Bencana Datang, UIN Jakarta Terjun ke Lapangan

Bencana Datang, UIN Jakarta Terjun ke Lapangan

Reporter: Jamilah dan Irma Wahyuni

SIANG itu, langit tampak mendung seakan turut berduka ketika tim reporter UINJKT Online tiba dilokasi bencana jebolnya tanggul Situ Gintung, Cirendeu, Tangerang Selatan, Jumat (27/3). Kesibukan tim penolong dari berbagai pihak serta carut marutnya kondisi rumah warga akibat terseret amukan air bah Situ Gintung melengkapi suasana duka cita yang semakin mencekam.

Dari waktu ke waktu deretan nama korban jiwa dan luka-luka kian memenuhi papan-papan informasi di posko utama kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta. Para korban bencana menangis dan menjerit histeris saat melihat nama anggota mereka terpampang dalam deretan nama para korban jiwa.

Para relawan seperti tim SAR, tenaga medis, TNI, dan ormas sibuk mengevakuasi para korban. Bahkan sejumlah waratwan dari berbagai media massa pun tanpa henti mengabarkan perkembangan berita terkini di sekitar lokasi bencana.

UIN Jakarta, yang jaraknya tak jauh dari lokasi bencana, pun tidak tinggal diam. Para mahasiswa dan dosen, seperti dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), BEMU, Gerakan Pramuka, dan Ranita langsung turun ke lapangan untuk ikut dalam proses pemberian bantuan kemanusiaan. Di lokasi itu mereka selain mendirikan posko-posko darurat, juga pemberian pengobatan, makanan dan bahkan evakuasi para korban meninggal dan luka.

Mereka terlihat antusias membantu para korban, di antaranya adalah BEM Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Jurusan Kesehatan Masyarakat yang menyediakan posko khusus obat-obatan dan peralatan medis. Mereka berperan serta dalam menangani para korban luka gores dan luka tusuk akibat bencana yang hingga kini telah menewaskan lebih dari tujuh puluh jiwa yang diperkirakan akan bertambah lagi.

Dalam penanganannya mereka memanfaatkan fasilitas UIN Syahid Medical Rescue (USMR) yang tersedia secara khusus di FKIK untuk penangan dini para korban. Selain itu, untuk memberikan penangan yang lebih komprehensif, BEM FKIK juga melakukan kerja sama dengan RS UIN Syahid, RS Fatmawati, dan RSUD Tangerang dalam pengadaan obat-obatan, tenaga medis dan para medis.

Mereka mendirikan dua posko yang masing-masing terdiri dari 15 mahasiswa. Tidak hanya itu, para dosen FKIK pun turut terlibat langsung mengobati para korban.

“Hingga kini, masalah yang kami tangani baru pada para korban luka gores dan luka tusuk. Selain itu kami juga menyediakan obat anti septik, analgesik, anti biotik dan sebagainya,” tutur Giri Corakan Rojo Angkoso, salah satu tim FKIK yang saat ditemui sedang serius merawat para korban.

   

Â