Fikes Gelar Seminar Universitas Tanggap Kesehatan

Fikes Gelar Seminar Universitas Tanggap Kesehatan

Ciputat, BERITA UIN Online-- UIN Jakarta melalui Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) menggelar seminar daring atau webinar menyoal aksi dan kebijakan perguruan tinggi dalam menghadirkan kampus sehat di masa Pandemik Covid 19, Senin (11/5/2020). Seminar diharap memberi wawasan bagi sivitas dalam menciptakan lingkungan kampus yang memenuhi standar kesehatan baik masa maupun pasca massifnya pandemik Covid 19 di tanah air.

Seminar dibuka Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA didampingi Dekan Fikes Dr. Zilhadia M.Si Apt dan diikuti ratusan peserta dari Fikes maupun berbagai fakultas lain di lingkungan UIN Jakarta. Seminar sendiri menghadirkan narasumber Prof. R.A. Yayi Suryo Prabandari Ph.D dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Irma Nurbaeti Ph.D dari Fikes UIN Jakarta.

Dalam pembukaannya, Rektor mengingatkan pentingnya seluruh sivitas meningkatkan standar kesehatan di lingkungan kampus. Selain menciptakan lingkungan nyaman, peningkatan standar juga diperlukan guna meminimalisir sebaran dan dampak resiko pandemik Covid 19.

“Dan menciptakan lingkungan dengan standar kesehatan, bukan merupakan tanggungjawab satu-dua orang atau satu dua unit, melainkan seluruh sivitas UIN Jakarta,” katanya. Lingkungan yang bersih dan sehat, sambungnya, juga merupakan bagian dari pengamalan ajaran Islam yang menekankan pentingnya hidup bersih dan sehat. Tidak hanya secara lahir, melainkan juga secara batin.

Usaha demikian, tegasnya lagi, harus dimulai dari seluruh warga kampus. Dan inisiatif bersih dan sehat tidak harus berasal dari kebijakan top down, melainkan juga down to up. “Mari kita jadikan kampus kita sebagai kampus yang sehat dan menyehatkan,” katanya.

Kampus di Masa Pandemik Tanggungjawab Seluruh Sivitas

Sementara itu, para pembicara menyampaikan pentingnya kesadaran seluruh warga kampus untuk menjaga standar kesehatan lingkungan kampus di masa Pandemik ini. Tidak hanya mengakselerasi hilangnya pandemik, melainkan juga menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan pasca pandemik.

UGM misalnya. Sebagai salahsatu kampus yang terdampak pandemik Covid 19 meningkatkan kebersamaan seluruh warga kampus untuk bersama-sama memiliki kesadaran menjaga standar kesehatan kampus. Kesadaran menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan demikian.

Professor Yayi dalam paparannya mengungkapkan, jauh sebelum pandemik, UGM telah jauh-jauh hari menyusun kebijakan yang diharapkan bisa menjaga kualitas kesehatan lingkungan kampus. Mengikuti Standar AUN-QA, UGM menerapkan Area Universitas Berbasis Promosi Kesehatan.

“Kami membuat area tematik yang mencakup zero tolerance area atau area nol toleransi dan area promosi kesehatan,” katanya.

Area nol toleransi adalah dengan menerapkan kebijakan larangan di seluruh area kampus terhadap aktifitas merokok, konsumi alkohol dan obatan-obatan, aktifitas perjudian, kekerasan, sexual harrasment. Sedang area promosi dilakukan dengan pemberian literasi kesehatan, kesejahteraan mental, interaksi sosial, diet sehat dan nutrisi seimbang, dan keseimbangan hidup dan bekerja.

Penciptaan lingkungan sehat juga membutuhkan dukungan paradigma komprehensif yang disepakati bersama. Doktor Irma dalam presentasinya mengungkapkan paradigma universitas sehat juga harus didukung paradigma yang tepat.

Dalam hal ini, Irma menyebutkan paradigma universitas sehat UIN Jakarta sudah cukup memadai dimana kesehatan harus dilihat secara utuh dari keterpenuhan di aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Dalam hal ini, sambungnya, kebijakan, sumber daya manusia, lingkungan, dan promosi kesehatan menjadi kunci yang tak bisa diabaikan dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat.

Sementara itu dalam sambutannya, Dekan berharap ke depan seluruh sivitas Fikes menjadikan visi Kampus Sehat sebagai kesadaran bersama. Menurutnya, kebersihan dan kesehatan kampus bukan semata tanggungjawab unit tertentu.

“Penciptaan kampus sehat tidak bisa dilakukan 1-2 orang, tapi semua orang. Mulai pimpinan, pendidik, tenaga kependidikan, mahasiswa apalagi. Jangan sampai kita katakan bahwa urusan kebersihan hanya urusan pimpinan, petugas kebersihan, tapi urusan bersama,” katanya.

Seminar yang berlangsung sejak pukul 08.00-12.00 WIB ini diisi dengan sesi tanya jawab peserta. Seminar ditutup dengan pembacaan Deklarasi Kampus Sehat UIN Jakarta. (z. muttaqin)