UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Goes International:  Assessment ke 60 AUN-QA untuk Empat Program Studi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Goes International: Assessment ke 60 AUN-QA untuk Empat Program Studi

By: Kusmana

Representative of AUN-QA, Dr. Choltis Dhirathiti, AUN Deputi Director, dan delapan asesor AUN-QA melaksanakan visitasi ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 sampai 7 April 2016. Prof. Dr. Shahrir Abdullah, Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia dan Dr. Thasaneeya Ratanaroutai Nopparatjamjomras, Mahidol University, Thailand, berkunjung ke Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Prof. Dr. Tan Kay Chuan National University of Singapore dan Prof. Dr. Yahaya Md. Sam Universiti Teknologi Malaysia berkunjung ke Prodi Sejarah Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humainora,  Dr. Sany Sanuri Mohd. Mokhtar (UUM, Malaysia), dan Dr. Wichian Chutimaskul (KMUTT, Thailand), berkunjung ke Prodi Dirasah Islamiyyah, Fakultas Dirasha Islamiyyah, dan Prof Dato’Dr. Ir. Riza Atiq bin O.K.Rahmat, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Dr. Veerades Panvisavas, Mahidol University, berkunjung ke Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan. Kedatangan mereka ke sini adalah untuk memverifikasi apa yang dilaporkan empat prodi tersebut dalam Self Assessment Report (SAR) yang telah dikirim 2 bulan sebelumnya, dan untuk mengidentifikasi pemenuhan kelengkapan fasilitas yang diperlukan, kultur akademik yang dimiliki, relevansi dengan users, serta untuk melihat realitas yang ada dan bertanya langsung dengan pihak-pihak terkait.  Tujuan assessment ini adalah untuk memotret secara obyektif status kultur akademik, relevansi dengan dunia kerja, dan fasilitas yang dimiliki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya di empat prodi yang diases.

Dengan menggunakan AUN-QA 7-point Rating Scale para asesor AUN-QA melaporkan dalam acara penutupan The 60th AUN Quality Assessment for Four Study Programmes, Kamis 7 April 2016 di Ruang Diorama Aula Harun Nasution, bahwa hasil sementara asesmen 4 prodi yang dikunjungi adalah dua hal: pertama, kekuatan yang dimiliki 4 prodi tersebut, dan kedua, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya 4 prodi yang dinilai memiliki sejumlah wilayah dan kesempatan untuk meningkatkan lebih lanjut agar memiliki mutu yang diharapkan.  Dalam laporan mereka disebutkan bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki akademik kultur yang unik dan relevan dengan perkembangan modern, yaitu universitas ini mengajarkan ajaran Islam yang damai, moderat, toleran dan menghormati hak asasi manusia. Universitas ini, seperti yang terrefleksikan dalam prodi yang diases, dapat mengambil peran dalam mendesiminasikan nilai-nilai luhur tersebut. Menurut bahasa asesor, Indonesia dan juga Asean bergantung pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam hal ini. Temuan ini maknanya besar, yaitu bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki best practice filosofi perguruan tinggi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Tradisi ini dapat dirunut dari upaya awal Prof. Dr. Harun Nasution, MA., yang mentransformasi lembaga dari lembaga dakwah ke lembaga ilmiah dengan arah pendekatan modern yang bercirikan rasional dan historis. Harun Nasution bersama lainnya termasuk salah satu alumni lembaga ini Prof. Dr. Nurcholish Madjid, MA., merintis apa yang sekarang dikenal sebagai madhab Ciputat, dan bahkan Cak Nur panggilan akrab Nurcholis Madjid dianggap sebagai gerbong modernisasi Islam di Indonesia. Impetus Islam damai, moderat, toleran, dan menghargai hak asasi manusia kemudian dilanjutkan oleh penerusnya melalui tulisan-tulisan dan aktivisme pendidikan dan sosial.

