Bekali Keterampilan, Mahasiswa KPI Gelar Pelatihan Jurnalistik TV

Bekali Keterampilan, Mahasiswa KPI Gelar Pelatihan Jurnalistik TV

Bogor, BERITA UIN Online – Sejumlah mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta yang tergabung dalam komunitas Jurnalis Televisi (JTV) menggelar acara Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik Televisi di Bogor, Sabtu (22/1/2022).

Pelatihan bertajuk “Rekonsiliasi Semangat Berproses Jadi Jurnalis Muda di Era Digital” itu diikuti oleh 15 peserta. Mereka adalah para anggota baru komunitas yang belum memiliki pengalaman sebagai jurnalis TV.

Materi pelatihan yang diberikan kepada para peserta meliputi teori dan praktik. Di antaranya mengenai Dasar-dasar Jurnalistik TV, Jurnalistik TV di Era Digital, Teknik Reportase dan Wawancara, Regulasi Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik, serta Teknik Menulis Naskah Berita (Script Writing).

Sementara pemateri pelatihan antara lain diisi oleh Pemimpin Redaksi BERITA UIN TV Nanang Syaikhu dan sejumlah alumni.

Menurut Koordinator Pelatihan Rafli Haryanto, kegiatan pendidikan dan pelatihan jurnalistik TV JTV diselenggarakan rutin setiap tahun. Hingga kini kegiatan pelatihan bagi anggota baru telah berjalan selama 11 tahun.

Tujuan pelatihan di antaranya untuk memberi bekal keterampilan kepada para peserta dalam memproduksi siaran TV, mulai dari perencanaan peliputan hingga menyiarkannya dalam bentuk berita, reportase, wawancara, dan talkshow.

“Keterampilan memproduksi siaran TV bagi mahasiswa KPI ini sebagai bekal tambahan saja dari yang sudah diperoleh di bangku kuiiah,” katanya.

[caption id="attachment_231258" align="alignleft" width="356"] Peserta pelatihan foto bersama pemateri dan panitia.[/caption]

Melalui pelatihan tersebut, lanjut Rafli, peserta juga diharapkan akan bekerja di dunia broadcasting dengan baik karena sudah terlatih.

Pemateri pelatihan Nanang Syaikhu mengatakan, profesi sebagai jurnalis TV saat ini sangat terbuka lebar dan banyak platform. Terlebih di era teknologi informasi yang terus berkembang.

Karena profesi jurnalis TV sekarang tak lagi menjadi domain media arus utama. Media sosial seperti platform Youtube, Instagram, dan WhatsApp, setidaknya dapat juga menjadi saluran kreativitas membuat konten video kreatif.

“Jadi, kita bisa langsung menjadi jurnalis TV dan melaporkan beragam peristiwa aktual tanpa harus sulit dan rumit,” ujarnya.

Namun, menurut Nanang, jika konten video akan dikemas dalam bentuk siaran berita, sebaiknya harus tetap mengindahkan kaidah-kaidah jurnalistik, seperti menggunakan rumus 5W+1H dan menaati Kode Etik Jurnalistik.

Jika hal itu dilakukan, berita yang dibuat akan memiliki nilai dan dapat dipercaya masyarakat karena akurat dan tepat. Hal itu berbeda dengan berita hoaks yang tanpa didasari oleh kaidah-kaidah jurnalistik secara benar. (ns)