Ahli Islam Jawa itu Berpulang

Ahli Islam Jawa itu Berpulang

Ciputat, BERITA UIN Online— Kabar duka kembali menyapa sivitas akademik UIN Jakarta menyusul wafatnya Prof. Dr. H.M. Bambang Pranowo pada Jum’at (5/1/2017) di Jakarta. Guru Besar Sosiologi Agama, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta ini wafat pukul 11.46 WIB siang setelah sempat dirawat beberapa saat karena sakit di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Selain beberapa pesan pendek yang diterima redaksi BERITA UIN Online dari beberapa murid dan koleganya, kabar wafatnya almarhum dibenarkan Dr Mulyoto Pangestu Ph.D,  salah seorang dosen di Monash University, Australia. “Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau,” katanya seperti dikutip Tribun.

Wafatnya guru besar yang dikenal ramah dan rendah hati ini menyisakan kehilangan mendalam bagi sivitas akademik UIN Jakarta. Beberapa rekan dan mahasiswanya menyampaikan belasungkawa di linimasa media sosialnya.

Tak terkecuali Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada MA. Menurutnya, wafatnya almarhum merupakan kehilangan besar bagi sivitas akademik UIN Jakarta. “Selaku pribadi dan pimpinan UIN Jakarta, saya turut berduka atas wafatnya almarhum. Semoga beliau ditempatkan oleh Allah SWT pada kedudukan yang tinggi dan mulia,” ucapnya.

Rektor menuturkan, almarhum merupakan figur pendidik dengan kedalaman ilmu dan pengalaman. Tidak hanya konsisten dalam mengajar dan membimbing mahasiswa jenjang sarjana hingga doktoral, almarhum juga banyak berkiprah di berbagai lembaga publik.

“Almarhum merupakan figur teladan, baik dalam kedalaman ilmu dan pengalaman, juga kerendahhatian sebagai seorang guru, rekan, dan kawan,” tandasnya.

Diketahui, almarhum lahir di Magelang 27 Agustus  1947. Setelah menamatkan Pendidikan Guru Agama Atas Negeri Yogyakarta tahun 1965, Bambang melanjutkan pendidikan di jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, hingga tamat di tahun 1972.

Selanjutnya, Bambang melanjutkan studi magister dan doktornya ke Department of Anthropology and Sociology, Monash University, Australia (1985-1991). Di kampus ini, ia menulis disertasi Creating Islamic Tradition in Rural Java, salah satu disertasi berpengaruh dalam kajian Islam di Jawa.

Selain mengajar di UIN Jakarta, beragam pengalaman kerja pernah dilalui almarhum. Bambang pernah menjadi rohaniawan Islam untuk para tahanan politik PKI di Pulau Buru, peneliti LP3ES, Peneliti Balai Penelitian Agama dan Kemasyarakatan Departemen Agama, Direktur Pembinaan Urusan Haji, Hingga Staf Ahli Departemen Pertahanan bidang Sosial Budaya.

Sebagai akademisi, Bambang merupakan guru besar yang produktif. Ia rajin menulis opini di berbagai media, artikel di berbagai jurnal ilmiah, dan sejumlah buku dengan tema yang menjadi concern keilmuannya seperti Stereotip Etnik, Asimilasi, Integrasi Sosial (1988), Islam Faktual: Antara Tradisi Dan Relasi Kuasa (1998), Runtuhnya Dikotomi Santri-Abangan: Refleksi Sosiologis Atas Perkembangan Islam Di Jawa Pasca 1965 (2001), Memahami Islam Jawa (2009), dan Orang Jawa Jadi Teroris (2011).

Dari beberapa karyanya, Memahami Islam Jawa merupakan salah satu karya terbaik Bambang. Melalui buku ini, penelitian Bambang turut menantang pemilahan “santri-abangan” antropolog Clifford Geertz atas masyarakat Muslim Jawa yang cukup mendominasi wacana sosial, budaya, dan politik Indonesia.

Melalui bukti-bukti etnografis, Bambang menunjukkan ketidaktepatan Geertz. Berpegang pada penelitian lapangan, penulis mendeskripsikan, membandingkan, dan menganalisis aspek-aspek kehidupan sosial-keagamaan masyarakat pedesaan Jawa yang sama sekali tidak bisa dipahami secara hitam putih dalam dikotomi santri-abangan. Tetapi menurut Bambang melalui buku ini Islam Jawa merupakan satu hal yang kompleks dan majemuk, sebuah sistem religiusitas yang tidak sekadar proses ‘mengada’ (state of being) melainkan proses ‘menjadi’ (state of becoming).

Selain aktif sebagai pejabat pemerintahan, dosen, dan guru besar, Bambang juga rajin memberikan berbagai ceramah keislaman. Tercatat, semasa hidupnya Bambang turut serta mendirikan Monash Indonesian Islamic Society, Australia.

Selamat jalan, Prof Bambang! (farah/zm)