Guru Besar UIN Jakarta: Ini Makna Kunjungan Raja Salman

Guru Besar UIN Jakarta: Ini Makna Kunjungan Raja Salman

[caption id="attachment_14541" align="alignleft" width="300"] Prof Dr Amany Burhanuddin Lubis MA. (Foto: Dok Pubdok UIN Jakarta)[/caption]

Ciputat, Berita UIN Online— Kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia bisa dimaknai sebagai pengakuan Saudi Arabi atas Indonesia untuk menjadi bagian penting dalam menggalang keamanan dan perdamaian dunia. Hal ini menemukan momentum setelah sebagian besar negara-negara mayoritas Muslim terjebak dalam konflik dan kekerasan berkepanjangan.

Demikian disampaikan Guru Besar Politik Islam UIN Jakarta, Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis MA kepada Berita UIN Online, Jumat (3/2/2017). Mengutip pidatonya, Amany mengatakan, Raja Salman mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi masyarakat global kini, terutama di belahan dunia Islam, adalah maraknya fenomena terorisme yang memperburuk citra Islam di mata dunia.

Dua tantangan lain yang diingatkan Raja Salman adalah makin kerasnya benturan peradaban dan hilangnya penghormatan terhadap kedaulatan negara-negara. Bukti hilangnya penghormatan kedaulatan sebuah negara ditandai maraknya intervensi nega-negara yang memiliki kuasa politik, ekonomi, dan militer terhadap urusan domestik negara-negara yang lemah.

“Hal-hal ini mengharuskan Arab Saudi dan Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim untuk bahu membahu berkoordinasi dan berupaya saling memberi manfaat demi kepentingan bersama dan membangun keamanan dan perdamaian dunia,” ujarnya.

Diketahui, raja ketujuh Arab Saudi ini mengagendakan lawatannya ke Indonesia sepanjang 1-9 Maret 2017. Setelah bertemu Presiden RI Ir Joko Widodo dan Ketua DPR Setya Novanto, Raja Salman beserta 1500 anggota rombongannya diagendakan bertemu sejumlah tokoh dan melakukan kunjungan ke beberapa tempat.

Dalam pidatonya di Gedung DPR RI (Kamis, 2/2/2017), Raja Salman menyampaikan apresiasi terhadap Pemerintah, DPR RI, dan masyarakat Indonesia atas lawatannya sekaligus hubungan Saudi Arabia-Indonesia selama ini. Selain itu, dua hal penting yang disampaikan Raja Salman dalam pidatonya yang berbahasa Arab adalah isu keamanan dunia dan terorisme.

Seperti dikutip banyak media, berikut isi pidato Raja Salman:

"Izinkan saya untuk mengawali sambutan saya ini dengan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah dan rakyat Indonesia yang bersahabat, atas keramahan dan sambutan hangat, seraya menyampaikan perasaan bahagia atas keberadaan saya bersama para hadirin sekalian.

Sesungguhnya kunjungan ke negara Yang Mulia ini, yang diawali dengan kunjungan serupa, yang telah dilakukan saudara saya, Yang Mulia Bapak Presiden, ke Kerajaan Arab Saudi dan saling tukar-menukar kunjungan antar-para pejabat tinggi kedua negara, ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kerja sama di seluruh bidang yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi kedua bangsa kita yang bersahabat.

Para hadirin sekalian, sesungguhnya tantangan yang kita hadapi, khususnya bagi umat Islam dan dunia secara umum, seperti fenomena terorisme, benturan peradaban (the clash of civilization), dan tidak adanya penghormatan terhadap kedaulatan negara serta intervensi dalam urusan dalam negerinya telah mengharuskan kita untuk menyatukan barisan dalam menghadapi tantangan ini serta melakukan koordinasi dalam berbagai upaya dan sikap dalam memberikan manfaat bagi kita bersama serta keamanan dan perdamaian dunia.

Penutup, saya ingin menyampaikan aspirasi atas peran dewan yang terhormat dalam meningkatkan hubungan antara kedua negara kita yang bersahabat di seluruh bidang.

Saya juga memberikan apresiasi atas penandatanganan sejumlah kesepakatan dan nota kesepahaman antara kedua negara dalam kunjungan kali ini.

Saya berdoa kepada Allah SWT semoga senantiasa memberikan taufik dan ridhoNya kepada kita sekalian." (yuni nurkamaliah/zm/berbagai sumber)