Kartini-Kartini dari Ciputat (1)

Kartini-Kartini dari Ciputat (1)

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau lebih populer dengan sebutan Kartini menjadi ikon penting perubahan posisi kaum perempuan di tanah air. Pahlawan emansipasi wanita yang lahir di Jepara 21 April 1879 dan wafat di Rembang 17 September 1904 ini mendorong kaum perempuan tanah air untuk bisa berkontribusi sama seperti halnya laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Atas jasanya, hari lahir perempuan yang pemikiran-pemikirannya dibukukuan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang (dikumpulkan dan diterbitkan J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht) diperingati sebagai Hari Kartini. Peringatan dilakukan sejak ditetapkan Presiden Soekarno pada tahun 1964.

Dan UIN Jakarta, yang bercikalbakal dari Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah juga ikut serta melahirkan para Kartini-Kartini yang melanjutkan semangat perubahan yang diwariskan RA Kartini. Mereka hadir di setiap rentang sejarah perjalanan Kampus Ciputat, berjuang membangun masyarakat melalui kontribusi sosial,keilmuan, dan keislaman mereka.

Siapa saja mereka?

Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat

Zakiah merupakan salahsatu Kartini Ciputat yang patut disebutkan dalam urutan pertama. Perempuan kelahiran Sumatera Barat 6 November 1929 dan salah satu pendidik terbaik yang pernah dimiliki Ciputat mencatatkan peran luar biasa kelompok perempuan sepanjang karir birokrasi dan keilmuannya.

Diketahui, setelah menamatkan pendidikan magister dan doktor psikologi dari Faculty of Education Mental Hygiene Department, Ein Shams University, Mesir ini, Zakiah bekerja di Departemen Agama sekaligus membuka praktek konsultasi psikologi. Namun di saat yang sama, ia juga aktif mengajar di IAIN Jakarta untuk beberapa mata kuliah yang masuk dalam rumpun keilmuan psikologi.

Di Departemen Agama, Zakiah pernah dipercaya menjabat sejumlah tugas strategis seperti Direktur Pendidikan Agama dan Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. Sedang di IAIN Jakarta, ia terus aktif mengajar hingga meraih Guru Besar Psikologi Bidang Ilmu Jiwa Agama tahun 1982.

Sepanjang karirnya di Departemen Agama, Zakiah mencatatkan sejumlah kebijakan berpengaruh dalam dunia pendidikan. Hasil telusuran Arief Subhan seperti dimuat dalam buku Ulama Perempuan Indonesia (Gramedia Pustaka Utama, 2002) salahsatu peran pentingnya adalah turut membidani lahirnya Surat Keputuan Bersama (SKB) Tiga Menteri antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri tahun 1975.

Melalui SKB tersebut, Zakiah menginginkan peningkatan penghargaan terhadap status madrasah, salah satunya dengan memberikan pengetahuan umum 70 persen dan pengetahuan agama 30 persen. Aturan yang dipakai hingga kini di sekolah-sekolah agama Indonesia ini memungkinkan lulusan madrasah berbagai jenjang diterima di sekolah maupun perguruan tinggi umum. Inilah, menurut Arief, pengaruh penting yang pernah dicatatkan Zakiah dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Sebagai seorang ahli ilmu jiwa, Zakiah menekankan pentingnya setiap orang memelihara kesehatan mental agar tercapai keseimbangan hidup. Dalam bukunya Kesehatan Mental, Zakiah mengatakan secara khusus perihal ini seperti dikutipkan berikut ini:

 “Bahwa yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental pulalah yang menentukan apakah orang akan mempunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif dan tidak bersemangat. Orang yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam hidup dengan tenang dan wajar dan menerima kegagalan itu sebagai suatu pelajaran yang akan membawa sukses nantinya.”

Dengan kiprah dan keilmuannya, Zakiah yang wafat pada 15 Januari 2013 lalu telah mewakili partisipasi kelompok perempuan tanah air di ranah publik. Selain mewariskan spirit agar perempuan bisa berkontribusi dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat, Zakiah juga mewariskan sejumlah karya yang merangkum pemikirannya dan masih terus dibaca hingga kini.

Beberapa diantara bukunya yaitu Ilmu Jiwa Agama, Kesehatan Mental dalam Al-Qur’an, Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Keluarga, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak, dan Problema Remaja di Indonesia. (foto: humas/teks: zm, diambil dari berbagai sumber)