Nurlena MA PhD di Mata Teman Sejawat

Nurlena MA PhD di Mata Teman Sejawat

Ciputat, BERITA UIN Online-- Kepergian Nurlena PhD, dosen Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta pada Selasa (16/1/2018) menyisakan kenangan mendalam bagi teman sejawat dan para mahasiswanya.

Pasalnya, Nurlena dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap orang lain, akademisi yang santun, ramah, tangguh dan rendah hati. Berikut testimoni mereka terhadap almarhumah.

“Ka Lena, biasa saya memanggil beliau. Dia seorang akademisi tulen, banyak ide, gagasan dan obsesi untuk kemajuan pendidikan. Seorang yang sangat perfeksionis dalam bekerja, elegan dan apresiatif terhadap karya dan prestasi. Terakhir, saat menjenguk beliau di rumahnya 10 hari yang lalu, beliau masih mengeluarkan candaan-candaan cerdas dan segar meskipun dalam kondisi sakit. Selamat jalan dan pulang ke kampung halaman yg abadi Ka Lena. Semoga Allah tempatkan Ka Lena di surga-Nya. Aamiin.” (Kepala Unit Pengembangan Bisnis UIN Jakarta Dr Abd Rozak MSi, 16/1/2018)

“Saat saya dan teman dari Pendidikan Matematik menengok beliau di rumahnya, di balik wajahnya yang sedikit sedikit pucat, beliau tersenyum dan bertanya, "Bagaimana persiapan akreditasi matematika Pak Muin?" In syaallah sedang proses penyusunan borang, jawab saya. Betapa beliau itu masih peduli terhadap keadaan kampus kita ini di balik keadaanya yang memilukan... Ya Allah ampuni segala dosanya, terima segala amalnya dan tempatkan beliau di tempat terbaik-Mu. (Kepala Prodi Pendidikan Matematika FITK UIN Jakarta Dr Abdul Muin MPd, 16/1/2018)

“Ya Allah...  terakhir kita tengok Bu Lena sempat bercanda ketika beliau akan bangun, ranjang di stel, beliau bilang maju... Mundur... Sambil tertawa bilang kaya tukang parkir... padahal awal saya dan Bu Marhamah baru masuk ruang perawatan terlihat wajah yang begitu menahan sakit. Setelah beberapa saat beliau minta dipakaikan kerudung karna Pak Madjid, Pak Dimyati, Pak Royani akan masuk ruang. Wajah beliau begitu manis dengan senyum dan selalu menyapa, padahal jelas sakit begitu parah. Kesadaran beliau senantiasa diwarnai tanggung jawab tinggi sebagai dosen dengan selalu tanyakan bagaimana PLPG? Bagaimana UAS? Saya gak masuk-masuk, begitu katanya. Selamat menemui Rab yang cintaNya begitu luas pada makhluk, terlebih pada sosok ibu sholehah, kuat, sabar, peduli, tanggung jawab, ramah, rendah hati... Ya Allah dekaplah Ibu dalam Rahman dan Rahim Mu. Amin. Alfatihah. (Kepala Prodi PIAUD FITK UIN Jakarta Siti Khodijah MA, 16/1/2018)

Dia Yang Saya Kenal

“Ya Allah sembuhkanlah Bu Lena, angkat penyakitnya.” Doa saya selalu di shalat Maghrib. "Mah, Bu Lena sudah meninggal, teguran anak pertama saya Athaya dari belakang sambil menepuk pundak, dan saya terisak. "Mamah sedih? Sudah diikhlasin mah.”Kali ini Iqbal anak kedua saya menegur sambil matanya berkaca-kaca. Ya Allah bagaimana anak-anak saya yang hanya bertemu sekali dalam rangka lebaran turut sedih dengan kepergian Ibu, bagaimana dgn saya? Saya BERDUKA. Bu... Biarlah saya mengenangkan Ibu...

Bu... kita pernah berdua ke Bandung untuk dua hari kegiatan dan ibu menyetir sendiri Nissan Juke hitam ibu. “Kita sudah kaya jagoan nih nyalib sana, nyalib sini. Kalau Kak Pipip tahu pasti dilarang nih...

Bu... banyak yang kita bincang diluar tugas Dekan yang menumpuk; tentang menghargai bawahan, tentang bagaimana memanusiakan manusia...

Bu... saya masih ingat Ibu mau nyawer staf yang lagi joget dangdut di acara sunatan putra Pak Rozak. Saya merasa lucu, Ibu yang alumni western puluhan tahun di luar negeri mau nyawer agar suasana tambah meriah.

Bu... betapa di tengah sakit, Ibu tetap berusaha sharing untuk silabus mata kuliah baru semester kemarin. Ah, saya memang sedang berhadapan dengan PhD. Teringat membaca WA Ibu, penuh kesantunan dan sangat elegan setiap Ibu berhalangan mengajar dan minta digantikan.

Jika 3 minggu ll di RSPI merupakan pertemuan terakhir saya dengan Ibu. Masih saya rasakan hangat jari jemari kaki Ibu yang saya pijat. Dalam iringan salawat, semoga jadi catatan bakti seorang murid kepada gurunya, meski saya tidak pernah diajar di kelas beliau.

Kami keluarga besar FITK merasa banyak kehilangan para ibu dosen hebat, Prof Dr Zakiyah Darajat, Prof Dr Zurinal Z, Dra Djunaidatul Munawwaroh MA dan kini Ibu.

Bu.. Ibarat bunga, bunga-bunga pendidikan itu mulai berguguran, sementara kamilah putik yang akan merekah. Semoga kami bisa menebar keharuman, berkebajikan pada sesama, menebar amal shaleh. Semoga Allah SWT menempatkan Bunda almarhumah semua dalam JannahNya. Amin. (Dosen Program Magister FITK UIN Jakarta Dr Yayah Nurmaliyah MA, 16/1/2018) [mf]