UIN Jakarta Fasilitasi Dosen dan Peneliti Presentasi Akademik di Kancah Nasional Maupun Internasional

UIN Jakarta Fasilitasi Dosen dan Peneliti Presentasi Akademik di Kancah Nasional Maupun Internasional

[caption id="attachment_15811" align="alignleft" width="314"] Rektor UIN Jakarta Prof Dr Dede Rosyada MA, saat memberikan sambutan pada Wisuda Sarjana Ke-103, yang berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (18-19/02), bertempat di Auditorium Harun Nasution, Kampus I UIN Jakarta.[/caption]

Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Dalam rangka merealisasikan tagline UIN Jakarta di tahun 2017 ini, maka pada sisi Globality, kami memberkan kesempatan bagi para dosen dan peneliti untuk mempresentasikan hasil risetnya di kancah nasional maupun internasional, melalui program International Conference Travel Granth.

Demikian disampaikan Rektor UIN Jakarta Prof Dr Dede Rosyada MA dalam pidatonya pada acara wisuda sarjana ke-103, di Auditorium Harun Nasution, Minggu (19/02).

Ditambahkannya, tahun ini UIN Jakarta juga melaksanakan sejumlah program yang diharap mampu mengokohkan ikhtiar penguatan tradisi akademik. Salah satu diantaranya adalah peluncuran program akselerasi guru besar yang ditarget bisa diikuti 20-an dosen sepanjang tahun ini. Diketahui, kehadiran profesor pada sebuah lembaga pendidikan tinggi, merupakan aset utama dalam pengembangan bidang keilmuan.

“Untuk program visiting professor dan research fellowship dengan mengirim profesor atau dosen kita untuk mengajar dan meneliti di kampus-kampus terbaik dunia. Sebaliknya, melalui skema yang sama, kita juga akan mengundang profesor dan dosen-peneliti terpilih dari berbagai kampus terbaik dunia untuk mengajar dan meneliti di kampus ini,” ungkapnya.

Di sisi autonomy, masih menurut rektor, UIN Jakarta diharapkan menjadi perguruan tinggi yang otonom. Otonomi diperlukan dalam usaha kita melakukan akselerasi pengembangan akademik dan kelembagaan.

“Untuk aspek ini, salah satu ikhtiar yang kita tempuh saat ini adalah mempercepat transformasi UIN Jakarta menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2013, mendefinisikan PTN BH sebagai perguruan tinggi negeri dengan status sebagai subyek hukum yang otonom,” jelas Guru Besar Metodologi Pendidikan tersebut.

Diakhir sambutannya, rektor juga menjelaskan tagline 2017 UIN Jakarta yang terakhir, yaitu Humanity. “Salah satu ikhtiar yang telah kita lakukan adalah akreditasi program studi oleh ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA). Dengan akreditasi ini, maka diharapkan para sarjana lulusan prodi bisa diterima langsung di market ASEAN. Kita berharap, tahun ini dan mendatang, jumlah prodi yang diakreditasi AUN-QA terus bertambah dari tahun lalu sebanyak empat prodi, yakni Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Dirasat Islamiyah, dan Pendidikan Agama Islam,” terang Dede.

Masih pada aspek humanity, sambung Dede, adalah bentuk penegasan komitmen UIN Jakarta memberikan peluang sebesar-besarnya bagi para mahasiswa berprestasi atau berlatar belakang ekonomi menengah bawah. Hal ini dilakukan dengan pemberian beasiswa, baik melalui anggaran UIN Jakarta maupun lembaga-lembaga donor yang mempercayakan penyalurannya kepada mahasiswa-mahasiswi UIN Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, rektor juga memberikan selamat kepada para wisudawan, orang tua, dan para pemberi beasiswa atas keberhasilan putra-putrinya menyelesaikan pendidikan di kampus UIN Jakarta ini. Rektor berharap, apa yang diperoleh selama menimba ilmu di kampus ini, dapat bermanfaat bagi kehidupan ke depan. Baik bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan, maupun nusa, bangsa dan agama. (lrf)