Temuan penting asesor AUN-QA lainnya adalah bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti yang diwakili oleh empat prodi yang diases, telah banyak memenuhi kriteria-kriteria pemenuhan syarat dasar dan best practice asesmen AUN-QA. Pertama, asesor mendapatkan bahwa program studi yang ada telah didukung dengan sistem informasi akademik (AIS/Academic Information System). AIS dianggap penting dalam penyelengaraan pendidikan karena secara manajemen akan meningkatkan efesiensi dan efektivitas, serta visibility. Kedua, asesor menemukan bahwa evaluasi merupakan salah salah satu aspek penting dari filosofi continuous improvement -PDCA. Melalui LPM, UIN Syarif Hidayatullah telah memiliki sistem evaluasi dosen oleh mahasiswa setiap semester, disebut EDOM. Terlepas dari kekurangan yang ada dari sistem ini, adanya EDOM menunjukkan bahwa sebuah perguruan tinggi bersikap terbuka pada perbaikan, dan ini menjadi salah satu pra-syarat untuk membangun kultur akademik yang kuat. Ke tiga, asesor mengidentifikasi bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki SDM yang memadai dan qualified tapi dengan  sedikit catatan perlunya penambahan tenaga muda pada beberapa prodi untuk menjaga kesinambungan regenerasi. Ke empat, asesor memandang bahwa proses pembelajaran yang ada telah didukung dengan sejumlah perangkat yang diperluakan seperti ELO (Expected Learning Outcome), SAP, perpustakaan, laboratoriiun, kelas perkuliahan, rumah sakit, sekolah laboratorium, fasilitas e-learning, dll. Semua fasilitas tersebut sampai batas tertentu menunjukkan kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Tapi pada batas lainnya masih memerlukan penambahan, pemeliharaan, dan perbaikan. Ke lima, asesor  melihat bahwa UIN Syarif Hidayatullah  mempunyai mitra lembaga baik universitas seperti Universitas al-Azhar, maupun lembaga masyarakat atau pemerintahan dimana mahasiswa dan dosen dapat memanfaatkan untuk penelitian, pengajaran, maupun untuk pengembangan masyarakat. Ke enam asesor menemukan keunikan program yang dimiliki prodi sebagai kekuatan seperti penggunaan Bahasa Arab di kelas, pengembangan lab-lab yang berkaitan dengan domain pembelajaran prodi agama, seperti lab memandikan jenajah, lab hapalan al-Qur’an, selain lab bahasa asing.

Sementara situasi kedua, berdasarkan temuan di 4 prodi yang dinilai, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki sejumlah kesempatan untuk meningkatkan lebih lanjut agar memiliki kekuatan yang diharapkan. Pertama, perbaikan ELO agar lebih memperhatikan kesesuaian antara jenjang kemampuan mahasiswa dengan level taxonomy Bloom yang dilihat dari level semester mahasiswa. Mereka menemukan bahwa dalam ELO yang dikembangkan prodi masih terdapat kekurangpasaan penentuan kemampuan yang mesti dimiliki mahasiswa. Misalnya kemampuan untuk menganalisis sudah dibebankan kepada mahasiswa semester bawah. Kedua, asesor memandang perlunya sistem regenerasi yang jelas sehingga tidak terjadi kevakuman atau ketimpangan antara generasi senior dan junior. Misalnya ada rentang 15 sampai 20 tahun antara dosen lama dengan pengangkatan baru. Hal ini sebenarnya bukan sepenuhnya karena universitas kurang memperhatikan regenerasi. Akan tetapi sebagian karena faktor eksternal dimana pemerintah menerapkan kebijakan zero growth bagi PNS termasuk untuk dosen. Ke tiga, asesor  menemukan bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta perlu memberi perhatian yang lebih serius pada sistem  pembekalan dan peningkatan kapasitas dosen dan staff secara regular dan berjenjang. Penerapan konsep PDCA meniscayakan up dating SDM untuk mengantisipasi perubahan zaman. Saat ini dunia pendidikan sedang berlomba menyajikan jasa pendidikan yang bermutu dan responsive terhadap perkembangan zaman. Pelatihan, kursus dan pendidikan berjenjang adalah media untuk meng-upgrade SDM. Karena, asesor memandang adalah kesempatan baik sekali bagi universitas memperhatikan aspek ini dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi. Ke empat, asesor mendorong UIN Jakarta untuk meningkatkan mutu evaluasi dan revisi kurikulum  ke arah mendekatkan relevansi prodi dengan tuntutan pasar di satu sisi, dan di sisi lain ke arah pengembangan keilmuan itu sendiri. Ke lima, asesor mendorong UIN Jakarta untuk melibatkan users dalam revisi dan evaluasi kurikulum dengan segala aspeknya. Pertimbangan users diperlukan karena dapat membantu prodi merumuskan program pendidikan yang dibutuhkan di masyarakat. Ke enam, asesor mendorong UIN Jakarta untuk lebih agressif lagi menawarkan kelas internasional dengan cara meningkatkan seleksi input yang diperluas baik regional maupun global. Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini dimungkinkan untuk melakukan sosialisasi alternative yang lebih luas dan lebih efisien.

