Jadi Peneliti Terbaik PTKI, Tiga Dosen UIN Jakarta Terima Anugerah Riset 2019

Jadi Peneliti Terbaik PTKI, Tiga Dosen UIN Jakarta Terima Anugerah Riset 2019

Bandung, BERITA UIN Online— Tiga orang dosen-peneliti UIN Jakarta berhasil menjadi bagian dari 20 peneliti terbaik Perguruan Tinggi Kegamaan Islam (PTKI) sekaligus penerima Anugerah Riset 2019 dari Kementerian Agama RI. Mereka terpilih melalui seleksi ketat yang diikuti dosen-peneliti berbagai PTKI nasional. Anugerah Risety 2019 sendiri diberikan pada penutupan Biannual Conference on Research Result (BCRR) di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rabu (04/12/2019).

Ketiga dosen UIN Jakarta dimaksud adalah Asep Saepudin Jahar Ph.D dari Fakultas Syariah dan Hukum, dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dari Fakultas Kedokteran, dan Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech.,Ph.D dari Fakultas Sains dan Teknologi. Anugerah Riset 2019 ketiganya dan 17 dosen-peneliti penerima anugerah yang sama diberikan langsung Wakil Menteri Agama RI (Wamenag) K.H. Zainut Tauhid Sa’adi.

Pada gelaran tersebut, Asep mengajukan riset yang dituliskannya dalam paper berjudul Bureaucratizing Sharia in Modern Indonesia: The Case of Zakat, Waqf and Family Law. Adapun Flori menulis riset dengan judul Prophetic wet Cupping Practices at The Waroeng Sehat Tangerang Selatan: A Preliminary Study. Sedangkan Taufik meneliti yang ditulisnya dengan judul Fine-Grained Document Clustering Via Ranking And Its Application To Social Media Analytics.

Laman daring Kementerian Agama RI mencatat, ketiga dosen-peneliti UIN Jakarta yang berhasil terpilih menjadi Peneliti Terbaik PTKI sekaligus menyabet Anugerah Riset 2019 dari sekurangnya 64 dosen yang dinominasikan pasca seleksi awal. Pemilihan peneliti terbaik sendiri baru kali ini digelar dengan tema "Enhancing IHE's Research Innovation, Relevance and Impact in Responding to Industrial Revolution 4.0”.

Wamenag dalam sambutannya mengapresiasi para dosen-peneliti yang berhasil terpilih sebagai peneliti terbaik. Ia juga mengingatkan agar civitas akademika PTKI konsisten menghasilkan riset berkualitas guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia sendiri dibutuhkan untuk memberikan pengharapan kerja yang berorientasi pada peningkatan kecakapan serta penguatan keagamaan yang baik. “Tantangan terbesar dari dunia perguruan tinggi manapun adalah bidang riset ini. Kewibawaan dan nama besar perguruan tinggi juga sangat ditentukan oleh riset,” katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof. Dr. Arskal Salim menuturkan, Kemenag menginisiasi penyelenggaraan Biannual Conference on Research Result dan direncanakan berlangsung secara rutin setiap tahunnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi ajang akuntabilitas akademik penggunaan dana penelitian yang disalurkan oleh Kementerian Agama, baik melalui Diktis maupun PTKIN.

Kegiatan juga diharap menginventarisasi dan menentukan sejumlah hasil penelitian terbaik yang memiliki kebaharuan (novelty), inovasi, dan kemanfaatan baik dalam pengaruh luas di masyarakat, dasar pijakan kebijakan, maupun ditindaklanjuti oleh dunia Industri dan/atau pengabdian kepada masyarakat. “Lainnya, mempublikasikan, mendiseminasi, dan mensosialisasikan hasil-hasil penelitian di lingkungan PTKI kepada para pemangku kepentingan,” tuturnya. (zm/kemenag)