UIN Harus Jadi Lokomotif Dua Kutub Keilmuan

UIN Harus Jadi Lokomotif Dua Kutub Keilmuan

[caption id="attachment_11889" align="alignleft" width="216"]Gubernur Jawa Barat Dr. (H.C.) H. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si Gubernur Jawa Barat Dr. (H.C.) H. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si[/caption]

PEGURUAN tinggi keagamaan Islam seperti UIN diharapkan dapat lebih berperan dalam upaya membangun sumber daya manusia dan peradaban di masa mendatang. Bahkan kampus UIN juga dapat menjadi lokomotif bagi pengembangan keilmuan yang berbasis keislaman dan sains, serta mampu melahirkan para pemimpin masa depan yang lebih baik. Untuk membahas lebih jauh tentang peran UIN, khususnya UIN Jakarta, ke depan, berikut wawancara Nanang Syaikhu dan Zaenal Arifin dari BERITA UIN Online dengan Gubernur Jawa Barat Dr (HC) Ahmad Heryawan, Lc, MSi, seusai memberikan ceramah halal bi halal di Auditorium Harun Nasution, Jumat (15/7). Petikannya:

Bagaimana tanggapan Anda tentang peran perguruan tinggi Islam keagamaan Islam negeri (PTKIN), khususnya UIN Jakarta, ke depan dan kontribusinya terhadap pengembangan umat?

Ya tentu UIN adalah kampus negeri yang dirancang secara khusus untuk mewakili ilmu-ilmu keislaman. Begitu pesan Bung Karno Saat meresmikan beberapa IAIN di berbagai tempat, termasuk di IAIN Syarif Hidayatullah. Kemudian pada perkembangannya, kampus ini kan bermetamorfosa menjadi kampus yang lebih lengkap, yang asalnya institut berubah menjadi universitas. Tentu ketika menjadi universitas, semakin mengkokohkan label universitas yang mengakomodir seluruh jenis keilmuan yang dikolaborasikan dengan keilmuan keislaman. Oleh karena itu harapan kita ke depan, UIN menjadi lokomotif konsolidasi dua kutub ilmu, yaitu ilmu yang berbasis keagamaan dan ilmu yang berbasiskan teknologi. Saya berharap khususnya kepada UIN agar menghadirkan para lulusan yang plus, sarjana keagamaan plus pemahaman iptek yang baik dan sarjana yang menguasai iptek plus pemahamanan keagamaan yang baik. Inilah jenis generasi yang diperlukan ke depan untuk membangun peradaban yang seimbang. Harapan tersebut saya kira cocok jika disematkan kepada UIN, salah satunya adalah UIN Jakarta.

Apakah Anda selama ini sudah melihat peran dan kontribusi UIN Jakarta atau UIN lain terhadap misi keindonesiaan, keislaman, dan kemanusiaan?

Ya tentu banyak pemikir dan pemimpin lahir dari sini. Nah, ke depan nuansa kepemimpinan ini juga harus dikuasai oleh teman-teman di UIN, sebab kita tidak menginginkan semata-mata penguasaan keilmuan pada saat yang bersamaan, tetapi juga ketika ada kesempatan untuk memimpin termasuk menjadi pemimpin publik yang menguasai dua kutub keilmuan tersebut. Pembangunan yang akan dilaksanakan ke depan tentu harus pembangunan yang seimbang antara jasmani dan rohani, antara materi dan rohani dan tentu pembangunan yang berdampak sangat baik pada kehidupan yang seimbang, kehidupan yang membangun manusia seutuhnya, fisiknya dibangun, nuraninya juga harus dibangun. Itulah sebetulnya sosok kehidupan dan sosok generasi yang kita harapkan.

Oya, soal tanah Pemprov Jawa Barat di kampus 2 yang dihibahkan ke UIN Jakarta untuk kepentingan pendidikan, itu bagaimana jelasnya?

Tanah milik Pemprov Jawa Barat sudah kita dihibahkan ke UIN Jakarta untuk dikelola dan dimanfaatkan.

Untuk mekanismenya bagaimana?

Untuk mekanismenya, tentu mekanisme hibah sebagaimana telah diatur dalam perundang- undangan yang berlaku di Indonesia.

Penggunaan tanah itu sudah dikerjasamakan antara Pemprov Jawa Barat dan UIN Jakarta untu masa 30 tahun ke depan dan diperbaharui setiap tahunnya. Jika sudah dihibahkan, apakah kerja sama itu lantas dianulir?

Bukan dianulir, justru kerja samanya diperkuat dengan klausul-klausul baru. Tentu sangat wajar kalau kemudian hibah tersebut dilandasi oleh kerja sama yang tulus, saling menguntungkan kedua belah pihak. Dan tentu saja keuntungannya itu bukan keuntungan materi, tapi keuntungan masa depan, dalam bentuk generasi generasi yang mampu mengonsolidasikan dua kutub keilmuan yang saya sebut tadi.

Banyak mahasiswa asal Jawa Barat yang kuliah di UIN Jakarta. Kira-kira apakah ada kebijakan dari Pemprov Jawa Barat, misalnya, dalam pemberian beasiswa kepada mereka?

Tentu pemprov Jawa Barat punya keterbatasan dalam memberikan beasiswa. Untuk saat ini, Pemprov Jawa Barat hanya bisa memberikan beasiswa ke mahasiswa yang kuliah di wilayah Jawa Barat. Jadi soal itu barangkali tidak pas dengan UIN Jakarta, tapi tentu saja dalam nota kerja sama nanti akan dibahas ya bagaimana bentuk kerja sama beasiswanya yang memungkinkan sesuai perundangan yang berlaku di negeri ini.

Lalu, apa harapan Anda terhadap mahasiswa UIN Jakarta asal Jawa Barat itu sendiri. Apakah misalnya ada imbauan agar setelah lulus nanti mereka kembali ke kampung asal untuk membangun Jawa Barat?

Tentu harapannya pasti ya. Seseorang yang berpendidikan tinggi kemudian berprestasi tinggi dan memiliki karya karya besar ke depan, baik karya karya ekonomi maupun karya non ekonomi, saya yakin biasanya mereka pasti akan ingat kampung halaman. Jadi orang yang dididik secara baik, di mana pun mereka sukses dan berada pasti kampung halamannya akan diperhatikan. Oleh karena itu, tidak rugi secara kedaerahan, siapa pun yang dididik, di mana pun pendidikan mereka, pasti ketika sukses akan ingat kampung halaman, terlebih apabila mereka kemudian membangun kampung halamannya secara langsung. Saya kira itu lebih bagus lagi.*