FISIP UIN Jakarta Gelar Seminar Internasional

FISIP UIN Jakarta Gelar Seminar Internasional

[caption id="attachment_16268" align="alignleft" width="300"] Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta menggelar seminar internasional dengan tema The Nagorno Karabach Conflict and Screening of documentary film: Endless Corridor. Acara yang dibuka oleh Dekan FISIP Prof Dr Dzulkifli MA tersebut, dilaksanakan pada, Selasa (07/03), bertempat di Auditorium FISIP Kampus II UIN Jakarta.[/caption]

Auditorium Fisip, BERITA UIN Online— Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta menggelar seminar internasional dengan tema The Nagorno Karabach Conflict and Screening of documentary film: Endless Corridor. Acara yang dibuka oleh Dekan FISIP Prof Dr Dzulkifli MA tersebut, dilaksanakan pada, Selasa (07/03), bertempat di Auditorium FISIP Kampus II UIN Jakarta.

Selain Dekan, seminar ini dihadiri pula oleh Duta Besar Negara Republik Azerbaijan untuk Indonesia H. E. Tamerlan Garayev , Duta Besar Negara Repulik Azerbaijan untuk Indonesia di Jakarta Ruslan Nasibov, para staff, Jurnalis, dan segenap sivitas akademika FISIP UIN Jakarta.

Dalam sambutannya, dekan mengapresiasi terselenggaranya seminar tersebut. Menurutnya, forum internasonal seperti ini penting bagi UIN Jakarta dalam upaya menghentikan konflik yang bekepanjangan.

“Kita ketahui bersama, bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) bangsa Azerbaijan telah dirampas dan dinodai oleh Armenia. Jadi kita berdoa semoga Azerbaijan setelah ini mampu membenahi diri dan mempersiapkan diri terhadp kemungkinan yang akan terjadi ke depannya,” ujar Dekan.

Ditambahkannya, UIN Jakarta siap menjalin kerjasama dengan Azerbaijan, terutama dalam pengembangan pendidikan, penelitian, atau kerjasama lainnya yang masih terkait dengan keilmuan.

Di tempat yang sama, Duta Besar Negara Republik Azerbaijan untuk Indonesia Dr Tamerlan mengucapkan terimakasih kepada UIN Jakarta yang telah berempati atas apa yang menimpa negara tersebut.

Dirinya bercerita,bahwa Karabach adalah Propinsi terbesar di Azerbaijan, sedangkan Nagorno artinya gunung atau juga suatu suku di  daerah pegunungan. Dimana di Provinsi ini telah diduduki tentara Armenia.

“Dahulu kala, Islam pernah berkuasa dan memerintah dengan sangat kuat dan gemilang. Yaitu, pada masa kekaisaran Ottoman. Namun, kini Islam sudah banyak terbagi dan terdesak. Azerbaijan sendiri merupakan Negara dari multi kultur dan multi etnik,” kisahnya dihadapan para peserta yang hadir.

Senada dengan paparan Tamerlan, Duta Besar Negara Republik Azerbaijan untuk Indonesia, Ruslan Nasibov menambahkan, bahwa selama hampir 25 tahun konflik, PBB harusnya dapat segera menyelesaikan konflik tersebut, serta menarik mundur tentara Armenia dari Azerbaijan.

“Seharusnya, ada pihak yang bertanggungjawab atas pembantaian yang terjadi di Azerbaijan. Karena, kasus ini sangat penting untuk diakhiri dan dicari solusinya. yang akan membawa kedamaian bagi para warga Azerbaijan,” harapnya lugas.

Sebagai informasi, diakhir acara ini juga diputar film dokumenter mengenai pembantaian atas warga Azerbaijan di salah satu kota, Khojali yang memicu konflik antara Armenia dan Azerbaijan di tahun 1992. Film yang juga dikisahkan para jurnalis ini mengisahkan bagaimana warga Azerbaijan dibantai dan disiksa, hampir 700an   nyawa hilang pada saat konflik tersebut dan 150 masih belum ditemukan. (lrf/Imoe)