LP2M Minta Riset Dosen Libatkan Mahasiswa

LP2M Minta Riset Dosen Libatkan Mahasiswa

[caption id="attachment_13554" align="alignleft" width="300"]Prof. Dr. Arskal Salim GP MA Prof. Dr. Arskal Salim GP MA[/caption]

Gedung Rektorat, Berita UIN Online— Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Jakarta meminta dosen peneliti penerima hibah riset melibatkan mahasiswa dalam pelaksanaan risetnya. Selain memberi pengalaman riset, pelibatan riset menjadi bagian pengkaderan mahasiswa yang tertarik melakukan riset dan menjadi peneliti.

Demikian disampaikan Ketua LP2M UIN Jakarta Prof. Dr. Arskal Salim GP MA saat berdiskusi dengan awak Berita UIN Online, Kamis (9/3/2017). Menurut Arskal, pelibatan mahasiswa dalam aktifitas riset akan membantu para dosen melakukan kewajibannya melakukan riset. “Tidak masalah jika mahasiswa yang terjun ke lapangan dan dosen mengarahkan,” katanya.

Arskal menjelaskan, pelibatan mahasiswa dalam kegiatan riset memungkinkan mahasiswa mendapat pengalaman langsung dalam kegiatan riset yang lebih serius. “Secara teoretik, biasanya mahasiswa sudah mendapatkan mata kuliah metodologi penelitian. Dengan dilibatkan, mereka bisa mengalami langsung seperti apa riset dilakukan,” paparnya.

Selain itu, jelas Arksal, pelibatan mahasiswa dalam aktifitas riset merupakan bagian pengkaderan bibit-bibit unggul dalam dunia riset. “Sebagai akademisi, kita tentu punya ekspektasi para anak didik kita menapak tangga prestasi riset lebih baik. Melalui pelibatan, setidaknya mereka sudah diarahkan ke arah yang betul,” tandasnya.

Evaluasi LP2M dalam dua tahun terakhir, Arskal mengungkapkan, pelibatan riset selama ini sudah mencapai kisaran 30% dari total penerima hibah riset per tahun. Selain mahasiswa tingkat akhir, riset melibatkan mahasiswa tingkat magister dengan latar belakang tema keilmuan riset yang beragam.

“Tahun ini, kita harapkan prosentase keterlibatan mahasiswa mencapai 50%,” tambah Arskal.

 

Penerima Hibah 2015 Segera Lakukan Publikasi

Di lain sisi, Arskal juga meminta para dosen penerima hibah riset 2015 segera melakukan publikasi atas hasil riset yang mereka lakukan. Pada hibah riset 2015, jelasnya, UIN Jakarta menetapkan kebijakan agar penerima hibah riset klaster tertentu melakukan publikasi hasilnya di jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional terindek SCOPUS.

“Ada prasyarat yang harus dipenuhi, berupa kewajiban publikasi hasil riset mereka di jurnal nasional atau internasional. Jadi, bagi yang belum, kami minta untuk segera lakukan publikasi,” tandasnya.

Prasyarat tersebut, Arskal menjelaskan, membawa konsekuensi jika dosen penerima hibah riset belum melakukan publikasi, UIN Jakarta belum bisa memberikan dana hibah riset pada tahun-tahun anggaran selanjutnya. “Minimal bukti submitted di jurnal. Itu bisa jadi pengecualian,” jelasnya lagi.

UIN Jakarta, jelas Arskal, sangat berkepentingan dengan penerbitan artikel ilmiah para dosen. Bahkan, penerbitan jurnal juga berkaitan dengan kepentingan para dosen sendiri. Beberapa waktu terakhir misalnya, Kementerian Riset dan Dikti berencana menjadikan jumlah publikasi dalam waktu tertentu sebagai bahan evaluasi utama atas pemberian tunjangan fungsional dan kehormatan dosen berpangkat lektor kepala dan guru besar.

Diketahui, sepanjang 2015-2016, UIN Jakarta sendiri terus meningkatkan alokasi anggarannya sebagai dana hibah riset. Selain studi keislaman, tema-tema riset yang didanai mencakup bidang beragam mulai ekonomi, politik, psikologi, sains, hingga kesehatan masyarakat. Dalam periode yang sama, jumlah artikel terindeks SCOPUS dosen UIN Jakarta juga terus meningkat dari 54 artikel menjadi 59 artikel. (yuni nurkamaliah/zm)