18.000 Peserta Ujian Mandiri Akan Ikuti Tes SSE UIN Jakarta

18.000 Peserta Ujian Mandiri Akan Ikuti Tes SSE UIN Jakarta

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Sekira 18.000 peserta akan mengikuti tes masuk UIN Jakarta menggunakan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) atau online pada 26 Juli 20121 mendatang. Mereka akan bersaing untuk memperebutkan sekira 2.000 kuota kursi yang disediakan di jalur tersebut.

Demikian siaran pers Humas UIN Jakarta yang diterima BERITA UIN Online, Jumat (23/2/2021). Ada 56 program studi yang ditawarkan di jalur Ujian Mandiri (UM), baik yang bersifat keagamaan maupun umum. Namun, dalam UM kelompok peserta hanya dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok IPA (Sains dan Teknologi) dan kelompok IPS (Sosial Humaniora dan Agama).

“Tahun ini tidak ada lagi kelompok campuran (IPA/IPS/Agama) seperti tahun-tahun sebelumnya,” tulis siaran pers.

Peserta UM akan diseleksi melalui SSE.  Namun, sebelum tes berlangsung, peserta terlebih dahulu mengikuti simulasi SSE pada 22 Juli 2021. Tujuannya agar peserta dapat beradaptasi dengan SSE.

Tes SSE merupakan sistem seleksi melalui aplikasi dengan peserta berada di rumah masing-masing. Pengawasan peserta pada sistem tersebut dilakukan secara langsung (online) oleh para pengawas yang berada di beberapa pusat komputer (ruang pengawas) di sejumlah gedung di UIN Jakarta.

Tes SSE dibagi ke dalam dua sesi, yakni sesi pagi dan sesi siang. Masing-masing sesi dibagi ke dalam beberapa ruang SSE dengan masing-masing SSE berjumlah 20 peserta.

Sesi pagi mulai berlangsung pukul 07.00 WIB dan sesi siang pukul 10.00 WIB. Sementara materi soal yang diujikan meliputi pengetahuan IPA/IPS dan Tes Kemampuan Dasar (TKD).

“Tes melalui SSE merupakan alternatif baru dalam sistem ujian masuk di UIN Jakarta di tengah masa pandemik Covid-19,” lanjutnya.

Sistem tersebut juga sudah digunakan pada ujian masuk pada jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) se-Indonesia selama dua tahun terakhir. Kecanggihan SSE di antaranya peserta tetap dapat diawasi melalui kamera yang terpasang di perangkat, baik smart phone berbasis android maupun komputer jinjing.

“Kamera secara otomatis akan memotret dalam beberapa detik dan berkali-kali selama ujian berlangsung, sehingga aktivitas peserta dapat diketahui melalui tangkapan layar,” jelasnya.

Hssil tangkapan layar kemudian dapat terlihat di komputer pengawas. Jika misalnya peserta tidak tertangkap layar dengan tidak jelas, seperti tidak ada gambar atau hanya separuh wajah, panitia akan menegur langsung peserta di fitur teguran yang disediakan pada sistem. (ns)