Mahasiswa Terdampak Covid-19 Dapat Kucuran Dana Rp 25 Juta

Mahasiswa Terdampak Covid-19 Dapat Kucuran Dana Rp 25 Juta

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Mahasiswa UIN Jakarta terdampak Covid-19 kembali dapat bantuan. Kali ini datang dari sejumlah akademisi yang tergabung dalam Whatsapp Grup Jejaring Indonesia Maju (WAG-JIM). Paguyuban terbatas pimpinan perguruan tinggi ini mengucurkan dana sebesar Rp 25 juta.

Acara penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis melalui konferensi video di kanal Zoom, Kamis (16/4/2020). Rektor UIN Jakarta Amany Lubis menerima langsung bantuan tersebut dalam konferensi yang sama di kantornya gedung Rektorat. Ia didampingi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covida-19 yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Hari Hendarto. Sementara bantuan diserahkan Rektor President University kawasan Jababeka, Bekasi, Jawa Barat, Jony Oktavian Haryanto.

Bantuan sosial kemanusiaan WAG-JIM itu berasal dari berbagai kalangan, seperti mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie dan Presiden Direktur Jababeka Darmono.

Selain UIN Jakarta, terdapat tujuh perguruan tinggi lain penerima bantuan. Ketujuh perguruan tinggi itu adalah Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta, Universitas Islam Jakarta (UIJ), Universitas Bina Sarana Informatika (BSI), dan Universitas Budi Luhur (UBL).

Dari delapan perguruan tinggi penerima bantuan, empat perguruan tinggi negeri, yaitu UIN Jakarta, UNJ, UPN, dan IPB, masing-masing memperoleh Rp 25 juta. Sementara empat perguruan tinggi swasta, yaitu UEU, UIJ, UBSI, dan UBL, masing-masing memperoleh 130 paket sembako.

Rektor UIN Jakarta Amany Lubis mengaku senang menerima bantuan untuk mahasiswanya yang terdampak Covid-19. Ia juga sangat berterima kasih kepada JIM atas perhatian dan kepedulian kepada para mahasiswa yang saat ini masih berada di sekitar kampus. Para mahasiswa tersebut sangat membutuhkan bantuan, terutama berupa makanan selama berada di asrama dan kos-kosan.

Menurut Rektor, mahasiswa UIN Jakarta yang masih berada di sekitar kampus dan membutuhkan bantuan bukan hanya dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri.

“UIN Jakarta memiliki banyak mahasiswa asing, seperti dari Gambia dan Thailand. Akibat wabah Covid-19 mereka tidak bisa pulang ke kampung halamannya,” katanya.

Rektor Amany Lubis mengatakan, selama kampus diliburkan akibat Covid-19, UIN Jakarta telah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan work from home (WFH) bagi para tenaga kependidikan. Mahasiswa belajar dari rumah dengan cara daring. Hal yang sama juga berlaku bagi dosen dan pegawai.

Berdasarkan data, dari total sekira 30.500 mahasiswa, 28.000 di antaranya merupakan mahasiswa aktif.  Mereka saat ini belajar dari rumah dengan menggunakan berbagai platform, seperti AIS, Google Classroom, Zoom, WhatApps, dan e-Learning.

Konferensi video para rektor selain untuk memberi bantuan, juga digelar diskusi interaktif dengan kalangan media mengenai dampak Covid-19 terhadap mahasiswa. Diskusi dipandu Arief Kusuma Among Praja, Rektor Univeritas Esa Unggul Jakarta, serta menghadirkan narasumber Rektor UIN Jakarta Amany Lubis dan Rektor IPB Arif Satria.

Selain para rektor juga terdapat sejumlah mantan rektor, antara lain Azyumard Azra (Rektor UIN Jakarta periode 19982006) dan Imam Suprayogo (Rektor UIN Malang periode 2009-2013). (ns)