Meriahkan CBX 2019, DNK TV Gelar Seminar Tentang Bijak Bermedia

Meriahkan CBX 2019, DNK TV Gelar Seminar Tentang Bijak Bermedia

Auditorium Harun Nasution, BERITA UIN Online—Dalam rangka memeriahkan Campus Broadcasting Expo (CBX) 2019, Dakwah dan Komunikasi (DNT) TV menggelar seminar dan talkshow tentang bijak memilih dan memilah konten media, dengan mengusung tema Directing Our Life With Movie, Rabu (23/10), di Auditorium Harun Nasution, kampus I UIN Jakarta.

Berangkat dari kesadaran bersama tentang pengaruh besar konten media dalam kehidupan manusia sehari-hari, maka acara tersebut dilaksanakan. Hadir sebagai narasumber, diantaranya CO-Founder Clapper Jakarta, Yohanes Mustamu, Director Film Dua Surga Dalam Cintaku, Kiki Nuriswan, Script Writer Jovial Da Lopez, dan Ketua Lembaga Sensor Film, Ahmad Yani Basuki.

Dalam acara tersebut, Ahmad Yani Basuki menjelaskan, bahwa perkembangan perfilman nasional di Indonesia cukup menggembirakan. Pasalnya, hal ini dapat dilihat dari banyaknya film-film nasional yang berkualitas, dan kreator film yang inovatif, serta banyaknya film bermuatan tentang kearifan lokal.

“Masyarakat penonton juga semakin banyak, kini menonton film telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terlihat dari semakin banyak gedung bioskop di beberapa daerah, serta disediakan bioskop bagi rakyat menengah kebawah,” ujar Yani.

Namun demikian, sambung Ahmad Yani, ia mengakui film untuk usia 13 tahun kebawah itu dapat dibilang minim. Sedangkan realita di lapangan, tidak sedikit orang tua memboyong anaknya untuk menonton film yang tidak sesuai dengan usianya, maka hal tersebut memicu terjadinya kegaduhan di masyarakat.

“Maka perlu dibuat film untuk usia tersebut. Atau film yang disesuaikan dengan berbagai usai, dengan pengawasan ketat dari KPI,. Terpenting, masyarakat memiliki budaya sensor pribadi/mandiri, serta lebih cermat dalam memilih dan memilah film yang layak ditontonnya,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Jovial Da Lopez membagikan pengalamannya ketika mengalami stuck untuk menulis naskah, maka hal yang dia lakukan adalah mengobrol dengan orang lain agar dapat menggali ide yang lebih banyak.

“Untuk menghadapi persaingan di dunia youtube harus memiliki ranah sendiri. Jangan sampai kita membuat video di youtube karena mengejar uangnya sehingga mengabaikan isi konten dari video tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana CBX 2019, Fuad Fadhil menuturkan, acara tersebut bertujuan mendapatkan jawaban dari persoalan media yang sangat berpengaruh di kehidupan sehari-hari.

“Semoga CBX tahun depan lebih pecah dan lebih keren, pesannya semoga milenial kini bisa menjadi insan yang tidak instan dan harus kreatif serta dapat memilah konten yang baik dan buruk,” tutupnya. (lrf/cdu)