BAMUIS dan Komunitas Pensiunan BNI Serahkan Bantuan 2,5 Ton Beras

BAMUIS dan Komunitas Pensiunan BNI Serahkan Bantuan 2,5 Ton Beras

Aula Madya, BERITA UIN Online— Badan Mal Umat Islam Bank Negara Indonesia atau BAMUIS BNI dan komunitas pensiunan BNI, Super Senior Pensiunan BNI (SSPBNI) dan Goldies BNI, menyalurkan bantuan pangan bagi mahasiswa rantau UIN Jakarta. Bantuan pangan berupa beras sebanyak 2,5 ton ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan mahasiswa menyusul makin massifnya pandemic Covid 19 dan masuknya bulan ramadhan 2020/1441 Hijriah.

Bantuan beras diserahkan langsung perwakilan BAMUIS BNI yang dipimpin Direktur Eksekutif BAMUIS BNI Drs. H. Sudirman MBA kepada Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA di Gedung Aula Madya, Rabu (22/4/2020). Serahterima bantuan disaksikan juga oleh Direktur Operasional BAMUIS BNI Yaman Bafiroes, MM, Ketua Gugus Tugas Covid 19 dr. Hari Hendarto Ph.D., Sp.PD-KEMD dan Kordinator Gugus Tugas Covid 19 sekaligus Direktur STF UIN Jakarta Prof. Dr. Amelia Fauzia MA.

Dalam pantauan BERITA UIN Online, bantuan 2,5 ton beras itu berupa beras kualitas premium. Seluruhnya dibungkus dalam karung ukuran 20 kg sebanyak 125 karung.

Bantuan pangan, jelas Sudirman, diberikan setelah pihaknya mendapat pemberitaan media massa tentang mahasiswa UIN Jakarta yang membutuhkan bantuan pangan karena terdampak pandemic Corona. Pemberitaan mendorong Yayasan BAMUS BNI maupun komunitas pensiunan BNI yang tergabung dalam komunitas Super Senior Pensiunan BNI (SSPBNI) dan Goldies BNI untuk menggalang bantuan dan menyalurkannya kepada para mahasiswa.

“Dan hari ini kami salurkan bantuan pangan 2,5 beras untuk para mahasiswa rantau UIN  Jakarta . Semoga ini bisa ikut menutup kebutuhan selama pandemic berlangsung,” katanya.

Rektor Amany yang menerima secara langsung mengaku sangat terharu sekaligus menyampaikan terimakasih kepada BAMUIS BNI dan para donaturnya. Bantuan ini sangat membantu mahasiswa rantau UIN Jakarta yang terdampak pandemik.

Pendataan yang dilakukan Gugus Tugas Covid 19 UIN Jakarta, sambungnya, mencatat beragam kesulitan para mahasiswa. Selain tidak bisa pulang ke daerah asal karena kebijakan lockdown guna meminimalkan sebaran virus Corona, mereka juga kesulitan mengakses makanan pasca banyaknya warung-warung makan yang tutup atau tak lagi mendapat kiriman keluarga setelah keluarga juga ikut terdampak pandemic.

“Kami sangat bersyukur dan terimakasih banyak atas bantuan ini. Apalagi ini untuk mahasiswa, generasi muda yang harus dijaga,” katanya.

Para mahasiswa terdampak, sambungnya, tidak hanya berasal dari daerah-daerah lain di tanah air seperti Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua, dan Sumatera. Sejumlah mahasiswa juga berasal dari berbagai negara yang juga ikut terdampak pandemic di berbagai negara asalnya.

Sementara itu, Kordinator Fundraising Gugas Covid 19 Amelia menambahkan, total mahasiswa yang kini disasar pihaknya mencapai 1256 orang, baik mahasiswa rantau asal berbagai daerah Indonesia dan mahasiswa asing. Selain makanan jadi, hal yang sangat mereka butuhkan adalah paket sembako dan kuota internet.

“Jumlahnya terus bergerak. Ini misalnya karena sebelumnya membutuhkan bantuan, lalu mereka pulang. Kita stop (bantuannya, red.). Tapi ada mahasiswa yang sebelumnya tidak mengajukan bantuan, namun karena tetap tinggal dan menemukan kesulitan akhirnya mengajukan (bantuan, red.),” katanya.

Dijelaskan Amelia, kebutuhan paket sembako karena sebagian mahasiswa UIN Jakarta ada yang tinggal di area terkena penutupan lokal sehingga menyulitkan mereka untuk mengambil bantuan makanan jadi. Sedang kuota internet dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran daring pasca diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ. (Foto: Humas/Teks: Zaenal Muttaqin)