari sisi negatifnya, lanjutnya, apabila tidak dikelola dengan baik, maka keberagaman ini akan menjadi sebuah ancaman yang serius terhadap keutuhan NKRI. Oleh karena itu, menurutnya perlu adanya upaya-upaya yang serius dan sistematis dari pemerintah dalam menjaga dan mengelolanya.

“Salah satu usaha strategis yang harus dilakukan adalah melalui impmelentasi pendidikan multikulturalisme di sekolah, termasuk di madrasah ibtidaiyah (MI),” imbuh Khalimi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Lembaga Pengembangan Insani Sri Nurhidayah MSi selaku narasumber mengatakan bahwa selama ini konsep Pendidikan Multikulturalisme diasumsikan sebagian orang sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu saja, sehingga tidak begitu penting bagi jurusan/mata pelajaran yang lain untuk mempelajarinya.

“Padahal, pendidikan multikulturalisme idealnya harus ditanamkan oleh semua guru pada semua mata pelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas,” terangnya.

Ditegaskannya, Pendidikan multikulturalisme juga harus mulai ditanamkan sejak anak menempuh pendidikan usia dini dan pendidikan dasar, sehingga anak menjadi terbiasa hidup berdampingan dengan orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda secara harmonis, hidup dalam kesetaraan dan kesederajatan.

“Pihak yang harus memahami dan mengimplementasikan pendidikan multikultularisme antara lain, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, tepat sekali jika Jurusan PGMI sebagai sebuah institusi yang diberikan amanah untuk menyiapkan calon calon guru profesional dan islami mengadakan acara seperti ini,” tandasnya.

Menurutnya, ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman konsep dan implementasi Pendidikan multikultural pada jenjang Pendidikan dasar MI dan SD dan bagi Prodi PGMI sendiri dapat memfasilitasi pencapaian Pendidikan multikural pada jenjang Pendidikan dasar MI/SD. (mf)