Panglima TNI Beri Kuliah Umum di UIN Jakarta

Panglima TNI Beri Kuliah Umum di UIN Jakarta

[caption id="attachment_14769" align="alignleft" width="300"]Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo[/caption]

Auditorium, BERITA UIN Online— Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo memberikan kuliah umum di Auditorium Utama Harun Nasution, Kampus I UIN Jakarta, Jalan Ir. H Juanda, Ciputat, Selasa (29/11).

Di hadapan sedikitnya 3.000 mahasiswa dan jajaran sivitas akademika UIN Jakarta, Panglima TNI membeberkan beberapa indikasi kekuatan asing yang ingin menguasai sumber daya alam dan memecah belah kesatuan bangsa  Indonesia.

"Indikasinya jelas, karena memang sudah kita analisis lama. Kekuatan asing sangat menginginkan kekayaan alam kita, salah satunya adalah bagaimana membuat bangsa kita pecah, lalu mereka masuk dengan program ekonominya," ujar Gatot.

Jenderal bintang empat itu mencontohkan, banyak kejadian yang dianggap tak lepas dari keterlibatan pihak asing, di antaranya adalah saat provinsi Timor-Timor lepas dari NKRI, serta banyaknya sindikat pengedar narkotika yang masuk ke Indonesia untuk menjual-belikannya secara ilegal.

“Ini sangat memprihatinkan, sudah seharusnya kita lebih proaktif mencegah masuknya barang haram tersebut ke negeri ini. Apabila generasi penerus sudah terkontaminasi oleh pil haram tersebut, maka generasi penerus perjuangan akan hancur dalam waktu yang panjang,” tambahnya.

Diperjelas oleh Gatot, berdasarkan data BNN, pengguna narkoba mengalami kenaikan dari 1,5 persen pada tahun 2005, menjadi 2,6 persen di tahun 2013, serta pada tahun 2015, sudah mencapai 2,8 persen atau sekitar 5,1 juta penduduk Indonesia telah mengonsumsi narkoba.

Di akhir pemaparannya, Panglima TNI mengajak semua komponen masyarakat termasuk para mahasiswa, untuk terus menggalang semangat persatuan dalam perbedaan suku, agama, ras maupun antargolongan yang ada di Indonesia.

"Jaga terus persatuan, saya harap adik-adik mahasiswa bisa menjadi garda terdepan dalam membantu pemerintah menjaga stabilitas nasional negara kita," tutupnya. (lrf/sumber lain)