Ketua Senat: UIN Jakarta Berperan Besar dalam Mencerdaskan Kaum Perempuan Indonesia

Ketua Senat: UIN Jakarta Berperan Besar dalam Mencerdaskan Kaum Perempuan Indonesia

[caption id="attachment_15853" align="alignright" width="300"] Ketua Senat UIN Jakarta Prof Dr H M Atho Mudzhar membuka Sidang Senat Terbuka Wisuda ke 103, Minggu (19/02/2017) di Auditorium Harun Nasution.[/caption]

Auditorium Harun Nasution, BERITA UIN Online-- UIN Jakarta berperan besar dalam mencerdaskan kaum perempuan Indonesia. Demikian disampaikan Ketua Senat UIN Jakarta Prof Dr H M Atho Mudzhar dalam pidatonya saat membuka acara Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke 103, Minggu (19/2/2017) di Auditorium Harun Nasution.

Atho menyampaikan bahwa dalam Rapat Senat Tertutup dengan Rektor pada 6 Februari 2017, Rektor UIN Jakarta Prof Dr Dede Rosyada telah menyampaikan berbagai perkembangan dan kemajuan yang dialami oleh UIN Jakarta selama dua tahun kepemimpinanannya sebagai Rektor sejak 2015.

“Kami mengucapkan terima dan sekaligus selamat atas segala kemajuan itu. Di antara informasi yang disampaikan ketika itu, bahwa jumlah mahasiswa Program S1 UIN Jakarta pada 2016 ini ialah 23.622 orang yang berasal dari 26 propinsi di Indonesia, selain sekitar 100 orang mahasiswa yang berasal dari luar negeri,” ujarnya di hadapan 578 wisudawan dan para orangtua mereka dan sejumlah tamu undangan.

Menurut Rektor, lanjutnya, para mahasiswa itu terdiri atas 9.936 laki-laki (42%) dan 13.686 perempuan (58%). Menarik untuk dicermati di sini ialah bahwa ternyata jumlah mahasiswa perempuan jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa laki-Iaki, yaitu 58 berbanding 42.

“Kita belum mengetahui kenapa hal itu demikian. Apakah para orang tua merasa lebih aman menitipkan pendidikan tinggi anak perempuan mereka ke lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam seperti UIN Jakarta, ataukah karena para calon mahasiswa perempuan memang lebih pandai dari yang laki-Iaki sehingga yang lulus seleksi/test masuk lebih banyak jumlahnya, ataukah karena faktor lainnya,” imbuh Atho.

Ditegaskannya, hal yang jelas ialah bahwa ini berati bahwa hampir 60% proses belajar mengajar dan penggunaan segala sumber belajar di universitas ini diabdikan untuk para mahasiswa perempuan yang di ternpat lain dalam masyarakat luas sering dimarginalisasi.

“Ini harus menjadi kebanggaan tersendiri bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena ini berarti kita berperan besar dalam mencerdaskan kaum perempuan Indonesia,” ungkapnya.

Bidang politik misalnya, sambung Atho, terutama dalam hal keterwakilan kaum perempuan di DPR dan DPD, masih sangat sedikit. Demikian pula di bidang-bidang lainnya.

“Karena itu kita berharap agar para wisudawan dan wisudawati, setelah terjun ke masyarakat nanti, sesuai bidang kesarjanaan dan keahliannya masing-masing, dapat mengisi dan memperbaiki segala ketimpangan dalam masyarakat itu, termasuk soal under representedness kaum perempuan itu,” harap Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta itu.

Ditambahkannya, masalah gender equality (kesetaraan gender) dan women empowerment (pemberdayaan perempuan) adalah masalah crucial negara berkembang pada umumnya. Itulah sebabnya, menurutnya, hal itu juga menjadi salah satu butir dalam MDGs (Millenium Development Goals).

“Jadi, kita mendapat amanah untuk berperan dalam proses perubahan besar ini. Semoga saja UIN Jakarta dapat mengemban amanat penting ini dengan baik,” tutup Atho dilanjutkan dengan mengetuk palu tiga kali untuk membuka Sidang Senat Terbuka Wisuda 103. (mf)