British Muslim

British Muslim

Ali Rama

Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/Sedang S3 di Universitas Aberdeen, Inggris

Saat ini saya sudah tinggal sekitar satu setengah tahun di UK (United Kingdom) untuk studi program doktor bidang keuangan di Universitas Aberdeen. Di beberapa kesempatan sering menerima pertanyaan dari kerabat di Indonesia tentang bagaimana dinamika Muslim di UK. Saya hanya bisa menjawab sesuai dengan yang dilihat dan alami sendiri di komunitas di mana saya tinggal. Dan tentunya juga dari bacaan literatur singkat yang pernah saya baca terkait dengan Muslim di UK.

Muslim UK atau British Muslim dalam konteks pergulatan identitas diri, secara sederhana saya dapat klasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:

  1. Muslim yg lebih mengedepankan ‘Muslim’nya dibandingkan ‘British’nya. Kelompok ini lebih menonjolkan identitas Muslimnya dibandingkan identitasnya sebagai British. Mereka ini umumnya banyak melakukan resistensi terhadap budaya-budaya “British” secara umum.
  2. Muslim yang lebih mengedepankan ‘British’nya dibandingkan ‘Muslim’nya. Mereka ini lebih kental identitas dan penerimaannya terhadap budaya British dibanding identitas Muslimnya. Bahkan kelompok ini kadang memiliki pikiran yg bertolak belakang dg ajaran arus utama seperti mendukung aborsi, LGBT, dan gaya hidup bebas seperti British pada umumnya.
  3. Muslim yang melihat ‘Muslim’ dan ‘British’ dalam porsi yang berimbang dan saling memperkuat. Menjadi Muslim yang moderat dan disaat yang bersamaan terbuka dg budaya British yang dianggap relevan dan tidak bertentangan dg agama.

Dari pengelompokantersebut saya berpendapat bahwa komunitas Muslim di UK sangat beragam, heterogen dan bahkan kompleks sehingga tidak bisa direpresentasikan oleh satu komunitas dominan tertentu. Komunitas Muslim yang tersebar di beberapa wilayah Britania Raya umumnya didominasi Muslim berketurunan Pakistan, Bangladesh dan India. Namun banyak juga Muslim berketurunan Turkey, Arab, Afrika dan Melayu. Porsi yang relatif kecil adalah Muslim keturunan Inggris asli atau native Muslim converts. Setidaknya ini mengindikasikan bahwa penetrasi Islam ke penduduk asli Inggris belum terlalu signifikan. Dakwah Islam belum signifikan di rasakan oleh penduduk lokal.

Komunitas Muslim asal Indonesia juga ada di UK, seperti Muhammadiyah, NU dan Kibar. Akan tetapi, komunitas Muslim Indonesia ini lebih berorientasi ke internal dibandingkan penetrasi ke eksternal. Pengajian-pengajian keagamaan lebih diorentiasikan untuk memperkuat ikatan persaudaraan sebagai sesama warga negara Indonesia.

Hal menarik dari komunitas Muslim di UK adalah komunitas Muslim dengan latar belakang negara dan sosio-keagamaan yang heterogen namun tetap terintegrasi secara damai dan saling membantu dalam payung besar bermana Britsih Muslim. Ini yg saya lihat selama ini, setidaknya di komunitas Muslim Aberdeen. Berpedaan mazhah keagamaan hasil bawaan dari negara asalnya tidak membuat komunitas Muslim saling alergi dalam berinteraksi.

Sejarah Muslim di UK sudah relatif lama dan sudah melakukan berbagai transformasi sosial, ekonomi dan politik. Setidaknya proses transformasi Muslim di UK telah melalui beberapa fase, yaitu:

1.Migration: Fase ini ditandai dengan terjadinya imigrasi kaum Muslim dari negara jajahan Inggris terutama dari wilayah India. Kaum imigran ini umumnya dari kelas bawah, pekerja kasar dan tidak terdidik.Imigram ini umumnya berasal dari India, Pakistan dan Bangladesh; Kelompok muslim ini bekerja di perkapalan Inggris dan sektor Industri. Imigrasi besar-besaran terjadi pasca Peran Dunia IIterutama untuk membantu pembangunan kembali perekonomian Inggris setelah Perang Dunia II. Hasil kekayaan dari negara jajahan Inggris terutama yang berasal dari wilayah India punya kontribusi pada industrialisasi UK pada abad ke-16 dan ke-17.

2.Institutionalization: Fase ini komunitas Muslim mulai terbentuk dan tersebar di beberapa kota. Dengan jumlah Muslim yang bertambah banyak, geliat keagamaan mulai terlihat dan terwadahi dengan berdirinya mesjid sebagai pusat aktivitas keagamaan. Dari mesjid ini selanjutnya  berdiri organisasi-organisasi Muslim yang bertujuan untuk mewadahi kepentingan komunitas Muslim baik terkait dengan urusan keagamaan, ekonomi maupun politik.

3.Economic movement: Pada fase ini penduduk Muslim mulai berkembang secara ekonomi dengan melakukan penetrasi di sejumlah sektor usaha, seperti restoran, transfortasi dan properti. Hasilnya, banyak Muslim yang berhasil melakukan mobilitas ekonomi secara vertikal dan dapat mengakses pendidikan yang lebih bagus.

  1. Political movement: Fase ini ditandai dengan banyaknya Muslim yang terjun ke dunia politik UK dengan tujuan memperjuangkan aspirasi komunitas Muslim yang selama ini terpinggirkan. Selama ini, afiliasi politik komunitas Muslim banyak diberikan ke partai buruh (labour party) karena partai ini dianggap punya perhatian tinggi terhadap hak-hak buruh dimana banyak komunitas muslim yg berada di kelas pekerja ini dan juga utamanya disebabkan partai ini tidak terlalu mengkampanyekan ‘anti Muslim’ dibandingkan partai konservatif. Namun saat ini, afiliasi komunitas Muslim sudah hampir berimbang antara partai konservatif dan partai buruh. Hasil pemilu tahun 2019 kemarin berhasil menempatkan 19 Muslim di parlemen UK yang dan ini merupakan record terbesar. Selain itu, walikota London adalah seorang Muslim bernama Sadiq Khan yang berasal dari partai buruh.

Secara demografis, jumlah populasi Muslim di UK saat ini terdapat sekitar 3.4 juta dari 65 juta total penduduk UK, atau sekitat 5.2%. Komunitas Muslim banyak terkonsentrasi di England dan relatif kecil persentasenya di Scotland dan Wales. Muslim dengan mudah ditemukan di sudut kota besar di UK, seperti London, Birmingham dan Manchester. Menurut data, agama Islam adalah agama yang paling cepat perkembangannya di UK dibandingkan agama lainnya.

Di masa pandemi covid-19 dan bertepatan dengan bulan ramadhan, beberapa komunitas Muslim aktif untuk menjaga anggota komunitasnya dg menawarkan bantuan sembako dan ifthor (makanan buka puasa) begitupula kepada komunitas non-Muslim. Saya dan keluarga yang saat ini sedang menjalani ibadah puasa sekitar 18 jam per hari mendapatkan supplai menu buka puasa dari komunitas Muslim Aberdeen setiap hari dg diantar langsung ke rumah. Terkadang kami meminta untuk berhenti sejenak dari supply ifthor karena adanya perbedaan ‘selera’ makanan namun mereka tetap saja membawanya setiap menjelang buka puasa.(sam/zm)

.