Diasesnya empat prodi UIN Syarif Hidayatullah oleh asesor AUN-QA bukanlah tanpa usaha dan persiapan. Usaha ini dimulai sejak dua pejabat LPM pada tahun 2013 mengikuti pelatihan tentang kriteria AUN-QA. Pemahaman awal melalui pelatihan tersebut kemudian dilanjutkan dengan upaya menjadikan UIN Syarif Hidayat menjadi associate member dan dilanjutkan dengan penawaran pada prodi yang ada di universitas. Akhirnya empat prodi dinyatakan siap mengikuti proses persiapan penyiapan SAR pada tahun 2014. Selepas pergantian pimpinan universitas awal tahun 2015 (6 Januari 2015), Rektor baru Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., meneruskan kebijakan rektor sebelumnya, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., dan melangkah lebih jauh. Draft SAR yang ada sebelumnya disempurnakan dan fasilitas yang perlu dibenahi dan dilengkapi sesuai dengan kriteria AUN-QA. Dalam proses penyempurnaan SAR UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belajar dari UI dan UGM. Konsultan dari UGM diminta mendampingi dan memberikan masukan. Lebih jauh, tim UIN Syarif Hidayatllah didampingi LPM melakukan kunjungan ke LPM UI untuk belajar dan berbagi pengalaman.

Untuk mempercepat proses persiapan  dan mengenalkan lebih jauh rencana universitas untuk diases oleh AUN-QA, Rektor membuat pertemuan rutin bersama dekan, wadek 4 fakultas, Tim SAR, LPM, dan unit-unit lain terkait, perminggu atau dua minggu atau per bulan  atau sesuai dengan kebutuhan dan pertemuan tersebut dinamai Coffee Morning. Dalam setiap Coffee Morning, dibahas berbagai hal yang dapat membantu menyelesaikan penyiapan secara step by step   dokumen yang diminta, fasilitas yang perlu diperbaiki, dan lingkungan yang perlu ditata. Keterlibatan semua pihak menjadi salah satu indikator kuatnya best practice penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Selanjutnya, LPM dan Tim juga menyelenggaran beberapa pertemuan dengan dosen, mahasiswa, orang tua dan atau users untuk mengenal maksud, tujuan dan manfaat diasesnya 4 prodi UIN Syarif Hidayatullah.

Secara substantif, rektor juga meminta LPM dan tim untuk mengkonsultasikan langkah-langkah yang diambil dan juga isi dari SAR. Oleh karenanya UIN Jakarta meminta Dr. Titi Savitri, dan Dr. Leni Sophia Heliani, St., MSc., konsultan dari UGM, untuk mengoreksi SAR dan memberikan tips penyempurnaan persiapan assessment AUN-QA.

Sampai laporan ini ditulis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah menerima hasil resmi untuk Prodi PAI, dan Prodi SKI dengan perolehan nilai 4.2. Universitas sedang menunggu hasil resmi assessment ke 60 dari kantor resmi agensi AUN untuk dua prodi lainnya. Melihat hasil asesmen di dua prodi, UIN Syarif Hidayatullah merasa sudah on the track bergabung dengan AUN-QA. Hal ini sesuai kebijakan nasional pemerintah Indonesia mengenai mutu PT, yaitu mendorong peningkatan mutu PT lebih lanjut setelah memenuhi kriteria dasar mutu, dan AUN-QA adalah salah satu agensi mutu yang kita pandang dapat meningkatkan lebih jauh best practice mutu PT kita, melalui upaya-upaya lebih lanjut untuk memenuhi kriteria mutu yang dirancang agensi ini.

Selanjutnya, hasil resmi asesmen ini dan catatan yang menjadi wilayah dan kesempatan bagi universitas untuk berbenah lebih baik adalah bekal untuk langkah-langkah perbaikan dan pengembangan UIN Syarif Hidayatullah lebih lanjut. Salah satu implikasi dari pengakuan agensi Internasional yang perlu ditindaklanjuti adalah penyelenggaraan kelas-kelas berbahasa Inggris di prodi-prodi yang ada di universitas. Hal ini diperlukan untuk mengakomodir kemungkinan universitas ini menerima mahasiswa international lebih banyak lagi dengan system rekrutmen yang lebih baik sehingga diperoleh mahasiswa internasional yang berkualitas dan bisa berbahasa international khususnya dari negara-negara tetangga, atau mengakomodasi keingin mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah untuk mengambil atau meneruskan kuliah di salah satu universitas di negara anggota AUN. Hal lain yang perlu ditindaklanjuti adalah pengakuan kredit prodi yang telah menerima sertifikat AUN diakui disemua universitas negara anggota AUN.

Pengakuan AUN akan mutu UIN Syarif Hidayatullah menjadi modal bagi universitas untuk meretas jalan peningkatan mutu lebih baik lagi sehingga pada akhirnya UIN Syarif Hidayatullah dapat berdampingan dengan berbagai universitas besar di dunia.

Jakarta, 21 April 2016

Kusmana Sekertaris LPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta