Besok, Pusat Studi Betawi UIN Jakarta Diluncurkan

Besok, Pusat Studi Betawi UIN Jakarta Diluncurkan

[caption id="attachment_8349" align="alignleft" width="300"]Ondel-Ondel, salah satu produk kreatif budaya Betawi Ondel-Ondel, salahsatu produk kreatif budaya Betawi[/caption]

Gd. Rektorat, BERITA UIN Online-- Pusat Studi Betawi UIN Jakarta bakal diluncurkan besok, Rabu (30/09), di Gedung National Information and Communication (NICT) Jl. Kertamukti, Ciputat, Tangerang Selatan. Peluncuran pusat studi yang diiringi saresehan bertajuk 'Mempererat Ukhuwah Memperkokoh Jati Diri Bangsa Melalui Cinta Budaya' diharap mengkontribusikan riset tentang kebudayaan masyarakat Betawi. Data publikasi Pusat Studi Betawi mencatat, beberapa tokoh yang memiliki hubungan erat dengan kultur Betawi dijadwalkan menjadi narasumber sarasehan. Diantaranya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Dr. H. Saefullah, M.Pd, Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan Prof. Dr. Bahrullah Akbar MBA CMPM, Tokoh Masyarakat Betawi Mayor Jenderal (Purnawirawan) H. Nachrowi Ramli SE, Wakil Rektor Bidang Kerjasama UIN Jakarta Prof Dr Murodi MA, dan Direktur Utama PSB Prof Dr Ahmad Rodoni MM. Diketahui, Betawi merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Lance Castles dalam penelitiannya yang bertajuk The Ethnic Profile of Jakarta (Ithaca: Cornell University, April 1967) menyebutkan suku ini terbentuk sebagai hasil peleburan berbagai kelompok etnis yang mendiami wilayah Batavia sekitar pertengahan abad 19 M seperti Sunda, Melayu, Jawa, Bugis, Makasar, dan Ambon. Pendapat Castles didasarkan empat sketsa sejarah pembentukan Betawi. Pertama, Daghregister, yaitu catatan harian tahun 1673 yang dibuat Belanda yang berdiam di dalam kota benteng Batavia. Kedua, catatan Thomas Stanford Raffles dalam History of Java pada tahun 1815. Ketiga, catatan penduduk pada Encyclopaedia van Nederlandsch Indie tahun 1893, dan keempat, sensus penduduk yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda tahun 1930. Sebagai suku dengan latar belakang beragam, Betawi tumbuh sebagai suku dengan kekayaan seni budaya yang menggambarkan pengaruh beragam. Seni musik misalnya, Betawi memiliki Gambang Kromong yang dipengaruhi musik Tionghoa, Rebana yang dipengaruhi Arab, orkes Samrah sebagai pengaruh Melayu, Keroncong Tugu sebagai pengaruh Portugis-Arab, dan Tanjidor sebagai pengaruh Belanda. Dalam seni drama, Betawi memiliki drama tradisional bernama Lenong dan Tonil. Dua drama tradisional dipentaskan dengan gambaran kehidupan sehari-hari rakyat Betawi sebagai ide cerita diselingi lagu, pantun, lawak, dan lelucon jenaka. Beberapa tokoh juga banyak bermunculan dari Suku Betawi. Di bidang seni muncul beberapa tokoh populer seperti almarhum Benyamin Sueb, almarhum Ismail Marzuki, Haji Bokir, Mandra, dan Mastur. Di bidang pemerintahan muncul tokoh seperti Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta 200-2012). Sedangkan di bidang keagamaan tokoh ulama Betawi Syekh Junaid Al Betawi, Guru Marzuki, Guru Mughni, Guru Mansur, Guru Majid, Guru Mahmud dan Guru Khalid. Belakangan muncul mubaligoh Hj Tuty Alawiyah dan Dai Sejuta Umat (alm.) KH Zainuddin MZ. (ZM)